This Author published in this journals
All Journal Metalurgi
Suharyanto, Ariyo
Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PELARUTAN TERAK TIMAH BANGKA MENGGUNAKAN LARUTAN NaOH [Dissolution Of Tin Slag Bangka Using NaOH Solution] Suharyanto, Ariyo; Sulistiyono, Eko; Firdiyono, F
Metalurgi Vol 29, No 3 (2014): Metalurgi Vol.29 NO.3 Desember 2014
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.91 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v29i3.291

Abstract

PELARUTAN TERAK TIMAH BANGKA MENGGUNAKAN LARUTAN NaOH. Terak timah hasil dariproses peleburan konsentrat bijih timah logam timah merupakan produk yang memiliki potensi untukdikembangkan, terutama unsur logam tanah jarang (LTJ). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui kelarutan mineral sekunder terak timah dalam larutan NaOH. Terak timah diambil dari dua tanuryaitu terak timah I dan terak timah II yang diperoleh dari proses peleburan timah tahap I dan peleburan timahtahap II yang ada di Pulau Bangka. Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan adalah terak timah I dan IIyang telah mengalami pemanasan pada temperatur 700°C dan 900°C, dan kemudian dilarutkan denganmenggunakan larutan NaOH. Padatan (residu) yang diperoleh dari percobaan pelarutan dengan NaOH kemudiandianalisa dengan XRD (x-ray diffraction) dan XRF (x-ray fluorescence). Hasil pelarutan menunjukkankandungan terak timah yang terlarut sekitar 10% berat diperoleh dari Terak II, sedangkan dari Terak I terlarutsekitar 5% berat. Hasil XRF mengidentifikasikan bahwa unsur dalam terak timah yang larut dalam larutanNaOH adalah unsur yang bersifat amfoter seperti timah, silika, alumina, titania dan zirkonia. AbstractTin slag from tin ore concentrate smelting process is a product that has the potential to be developed, especially rare earth elements (REE). Therefore, the purpose of this study is to determine the solubility of tin slag secondary minerals in NaOH solution. Tin slag taken from two tin slag furnaces such as tin slag I and II that were obtained from lead smelting process of phase I and  II in Bangka Island.In this study, the raw material used was tin slag I and II, which has been roasted at a temperature of 700°C and 900°C, and then dissolved in NaOH solution. The solids (residue) obtained from dissolution experiments with NaOH were analyzed by XRD (X-ray diffraction) and XRF (x-ray fluorescence). Dissolution results showed that the solubility of tin slag was about 10% and 5 % for tin slag II and I, respectively. XRF results indicated that elements in the tin slag dissolved in NaOH solution were amphoteric elements such as tin, silica, alumina, titania and zirconia. 
PROSES PENGAMBILAN UNSUR MANGAN DAN BESI DARI HASIL SAMPING PENGOLAHAN BIJIH MANGAN TASIKMALAYA[Extraction of Manganese and Iron From Waste Treatment of Tasikmalaya Manganese Ore] Suharyanto, Ariyo; Sulistiyono, Eko
Metalurgi Vol 30, No 3 (2015): Metalurgi Vol. 30 No. 3 Desember 2015
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.103 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v30i3.39

Abstract

Perkembangan teknologi dan isu lingkungan, serta semakin menipisnya cadangan sumberdaya mineral yangada dan mengingat masih tingginya kandungan unsur-unsur yang tertinggal dalam limbah sisa pengolahanmangan, serta pentingnya pemanfaatan mineral sekunder (daur ulang) untuk dimanfaatkan sebagai bahanbaku, maka dilakukan percobaan penelitian terkait hal ini. Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkanlimbah hasil pengolahan bijih mangan Tasikmalaya. Proses recovery untuk memperoleh unsur berhargaseperti Mn dan Fe dari limbah hasil pengolahan bijih mangan dapat dilakukan dengan beberapa tahapdiantaranya pelarutan dengan menggunakan HCl, penentuan variasi rasio penambahan massa padatan,optimasi pelarutan, serta hidrolisis menggunakan amonia. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya tingkatkelarutan yang berbeda-beda dimana pelarutan yang paling efektif diberikan pada konsentrasi atau normalitasdari HCl 6 N. Pengaruh dari massa padatan yang digunakan menunjukkan bahwa semakin banyak massapadatan yang digunakan untuk dilarutkan, maka secara keseluruhan rasionya menurun. Kondisi optimumpada tahap variasi rasio penambahan padatan ini adalah pada proses ke 5. Pada proses ini menunjukkanperbandingan komposisi asam dan aquades 2 : 3. Kandungan unsur berharga Mn dan Fe yang terambil darilimbah pengolahan bijih mangan Tasikmalaya dengan recovery sebesar 92,83% untuk Mn, sedangkan untukFe belum dapat terambil dengan sempurna dikarenakan kandungannya relatif sangat kecil.  AbstractIt was important to do this research due to development of technology and enviromental issue, reducing ofthe mineral resource with high excess of elements content in manganese waste treatment, and the beneficialof secondary mineral used for raw materials. This research concern to utilize the waste treatment ofTasikmalaya ore manganese. Recovery process to gain valuable elements such as Mn and Fe from wastetreatment of ore manganese can be done in several stages, such as dissolving into chloride acid (HCl),determination of various ratio of solid mass addition, optimation of dissolving process, and hydrolysisprocess by using ammonia.The results show different level of solubility, where the most effective dissolvingobtained in 6 N of HCl concentration. The influence of used solid mass shows that with increasing thedissolving solid mass, the ratio will decrease. The optimum condition in the various ratio of solid additionsshow in process to 5. In the 5 process reached a comparison of acid and aquades approximately around 2:3.Mn as a valuable element has revealed around 92.83%, whereas Fe has not been drawn yet during wastetreatment process due to very low content in the Tasikmalaya ore manganese.  
PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH [Dissolution Process Of Sulphate Acid And Hidrochloride Acid In Reduction Tin Slag] Sulistiyono, Eko; firdiyono, F; Suharyanto, Ariyo
Metalurgi Vol 29, No 3 (2014): Metalurgi Vol.29 NO.3 Desember 2014
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.228 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v29i3.292

Abstract

PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSITERAK TIMAH. Pada penelitian ini dilakukan uji pelarutan asam kuat terhadap terak timah yang telahdireduksi dengan menggunakan karbon pada temperatur 700°C selama dua jam. Variabel percobaan yangdigunakan adalah jenis terak, konsentrasi asam dan jenis asam. Bahan percobaan yang digunakan pada penelitianini adalah terak I yang berasal dari proses peleburan timah tahap pertama dalam tanur I dan terak II berasal dariproses peleburan timah dari terak tanur I yang dilebur dalam tanur II. Pada terak I unsur yang terbanyak adalahtimah dan besi dan terak II unsur yang paling banyak adalah kalsium dan titanium. Proses pelarutan dengan asamkhlorida maupun asam sulfat belum mampu mengambil unsur logam tanah jarang pada terak timah, baik terak Idan terak II. Oleh karena itu untuk mengambil logam tanah jarang dari terak timah diusulkan menggunakanpelarut asam yang lain seperti asam nitrat. abstractIn this research work a strong acid leaching test has been done for tin slag which has been reduced with the use of carbon at temperature of 700°C for two hours. Experimental variables are the type of slag, acid concentration and type of acid. Material experiments which are used in this study are the slag of the first stage of tin smelting process (slag I) and slag II derived from re smelting process of slag I in the second stage furnace. The most elements content in slag I are tin and iron otherwise the most element content in slag II are calcium and titanium. Hydrochloric and sulfuric acid leaching process can’t extract a rare earth metal element from both ofslag I and slag II. Therefore, to extract rare earth metals from tin slag proposed using the other acid such as nitric acid.    
PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU KALSINASI TERHADAP PERUBAHAN FASA TiO2[Effect Of Temperature And Calcination Time Of Changes In TiO2 Phase] Subagja, Rudi; Royani, Ahmad; Suharyanto, Ariyo; Andriyah, Lia; Natasha, Nadia Chrisayu
Metalurgi Vol 29, No 3 (2014): Metalurgi Vol.29 NO.3 Desember 2014
Publisher : Pusat Penelitian Metalurgi dan Material - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.95 KB) | DOI: 10.14203/metalurgi.v29i3.298

Abstract

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU KALSINASI TERHADAP PERUBAHAN FASA TiO2.Dalam makalah ini disampaikan hasil kegiatan penelitian kalsinasi TiO2 untuk membuat bahan fotokatalis TiO2,dimana bahan TiO2 yang digunakan merupakan hasil dari proses pengolahan ilmenit melalui jalur prosesdekomposisi dengan NaOH, pelarutan titan dari kalsin hasil proses dekomposisi ke dalam larutan asam sulfat,dan pengendapan TiO2. Proses kalsinasi TiO2 dilakukan pada temperatur 300°C sampai dengan 1000°C padaselang waktu 0,5 jam sampai dengan 3 Jam. Kalsin TiO2 yang dihasilkan kemudian dianalisis fasanya denganmenggunakan alat difraksi sinar-x (XRD) dan diuji sifat fotokatalitiknya untuk menguraikan zat warna methylorange dan zat warna yang terkandung dalam limbah industri tekstil. Dari hasil percobaan kalsinasi TiO2 dapatdilihat bahwa fasa anatase cenderung terbentuk pada temperatur lebih rendah dari 600°C. Kenaikan temperaturkalsinasi dari 300 °C menjadi 1000°C cenderung memperkecil terbentuknya fasa anatase, dan kalsin TiO2 yangdipanaskan pada temperatur lebih rendah dari 600°C mempunyai sifat fotokatalitik yang baik dalammenghilangkan zat warna methyl orange. AbstractIn present work, the calcinations experiments to make TiO2 catalytic material were carried out at laboratory scale. The raw material TiO2 used for experiments were prepared by ilmenite decomposition with NaOH followed with titanium dissolution from those decomposed material  into the aqueous sulfuric acid solutions, and precipitation of TiO2 from the solutions. The calcinations experiments were carried out at temperature 300°C up to 1000°C for 0,5 hours until 3 hours. The calcine from experimets were analyzed with X-Ray diffraction method and their  photocatalytic properties  were applied to decompose the methyl orange and dyes materials generated from textile industries. From the result of calcinations experiments, it was observed that anatase was formed at calcinations temperature lower than 600°C. The increase of calcinations temperature from 300°C to 1000°C  decreased the X ray intensities of anatase, and TiO2 material  heated to the temperature lower than 600°C has a better  photocatalytic  properties in  destroying  methyl orange.