Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KAJIAN SUMUR PANAS BUMI UNTUK PLTP SKALA KECIL DI LAPANGAN PANAS BUMI RANTAU DEDAP, SUMATERA SELATAN ; GEOTHERMAL WELL ANALYSIS FOR SMALL SCALE GEOTHERMAL PLANT IN RANTAU DEDAP GEOTHERMAL FIELD, SOUTH SUMATERA Herdiani, Nurita Putri; Sukaryadi, Didi; Putriyana, Lia
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 15, No 2 (2016): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan PLTP skala kecil telah dilakukan simulasi untuk sumur RD-B1 dan RD-B2 pada lapangan panas bumi Rantau Dedap untuk mengetahui kemampuan sumur dalam memasok uap. Proses simulasi sumuran dilakukan dengan menggunakan geo fluid software. Data sumur RD-1 digunakan sebagai validasi model sumur yang dikembangkan untuk perhitungan simulasi. Prinsip simulasi ini adalah menyelaraskan profil tekanan dan temperatur sumur antara hasil simulasi dengan hasil pengukuran. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan skenario pembangkit yang memiliki kapasitas penurunan tekanan reservoir 2 bar/tahun, diketahui sumur RD-1 mampu memasok uap selama 13 tahun untuk kepasitas pembangkit 3 MW. Sementara itu, sumur RD-2 dijadikan sebagai sumur injeksi.In order to support government programme in small geothermal plant development, wellbore simulation was conducted for RD-B1 and RD-B2 wells in Rantau Dedap geothermal field to identify steam supply well capacity. The wellbore simulation was done by using geo fluid software. RD-B1 well data is used as validation of well model that is developed for simulation calculation. Principal of this simulation is to match pressure and temperature profiles between simulation and measurement. Simulation results indicate that with the pressure drop by 2 bar/year scenario, the RD-B1 well can supply steam to 3 MW geothermal plant for 13 years. While the RD-2 will be dedicated as injection well.
ANALISIS KEGAGALAN MECHANICAL SEAL PADA PENGUJIAN KEBOCORAN TURBIN ORC; THE ANALYSIS OF THE MECHANICAL SEAL FAILURE AT ORC TURBINE LEAKAGE TEST Setiadanu, Guntur Tri; Gunawan, Yohanes; Sukaryadi, Didi
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 14, No 1 (2015): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mechanical seal adalah peralatan yang berfungsi untuk mencegah kebocoran pada turbin organic rankine cycle (ORC) yang bekerja dengan menggesekan permukaan o-ring tungsten karbida (WC) dan grafit (C). Terjadi kegagalan pada pengujian kebocoran mechanical seal untuk turbin ORC akibat patahnya ring tungsten karbida. Studi ini melakukan analisis kerusakan ring tungsten kabida yang patah. Hasil yang didapatkan adalah terjadi fenomena panas berlebih ketika gesekan operasi ring tungsten karbida yang tidak mampu didinginkan oleh sistem pendingin menggunakan oli SAE 40 pada saat pengujian. Dari pengujian pada ring tungsten karbida didapatkan bahwa terjadi retak akibat panas yang tinggi pada permukaan gesek ring tungsten pada lokasi dibawah garis tengah permukaan gesek.Retak tersebut diinisiasi oleh kombinasi pelemahan ikatan pada batas butir tungsten karbida, bending momen akibat laju ekspansi termal yang berbeda karena pendinginan yang tidak merata dan getaran pada permukaan gesek. Dengan naiknya temperatur, getaran dan tekanan kerja retak tersebut terpropagasi sehingga ring tungsten menjadi patah. Mechanical seal is an equipment that prevents leakage in an ORC (organic rankine cycle) turbine by utilize surface friction between tungsten carbide (WC) and graphite (C) o-rings. Failure has occurred in the testing of mechanical leakage for ORC turbine caused by tungsten carbide ring fracture. This study conducts a damage analysis of the fractured tungsten carbide ring. The result shows that there is an overheat phenomenon caused by the fraction of o-ring tungsten carbides which unable to cool off using SAE 40 cooling system. From the ring tungsten carbides test, it is known that a heat cracks has occurred below the center line of the tungsten ring friction surface. The crack is initiated by the combination of the bond weakening at the grain boundaries of tungsten carbides, the bending moments from the different rate of thermal expansion cause by unproper cooling system and vibration at friction surface. The increase of the temperature, vibration and work pressure have caused the crackto be propagated so the tungsten ring became broken.
PENGARUH PENURUNAN KARAKTERISTIK SUMBER PANAS TERHADAP KINERJA HEAT EXCHANGER DI PLTP BINER DIENG ; THE EFFECT OF DECREASED HEAT SOURCE PROPERTIES ON HEAT EXCHANGER PERFORMANCE AT DIENG BINARY POWER PLANT Setiadanu, Guntur Tri; Gunawan, Yohanes; Sukaryadi, Didi
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 15, No 2 (2016): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena penurunan nilai karakteristik temperatur dan tekanan telah terjadi pada sumber panas PLTP biner Dieng. Pada studi ini dilakukan perhitungan model matematis dan termodinamika menggunakan software Engineering Equation Solver (EES) dan NIST Refprop untuk memprediksi pengaruh penurunan karakteristik sumber panas terhadap kemampuan heat exchanger dan efisiensi total dari sistem biner ORC. Hasil dari perhitungan akan dibandingkan dengan data aktual yang diperoleh dari pengujian sistem PLTP biner. Simulasi menunjukkan bahwa penurunan sumber panas mengakibatkan turunnya semua nilai parameter tekanan, temperatur dan laju alir dari n-pentane yang pada akhirnya akan menurunkan nilai kerja mekanik turbin dan listrik yang dihasilkan dibandingkan dengan desain awal. Laju n-pentane optimal dari simulasi desain adalah 0,9 kg/s, dengan tekanan kerja 6 bar, dan kalor perpindahan panas yang diterima n-pentane dari sumber adalah 419,51 kW dengan potensi untuk menggerakkan turbin sebesar 28,15 kW. Hasil pengujian aktual pada PLTP biner Dieng didapatkan bahwa nilai optimal laju n-pentane adalah 0,5 kg/s, kalor perpindahan panas sebesar 255,39 kW, tekanan kerja 6 bar dan potensi untuk menggerakkan turbin sebesar 12,31 kW. Perbedaan nilai kerja turbin antara hasil simulasi dengan percobaan aktual disebabkan oleh nilai input brine optimal saat percobaan di lapangan tidak bisa mencapai nilai optimal saat disimulasikan, akibat adanya pressure drop dan heat loss pada pipa heat exchanger sehingga laju n-pentane yang teruapkan juga turun. A decreased in temperature and pressure properties of heat source waste brine has occurred at Dieng binary geothermal power plant. This study performed mathematical models and thermodynamic calculations using EES and NIST Refprop software to predict the effect of decreased heat source brine to the heat exchanger capability and the total efficiency of the ORC binary system. Simulation’s results will be compared with actual data obtained from experiment at Dieng binary geothermal power plant. The results showed that a decrease in the heat source resulting values declining in all parameters, i.e. pressure, temperature and flow rate of n-pentane, moreover it will reduced the turbine mechanical work and electricity produced while compared with the initial design. Optimal mass rate of n-pentane from the simulation is 0,9 kg / s, with a working pressure of 6 bar, and heat transfer value received from source brine to n-pentane is 419,51 kW, predicted work turbine is 28,15 kW. Actual experiment on Dieng binary geothermal power plant show the optimal value of n-pentane mass rate is 0,5 kg / s, heat the heat transfer amounted to 255,39 kW, 6 bar working pressure and turbine work that can be produced is 12.31 kW. Those differences were due to the pressure drop and heat loss in the heat exchanger.
ASPEK ENDAPAN (SCALING) PADA RENCANA PLTP SIKLUS BINARI DI LAPANGAN PANAS BUMI DIENG, JAWA TENGAH Sukaryadi, Didi
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 12, No 1 (2013): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Endapan (scaling) merupakan masalah yang sering ditemukan pada pembangkit listrik siklus binari, dikarenakan temperatur limbah air panas bumi (brine) yang digunakan sebagai sumber energi sudah pada titik kritis saturasinya, sehingga jika terjadi penurunan tekanan akan mudah sekali terbentuk endapan. Oleh karena itu sebelum digunakan untuk membangkitkan listrik perlu diketahui potensi dan kondisi-kondisi yang dapat mempercepat terjadinya endapan sebagai dasar untuk pengoperasian PLTP Siklus binari. Perhitungan potensi terjadinya endapan (silika, anhidrit dan kalsit) dari brine yang direncanakan akan digunakan sebagai sumber energi pada PLTP siklus binari dilakukan pada kondisi tekanan reservoir kemudian di flash ke tekanan 9,86 bar, 7 bar, 4 bar, dan 1,2 bar. Pengambilan sampel brine dilakukan di PAD sumur HCE-28 dan PAD sumur HCE-7. Hasil analisis dan perhitungan mengindikasikan bahwa potensi terjadinya endapan silika (SiO2) sebesar 140 mg/kg air, anhidrit (CaSO4) sebesar <50 mg/kg air dan tidak berpotensi terjadi endapan kalsit (CaCO3). Penambahan asam sulfat menyebabkan meningkatnya potensi endapan anhidrit, sebaiknya sebelum diinjeksikan kembali ke dalam reservoir pH brine dinormalkan dengan menambahkan NaOH. Scaling is a problem that often found in binary cycles power plant, because the temperature of brine is used as an energy source already at saturation pressure, so if there is a pressure drop will aeasily precipitate. Therefore before using it to generate electricity, the potential and conditions that may accelerate the occurance of sediments as the basis for the operation of the binary cycles power plant is needed to know. Calculation of scaling potential (silica, anhidrite or calcite) from brine which will be used as energy source on binary cycle was done at reservoir pressure condition then were flashed to pressure of 9,86 bar, 7 bar, 4 bar, and 1,2 bar. Brine sampling was done on PAD well HCE-28 PAD well HCE-7. The result of analyzing and calculation indicate that scaling potential are 140 mg/kg water for silica, less than 50 mg/kg water for anhydrite (CaSO4) and calcite (CaCO3) will not deposited. Additional of sulfuric acid causes to increase potential of anhydrite, therefore before reinjection brine into reservoir pH brine should be normalized by additional of NaOH.
ANALISIS KANDUNGAN ENERGI FLUIDA PANAS BUMI ENTALPI RENDAH Sukaryadi, Didi
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 10, No 1 (2011): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi sumber daya panas bumi entalpi rendah (<150oC), yang cocok untuk membangkitkan listrik lebih besar dari pada sumber daya panas bumi entalpi tinggi (>150oC) dikarenakan reservoir panas bumi dengan sistim ini tersebar luas dan dijumpai di kedalaman yang dangkal. Denganperkembangan teknologi siklus binari menjadikan sistim entalpi rendah lebih komersial untuk pembangkitkan daya listrik. Di Indonesia, sumber daya panas bumi entalpi rendah belum dikembangkan secara ekstensif untuk membangkitkan listrik. Saat ini sistim entalpi rendah ini hanya digunakan untuk aplikasi pemanfaatan langsung seperti proses pengeringan, terapi, spa dan lain sebagainya. Dalam tulisan ini energi yang terkandung dalam fluida panas bumi entalpi rendah dihitung dan akan dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin kapasitas skala kecil. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa efisiensi siklus adalah 8,42%