Studi tentang emisi antropogenik merkuri dari pembakaran energi Indonesia dilakukan berdasarkan perhitungan data tahunan konsumsi energi. Studi ini hanya difokuskan pada konsumsi bahan bakar batubara, minyak dan biomasa dari tahun 1990 sampai dengan ttahun 2005. Sampai dengan tahun 2005, pembakaran biomasa tetap menjadi kontributor utama emisi merkuri. Pada tahun 1990, kontribusi pembakaran biomasa, minyak dan batubara masing-masing sebesar 65%, 25% dan 10%. Di tahun 2005, kontribusi pembakaran biomasa menurun menjadi 38%, sedangkan kontribusi minyak dan batubara naik menjadi 27% dan 35%. Dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2005, total emisi merkuri tahunan sektor energi Indonesia meningkat dari 4,89 ton menjadi 9,89 ton. Dan secara kumulatif, sektor energi Indonesia telah mengemisikan lebih dari 110 ton merkuri ke atmosfer.; A Study on anthropogenic mercury emission of Indonesia energy combustion was carried out which based on calculation of the annual energy consumption data and emission factor. Data which was analyzed ranged from 1990 to 2005 data. The Study was focused on three fuel types, i.e. coal, oil and biomass. Until 2005, biomass was still the main contributor of mercury emission. In 1990, contribution of biomass, oil and coal combustions are 65%, 25% and 10% respectively. In 2005, contribution of biomass combustion decreases to 38% and those of coal and oil increase to 35% and 27% respectively. Totally, emission of mercury in 1990 was 4.89 tons and 9.89 tons in 2005. Cumulatively, Indonesian energy sector has emitted more than 110 tons of mercury to the atmosphere.;