Lega, Fransiskus Sales
Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FILSAFAT POLITIK KANT DAN RELEVANSINYA BAGI PERLINDUNGAN MARTABAT MANUSIA Lega, Fransiskus Sales
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol 8 No 1 (2016): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : STKIP Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2016/36

Abstract

Abstract: Political Philosophy of Kant and its Relevance For the Protection of Human Dignity. This article is aimed to explore the concept of political philosopy addressed by Kant. Immanuel Kant is a political philosopher who is very much concerned with  human dignity in  his political philosophy. Politics is an inherent part of human life. No man is apolitic. By politics human being is able to humanize himself and others. Kant emphasized that human is a being with dignity. If politics is undestood as an instrument for humanizing human being, so politics never dehumanize human dignity. On the other hand, it plays a significant role in protecting human dignity. According to Kant, protection to human dignity can be guaranteed by state and  republican constitution and the progress of  international partnership toward everlasting peace, which is free from exploiting war as an instrument of achieving it.Key words: political philosophy, human dignity, state, dan perpetual peaceAbstrak: Filsafat Politik Kant dan Relevansinya Bagi Perlindungan Martabat Manusia. Politik merupakan bagian yang inheren dari kehidupan segenap umat manusia. Tidak ada manusia yang apolitis. Melalui politik manusia mampu memanusiakan diri dan sesamanya.  Kant menegaskan bahwa manusia adalah mahkluk yang bermartabat. Jika politik dilihat sebagai sarana untuk memanusiakan manusia, maka politik tidak pernah boleh melecehkan martabat manusia. Politik harus memainkan peranan penting dalam melindungi martabat manusia. Immanuel Kant adalah filsuf politik yang menempatkan martabat manusia pada pusat filsafat politiknya. Menurut Kant, perlindungan terhadap martabat manusia dapat dijamin oleh negara-negara dan konstitusi yang berbentuk republikan dan  kemajuan  kerjasama internasional demi terciptanya perdamaian abadi tanpa menggunakan perang sebagai sarana mencapainya.Kata kunci: filsafat politik, martabat manusia, negara, dan perdamaian abadi
MENINGKATKAN KECERDASAN BERDEMOKRASI MELALUI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BASIS GEREJANI BAGI WARGA DESA BULAN, KABUPATEN MANGGARAI Fransiskus Sales Lega
Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2019): Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jrt.v2i2.388

Abstract

Demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang menganut sistem demokrasi. Gerakan reformasi 1998 telah membawa perubahan yang signifikan bagi sistem demokrasi di Indonesia. Salah satu implementasinya adalah desentralisasi kekuasaan. Implikasinya adalah rakyat lebih mudah mengontrol pelaksanaan kekuasaan oleh para wakilnya. Idealisme seperti ini terjadi bila masyarakat memiliki pengetahuan yang memadai dan kesadaran yang tinggi tentang perannya dalam membangun bangsa dan negara. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak warga negara yang belum memiliki pengetahuan yang memadai dan kesadaran tanggung jawabnya yang tinggi dalam membangun bangsa dan negara. Dari survei awal ditemukan bahwa masyarakat Dusun Bung dan Desa Bulan, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur kurang memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang demokrasi atau politik. Kurangnya pengetahuan dan rendahnya kesadaran tentang demokrasi atau politik sangat berbahaya bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Kenyataan seperti ini dapat melanggengkan dominasi elit. Rakyat tidak mampu menjalankan perannya secara optimal, bahkan mereka bisa menjadi instrument politik para elit. Karena itu perlu ada upaya yang serius untuk mengatasinya. Untuk mengatasi hal ini, Tim PkM STKIP Santu Paulus menawarkan kegiatan pembedayaan Komunitas Basis Gerejani (KBG) untuk meningkatkan kecerdasan politik atau demokrasi. Pemberdayaan ini dilakukan dengan jalan memberikan pendididikan politik dan memperkuat asset-aset Komunitas Basis Gerejani sebagai suatu gerakan sosial. Hasilnya adalah pengetahuan dan kesadaran politik atau demokrasi meningkat, terlibat aktif dalam pemilihan umum, ada komitmen yang tinggi untuk menolak politik uang, ada kesadaran baru tentang perlunya keterlibatan dalam mengontrol kekuasaan, dan munculnya kesadaran baru tentang eksistensi KBG yang tidak hanya sebagai wadah pembetukan iman, tetapi juga wadah gerakan sosial masyarakat akar rumput.
MARTABAT MANUSIA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT MORAL IMMANUEL KANT Fransiskus Sales Lega
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 7 No. 1 (2015): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.445 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v7i1.24

Abstract

Diskursus tentang manusia merupakan salah satu tema sentral dalam filsafat. Immanuel Kant, yang sangat dipengaruhi oleh gerakan pencerahan, menempatkan manusia sebagai perhatian utama dalam studi filosofisnya. Dalam etika atau filsafat moral, manusia dipandang sebagai orang yang berakhir dengan sendirinya. Martabat manusia didasarkan pada konsep ini. Selain itu, martabat manusia bukan prinsip moral, tetapi sumber prinsip moral. Konsep ini memiliki implikasi bahwa manusia tidak bisa menjadi instrumen atau benda untuk mencapai tujuan lainnya. Kita harus memberikan respek kepada manusia. Dalam artikel ini, penulis ingin memperkenalkan filsafat moral Kant dalam diskursus tentang pada manusia.
FILSAFAT POLITIK KANT DAN RELEVANSINYA BAGI PERLINDUNGAN MARTABAT MANUSIA Fransiskus Sales Lega
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 8 No. 1 (2016): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.463 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v8i1.69

Abstract

Politik merupakan bagian yang inheren dari kehidupan segenap umat manusia. Tidak ada manusia yang apolitis. Melalui politik manusia mampu memanusiakan diri dan sesamanya. Kant menegaskan bahwa manusia adalah mahkluk yang bermartabat. Jika politik dilihat sebagai sarana untuk memanusiakan manusia, maka politik tidak pernah boleh melecehkan martabat manusia. Politik harus memainkan peranan penting dalam melindungi martabat manusia. Immanuel Kant adalah filsuf politik yang menempatkan martabat manusia pada pusat filsafat politiknya. Menurut Kant, perlindungan terhadap martabat manusia dapat dijamin oleh negara-negara dan konstitusi yang berbentuk republikan dan kemajuan kerjasama internasional demi terciptanya perdamaian abadi tanpa menggunakan perang sebagai sarana mencapainya.
POTRET DIALOG ANTARAGAMA PEDAGANG KATOLIK DAN MUSLIM DI PASAR INPRES RUTENG Fransiskus Sales Lega; Marianus Supar Jelahut
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 13 No. 1 (2021): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jpkm.v13i1.691

Abstract

Dialogue is a way of being in the Church in a world characterized by religious and cultural diversity. This study aims to explore the interreligious dialogue of the traders at the Inpres Ruteng market. This research is urgent because the Inpres Ruteng market is a miniature of religious pluralism. This research uses a qualitative approach. The main instruments in collecting data were in-depth interviews and observations. The findings of this study indicate that two types of dialogue have been practiced by traders in Ruteng Inpres market, namely the dialogue of life and dialogue of works. These two types of dialogue have become part of the way of life of Catholic and Muslim traders in the Ruteng Inpres market. Two types of dialogue that have not yet appeared are the dialogue of faith experience and the theological dialogue. It is hoped that the strength of the dialogue on life and the dialogue of work is expected to be the strength to create a holistic and integral transformation in the lives of traders in the Ruteng Inpres market. Based on the findings of this study, the following two recommendations should be made. First, faith dialogue and theological dialogue need to be developed in order to build an adequate understanding of the uniques of the teachings of other religions. Developing a dialogue of faith and theological dialogue needs to be facilitated by the leaders of each religion. Second, further research is expected to focus on efforts to portray potential conflicts in the relationship between Catholic traders and Muslims in the Inpres Ruteng market. This is important so that the planning of preventive steps to prevent conflict can be done properly and measured.