Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh suplementasi zinc terhadap perbaikan klinis penderita laryngopharyngeal reflux disease Pramana, Chrisma; Muyassaroh, Muyassaroh; Antono, Dwi
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol 44, No 2 (2014): Volume 44, No. 2 July - December 2014
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.318 KB) | DOI: 10.32637/orli.v44i2.94

Abstract

Latar Belakang: Laryngopharyngeal Reflux Disease (LPRD) menyebabkan kerusakan mukosa laring dan faring.  Zinc adalah kelompok zat gizi mikro yang berperan dalam inhibisi terhadap sekresi asam lambung, pembentukan carbonic anhidrase, dan reepitelisasi. Tujuan: Mengetahui pengaruh suplementasi zinc pada perbaikan klinis penderita LPRD. Metode: Penelitian eksperimental dengan pre-post test randomized control trial pada penderita LPRD di klinik THT-KL RSUP Dr. Kariadi yang memenuhi kriteria penelitian. Kelompok kontrol diberikan omeprazol dan plasebo, sedangkankelompok perlakuan diberikan omeprazol dan zinc. Pemberian terapi dilakukan selama 4 minggu kemudian dianalisis skoring Reflux Symptom Index (RSI) dan Reflux Finding Score (RFS) sebelum terapi dan sesudah terapi pada kedua kelompok. Analisis data dengan uji Wilcoxon dan independent t test. Hasil: Sampel sebanyak 27 penderita, kelompok kontrol 13 orang, dan kelompok perlakuan 14 orang. Skor RSI sebelum terapi pada kelompok kontrol 22,92±6,982, sedangkan pada kelompok perlakuan19,57±6,136 (p=0,223). Skor RFS sebelum terapi pada kelompok kontrol 10,46±2,367, sedangkan pada kelompok perlakuan 10,86±2,983 (p=0,767). Skor RSI sesudah terapi pada kelompok kontrol 15,92±8,893, sedangkan pada kelompok perlakuan 9,07±6,294 (p=0,034). Skor RFS sesudah terapi pada kelompok kontrol 6,54±1,808, sedangkan pada kelompok perlakuan 4,54±2,240 (p=0,024). Kesimpulan: Suplementasi zinc berpengaruh pada perbaikan klinis penderita LPRD. Perbaikan klinis penderita LPRD yang diberikan suplementasi zinc lebih baik dibanding tanpa suplementasi zinc. Kata kunci: Reflux Symptom Index, Reflux Finding Score, zinc ABSTRACTBackground: Laryngopharyngeal Reflux Disease (LPRD) could cause mucosal damage on larynx and pharynx. Zinc is microsubstance which has a role as inhibiting factor to gastric acid, carbonic anhidrase establishment, and reepitelization. Objective: The study aimed to know the effect of zinc onLPRD patient’s clinical improvement. Methods: Experimental study with pre-post test randomized control trial on LPRD patients in ENT center RSUP Dr. Kariadi. Control group was prescribed omeprazole and placebo,while interventioned group was prescribed omeprazole and zinc. The treatment was conducted for 4 weeks, and Reflux Symptom Index (RSI) and Reflux Finding Score (RFS) were analyzed before and after treatment for both groups. Data were analyzed with Wilcoxon’s test and independent t-test. Result: The sample was 27 patients, consisted of 13 patients in control group and 14 patients in interventioned group. RSI score before theraphy on control group was 22,92±6,982, on interventioned group 19,57±6,136(p=0,223). RFS score on control group 10,46±2,367, on interventioned group 10,86±2,983 (p=0,767). RSI after theraphy on control group 15,92±8,89,3 while on interventioned group 9,07±6,294 (p=0,034). RFS score after theraphy on control group 6,54±1,808, while on interventioned group 4,54±2,240 (p=0,024). Conclusion: This study found that zinc supplementation had an effect on clinical improvement on patients with LPRD. Clinical improvement on LPRD patients who got zinc supplementation was found better than without zinc supplementation.Keywords: Reflux Symptom Index, Reflux Finding Score, Zinc
Faktor risiko kejadian disfagia pada penderita keganasan kepala dan leher yang menjalani kemoradiasi Febriani, Ridha Patria; Antono, Dwi; Budiarti, Rery; Muyassaroh, Muyassaroh
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol 46, No 1 (2016): Volume 46, No. 1 January - June 2016
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.316 KB) | DOI: 10.32637/orli.v46i1.148

Abstract

Latar belakang: Disfagia akibat kemoradiasi merupakan efek samping yang banyak ditemui. Angkakejadian disfagia dilaporkan lebih dari 50%. Faktor risiko terjadinya disfagia akibat kemoradiasi belumdiketahui secara pasti.Tujuan: Membuktikan bahwa usia, stadium, lokasi primer tumor, jenis kemoterapi,dan riwayat merokok merupakan faktor risiko terjadinya disfagia pada penderita keganasan kepala danleher (KKL) yang menjalani kemoradiasi.Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain potonglintang. Subjek adalah penderita KKL yang menjalani kemoradiasi. Penentuan status disfagia denganpemeriksaan 100 ml WST (Water Swallowing Time). Usia, stadium, lokasi primer tumor, jenis kemoterapi,dan riwayat merokok diperoleh dari anamnesis dan rekam medis. Analisis statistik menggunakan uji chisquare dan regresi logistik.Hasil: Didapatkan 75 subjek penderita KKL yang menjalani kemoradiasi.Empat puluh delapan (64%) subjek mengalami disfagia dan 27 subjek memiliki fungsi menelan yangnormal. Jenis kelamin lebih banyak laki-laki sebesar 61,3%. Stadium tumor (p=0,047) dan riwayat merokok(p=0,010) merupakan faktor risiko kejadian disfagia pada penderita KKL yang menjalani kemoradiasi.Usia (p=0,718), lokasi tumor (p=0,770), dan jenis kemoterapi (p=0,736) bukan merupakan faktor risikokejadian disfagia pada penderita KKL yang menjalani kemoradiasi.Kesimpulan: Usia, lokasi primertumor, dan jenis kemoterapi bukan merupakan faktor risiko kejadian disfagia pada penderita KKL yangmenjalani kemoradiasi. Stadium dan riwayat merokok merupakan faktor risiko kejadian disfagia padapenderita KKL yang menjalani kemoradiasi. Riwayat merokok merupakan faktor yang paling berperanterhadap kejadian disfagia pada penderita KKL yang menjalani kemoradiasi. Kata kunci: Kemoradiasi, disfagia, faktor risiko, keganasan kepala dan leher ABSTRACTBackground: Dysphagia following chemoradiotherapy is an adverse effect often encountered, theincidence was reported over than 50%. The risk factors for dysphagia following chemoradiotherapy are stilldisputable. Objective: To investigate whether age, stage, primary tumor location, type of chemotherapy,and smoking history were risk factors for dysphagia in patients undergoing chemoradiotherapy forhead and neck malignancy. Methods: This was an observational analytic study with cross sectionaldesign. The subjects were patients undergoing chemoradiotherapy for head and neck malignancies.Each subject performed 100 ml WST examination, to determine the status of dysphagia. Parametersof age, stage, primary tumor location, type of chemotherapy, and smoking history were obtained frommedical records. Statistical tests performed using the Chi square test and logistic regression. Results:The incidence of dysphagia following chemoradiotherapy were 48 subjects (64%) and 27 subjects hadnormal swallowing function. Tumor stage (p= 0,047) and smoking history (p=0,01) were the risk factorsfor dysphagia following chemoradiotherapy, while age (p=0,718), the location of the primary tumor (p=0,770) and the type of chemotherapy (p=0,736) were not found as the risk factors for dysphagia followingchemoradiotherapy. Conclusion: Age, primary tumor location, and type of chemotherapy were not riskfactors for dysphagia following chemoradiotherapy, but the stage of tumor and smoking history wererisk factors for dysphagia following chemoradiotherapy. The most influencing factor on the incidenceof dysphagia was smoking history. Keywords: Chemoradiation, dysphagia, risk factor, head and neck malignancy Alamat korespondensi: Rery Budiarti, email: rerybudiarti@yahoo.comDepartemen IKTHT-KL FK Undip/RSUP Dr. Kariadi Jl. Dr. Sutomo 16 Semarang, 50231.