Claim Missing Document
Check
Articles

CITRONELLAL FROM CITRONELLA OIL BY WAY OF VARYING THE MIXING VELOCITIES AND THE ADDITIONS OF SODIUM BISULFITE Muyassaroh, Muyassaroh
Jurnal Teknik Kimia Vol 6, No 1 (2011): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v6i1.82

Abstract

At present the efforts to develop the cultivation of citronella oil has been given special attentionby the Indonesian Government. From various kinds of volatile crop kinds, one that is potential to bedeveloped is fragrant lemon grass. The fragrant lemon crops, fragnant lemongrass, which is a grasscrop which belongs to the group called Cymbogon nardus, is one that has great potensial to bedeveloped, The Technology used to produce volatile oil consist of 3 methods: pressing, solventextraction, and distillation. This research aims is to isolation Citronellal from Citronella Oil. In thisresearch the method used was refining the vapour and the water, followed by isolating citronellal fromcitronella oil and adding natrium bisulfite solution. This addition was aimed at acquiring the maximumlevel of citronellal that could be used as an active material for termiside or bakterial medicines. Theresearch result showed that the best quality of citronella was acquired when the Natrium Bisulfiteaddition was 20 gram, and the mixing velocity 150 rpm, producing 40.26% level of geraniol with adensity of 0,8867 gram/ml.Key words: Isolation, Natrium Bisulfite, Cymbopogan Winterianus, Sitronellal
DISTILLASI DAUN KAYU PUTIH DENGAN VARIASI TEKANAN OPERASI DAN KEKERINGAN BAHAN UNTUK MENGOPTIMALKAN KADAR SINEOL DALAM MINYAK KAYU PUTIH Muyassaroh, Muyassaroh
Jurnal Teknik Kimia Vol 10, No 2 (2016): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v10i2.536

Abstract

Minyak kayu putih merupakan salah satu jenis minyak atsiri khas Indonesia. Minyak ini diketahui memiliki banyak khasiat, baik untuk pengobatan luar maupun pengobatan dalam sehingga banyak dibutuhkan oleh berbagai kalangan masyarakat. Sineol merupakan komponen utama penyusun minyak kayu putih. Besarnya kadar sineol menetukan kualitas minyak kayu putih. Semakin tinggi kadar sineol maka akan semakin baik kualitas minyak kayu putih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui rendemen dan kadar sineol dari setiap perlakuan bahan yaitu daun kayu putih segar, layu,dan kering dengan tekanan operasi 0,5;1;1,5;2 dan 2,5 kg/cm2. Bahan baku yang digunakan adalah daun kayu putih (Melaleuca leucadendron Linn) kuncup merah dengan metode destilasi uap selama 4 jam. Dari hasil penelitian diperoleh kualitas minyak kayu putih terbaik pada variable daun kering dengan tekanan 2 kg/cm2. Rendemen 0,638 % dan kadar sineol 91,50%.
MINYAK KENCUR DARI RIMPANG KENCUR DENGAN VARIABEL JUMLAH PELARUT DAN WAKTU MASERASI Hudha, Mohammad Istnaeny; Daryono, Elvianto Dwi; Muyassaroh, Muyassaroh
Jurnal Teknik Kimia Vol 8, No 1 (2013): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v8i1.706

Abstract

Minyak kencur merupakan pendatang baru dalam dunia industri minyak atsiri. Komponen terbesar yang terkandung dalam minyak kencur adalah etil para metoksisinamat. Kandungan tersebut mempunyai banyak manfaat dan juga memiliki nilai ekonomi tinggi. Minyak kencur dapat dihasilkan dari rimpang kencur (Kempferia Galanga L.) yang telah dibuat menjadi serbuk kencur dengan metode maserasi menggunakan pelarut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kondisi operasi terbaik dari pengambilan minyak kencur sehingga dilakukan penelitian terhadap jumlah pelarut dan waktu maserasi  dengan cara merendam serbuk kencur menggunakan pelarut etanol 95% dan variasi jumlah pelarut (240mL, 320mL dan 400 mL) serta waktu maserasi (1, 2, 3, 4, dan 5 hari). Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi operasi optimal terdapat pada maserasi hari ke empat dengan jumlah pelarut sebanyak 400 mL yang ditandai dengan terbacanya pada hasil analisa menggunakan GC-MS bahwa komponen etil para metoksisinamat terdapat pada peak ke lima dengan luas area sebesar 77,74%.
Pengaruh suplementasi zinc terhadap perbaikan klinis penderita laryngopharyngeal reflux disease Pramana, Chrisma; Muyassaroh, Muyassaroh; Antono, Dwi
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol 44, No 2 (2014): Volume 44, No. 2 July - December 2014
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.318 KB) | DOI: 10.32637/orli.v44i2.94

Abstract

Latar Belakang: Laryngopharyngeal Reflux Disease (LPRD) menyebabkan kerusakan mukosa laring dan faring.  Zinc adalah kelompok zat gizi mikro yang berperan dalam inhibisi terhadap sekresi asam lambung, pembentukan carbonic anhidrase, dan reepitelisasi. Tujuan: Mengetahui pengaruh suplementasi zinc pada perbaikan klinis penderita LPRD. Metode: Penelitian eksperimental dengan pre-post test randomized control trial pada penderita LPRD di klinik THT-KL RSUP Dr. Kariadi yang memenuhi kriteria penelitian. Kelompok kontrol diberikan omeprazol dan plasebo, sedangkankelompok perlakuan diberikan omeprazol dan zinc. Pemberian terapi dilakukan selama 4 minggu kemudian dianalisis skoring Reflux Symptom Index (RSI) dan Reflux Finding Score (RFS) sebelum terapi dan sesudah terapi pada kedua kelompok. Analisis data dengan uji Wilcoxon dan independent t test. Hasil: Sampel sebanyak 27 penderita, kelompok kontrol 13 orang, dan kelompok perlakuan 14 orang. Skor RSI sebelum terapi pada kelompok kontrol 22,92±6,982, sedangkan pada kelompok perlakuan19,57±6,136 (p=0,223). Skor RFS sebelum terapi pada kelompok kontrol 10,46±2,367, sedangkan pada kelompok perlakuan 10,86±2,983 (p=0,767). Skor RSI sesudah terapi pada kelompok kontrol 15,92±8,893, sedangkan pada kelompok perlakuan 9,07±6,294 (p=0,034). Skor RFS sesudah terapi pada kelompok kontrol 6,54±1,808, sedangkan pada kelompok perlakuan 4,54±2,240 (p=0,024). Kesimpulan: Suplementasi zinc berpengaruh pada perbaikan klinis penderita LPRD. Perbaikan klinis penderita LPRD yang diberikan suplementasi zinc lebih baik dibanding tanpa suplementasi zinc. Kata kunci: Reflux Symptom Index, Reflux Finding Score, zinc ABSTRACTBackground: Laryngopharyngeal Reflux Disease (LPRD) could cause mucosal damage on larynx and pharynx. Zinc is microsubstance which has a role as inhibiting factor to gastric acid, carbonic anhidrase establishment, and reepitelization. Objective: The study aimed to know the effect of zinc onLPRD patient’s clinical improvement. Methods: Experimental study with pre-post test randomized control trial on LPRD patients in ENT center RSUP Dr. Kariadi. Control group was prescribed omeprazole and placebo,while interventioned group was prescribed omeprazole and zinc. The treatment was conducted for 4 weeks, and Reflux Symptom Index (RSI) and Reflux Finding Score (RFS) were analyzed before and after treatment for both groups. Data were analyzed with Wilcoxon’s test and independent t-test. Result: The sample was 27 patients, consisted of 13 patients in control group and 14 patients in interventioned group. RSI score before theraphy on control group was 22,92±6,982, on interventioned group 19,57±6,136(p=0,223). RFS score on control group 10,46±2,367, on interventioned group 10,86±2,983 (p=0,767). RSI after theraphy on control group 15,92±8,89,3 while on interventioned group 9,07±6,294 (p=0,034). RFS score after theraphy on control group 6,54±1,808, while on interventioned group 4,54±2,240 (p=0,024). Conclusion: This study found that zinc supplementation had an effect on clinical improvement on patients with LPRD. Clinical improvement on LPRD patients who got zinc supplementation was found better than without zinc supplementation.Keywords: Reflux Symptom Index, Reflux Finding Score, Zinc
Faktor risiko kejadian disfagia pada penderita keganasan kepala dan leher yang menjalani kemoradiasi Febriani, Ridha Patria; Antono, Dwi; Budiarti, Rery; Muyassaroh, Muyassaroh
Oto Rhino Laryngologica Indonesiana Vol 46, No 1 (2016): Volume 46, No. 1 January - June 2016
Publisher : PERHATI-KL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.316 KB) | DOI: 10.32637/orli.v46i1.148

Abstract

Latar belakang: Disfagia akibat kemoradiasi merupakan efek samping yang banyak ditemui. Angkakejadian disfagia dilaporkan lebih dari 50%. Faktor risiko terjadinya disfagia akibat kemoradiasi belumdiketahui secara pasti.Tujuan: Membuktikan bahwa usia, stadium, lokasi primer tumor, jenis kemoterapi,dan riwayat merokok merupakan faktor risiko terjadinya disfagia pada penderita keganasan kepala danleher (KKL) yang menjalani kemoradiasi.Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain potonglintang. Subjek adalah penderita KKL yang menjalani kemoradiasi. Penentuan status disfagia denganpemeriksaan 100 ml WST (Water Swallowing Time). Usia, stadium, lokasi primer tumor, jenis kemoterapi,dan riwayat merokok diperoleh dari anamnesis dan rekam medis. Analisis statistik menggunakan uji chisquare dan regresi logistik.Hasil: Didapatkan 75 subjek penderita KKL yang menjalani kemoradiasi.Empat puluh delapan (64%) subjek mengalami disfagia dan 27 subjek memiliki fungsi menelan yangnormal. Jenis kelamin lebih banyak laki-laki sebesar 61,3%. Stadium tumor (p=0,047) dan riwayat merokok(p=0,010) merupakan faktor risiko kejadian disfagia pada penderita KKL yang menjalani kemoradiasi.Usia (p=0,718), lokasi tumor (p=0,770), dan jenis kemoterapi (p=0,736) bukan merupakan faktor risikokejadian disfagia pada penderita KKL yang menjalani kemoradiasi.Kesimpulan: Usia, lokasi primertumor, dan jenis kemoterapi bukan merupakan faktor risiko kejadian disfagia pada penderita KKL yangmenjalani kemoradiasi. Stadium dan riwayat merokok merupakan faktor risiko kejadian disfagia padapenderita KKL yang menjalani kemoradiasi. Riwayat merokok merupakan faktor yang paling berperanterhadap kejadian disfagia pada penderita KKL yang menjalani kemoradiasi. Kata kunci: Kemoradiasi, disfagia, faktor risiko, keganasan kepala dan leher ABSTRACTBackground: Dysphagia following chemoradiotherapy is an adverse effect often encountered, theincidence was reported over than 50%. The risk factors for dysphagia following chemoradiotherapy are stilldisputable. Objective: To investigate whether age, stage, primary tumor location, type of chemotherapy,and smoking history were risk factors for dysphagia in patients undergoing chemoradiotherapy forhead and neck malignancy. Methods: This was an observational analytic study with cross sectionaldesign. The subjects were patients undergoing chemoradiotherapy for head and neck malignancies.Each subject performed 100 ml WST examination, to determine the status of dysphagia. Parametersof age, stage, primary tumor location, type of chemotherapy, and smoking history were obtained frommedical records. Statistical tests performed using the Chi square test and logistic regression. Results:The incidence of dysphagia following chemoradiotherapy were 48 subjects (64%) and 27 subjects hadnormal swallowing function. Tumor stage (p= 0,047) and smoking history (p=0,01) were the risk factorsfor dysphagia following chemoradiotherapy, while age (p=0,718), the location of the primary tumor (p=0,770) and the type of chemotherapy (p=0,736) were not found as the risk factors for dysphagia followingchemoradiotherapy. Conclusion: Age, primary tumor location, and type of chemotherapy were not riskfactors for dysphagia following chemoradiotherapy, but the stage of tumor and smoking history wererisk factors for dysphagia following chemoradiotherapy. The most influencing factor on the incidenceof dysphagia was smoking history. Keywords: Chemoradiation, dysphagia, risk factor, head and neck malignancy Alamat korespondensi: Rery Budiarti, email: rerybudiarti@yahoo.comDepartemen IKTHT-KL FK Undip/RSUP Dr. Kariadi Jl. Dr. Sutomo 16 Semarang, 50231.
DIMENSI GENDER DALAM NOVEL GELANG GIOK NAGA (KAJIAN SASTRA FEMINIS) Muyassaroh, Muyassaroh
Martabat: Jurnal Perempuan dan Anak Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : IAIN Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14150.806 KB) | DOI: 10.21274/martabat.2017.1.2.323-350

Abstract

Gender is the role diversifications, functions, and responsibilities between men and women that formed by social construction and may change with the times. The violence affecting women is mainly due to gender bias in the society. Literature can be used as an effective medium to fight for gender equality as results of discrimination, oppression, marginalizing the position of women because of patriarchal culture in society. Women writers try to fight for their rights to be equal to men through the female figure imagery creation who are struggling to gain the recognition. This is what the goal of liberal feminism seeks to eliminate discrimination and social inequality on gender mainly lies in education and employment. The female characters in Gelang Giok Naga novel get discriminatory treatment as a result of famialism which only positions women as wives, house wives, and mothers so that there is a role gap.   Kata kunci: gender, novel, sastra, kajian feminisme
PEMBUATAN LILIN AROMA TERAPI BERBASIS BAHAN ALAMI Minah, Faidliyah Nilna; Poespowati, Tri; Astuti, Siswi; Muyassaroh, Muyassaroh; Kartika, Rini; Elvianto, Elvianto; Hudha, Istnaeny; Rastini, Endah Kusuma
Jurnal Industri Inovatif Vol 7 No 1 (2017): INDUSTRI INOVATIF - JURNAL TEKNIK INDUSTRI
Publisher : PRODI TEKNIK INDUSTRI S1 ITN MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam hayati sehingga dijuluki negara agraris namun sampai saat ini masih belum bisa memanfaatkan sumberdaya hayati secara optimal, salah satunya tanaman penghasil minyak atsiri. Indonesia menghasilkan 40–50 jenis tanaman penghasil minyak atsiri dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan di dunia dan baru sebagian dari jenis minyak atsiri tersebut yang memasuki pasar dunia, diantaranya nilam, sereh wangi, gaharu, cengkeh, melati, kenanga, kayu putih, cendana, dan akar wangi. Melihat akan hal ini, potensi usaha melalui ekstrak minyak atsiri tanaman sangat terbuka lebar. Salah satu metode sederhana dan peluang usaha yang sangat bagus adalah mengekstrak minyak atsiri dari tanaman dan hasilnya dapat dimodifikasi menjadi aroma terapi. Untuk objek dasar dari terciptanya aroma terapi adalah lilin. Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan bakar padat,dimana lilin yang digunakan adalah juga merupakan bahan dari alam yaitu lilin lebah. Dengan demikian lilin aroma terapi yang dihasilkan pada penelitian ini adalah yang ramah lingkungan.
HUBUNGAN PAPARAN INHALASI KARBON MONOKSIDA DENGAN FUNGSI PENGHIDU (STUDI ANALITIK OBSERVASIONAL PADA PEKERJA TUKANG SATE DI KOTA SEMARANG) Nanadiwardhana S, M. Nabil Tsalatsaputra; Belladonna, Maria; Muyassaroh, Muyassaroh
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.793 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21497

Abstract

Latar belakang: Fungsi penghidu atau indra penciuman merupakan salah satu indra yang dimiliki oleh manusia yang berfungsi sebagai penciuman suatu bau. Gangguan pada fungsi penghidu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu penyebab gangguan fungsi penghidu yaitu paparan polusi udara gas karbon monoksida. Salah satu sumber karbon monoksida adalah dari arang.Tujuan: Menganalisis hubungan lama paparan dengan gangguan fungsi penghidu pada pedagang sate.Metode: Penelitian observasional analitik yang dilakukan pada 30 pedagang sate di kota Semarang dengan metode penelitian cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan UPSIT (University of Pennsylvania Smell Identification Test). Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji chi square.Hasil: Dari 30 responden didapatkan tiga responden yang terpapar ≤ 5 tahun mengalami anosmia dan satu responden mengalami mikrosmia. Responden yang terpapar > 5 tahun didapatkan sebanyak 26 responden, sebelas diantaranya mengalami anosmia dan lima belas responden mengalami mikrosmia. Dari analisis chi square, tidak ada hubungan yang bermakna antara lama paparan dengan fungsi penghidu (p = 0,222).Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama paparan dengan fungsi penghidu.
Pengaruh Hemodialisis Terhadap Kejadian Kurang Pendengaran Sensorineural Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Ulfa, Loriana; Muyassaroh, Muyassaroh; Naftali, Zulfikar; Arwanto, Arwedi; Murbani, Ita
Majalah Kedokteran Bandung Vol 48, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.479 KB) | DOI: 10.15395/mkb.v48n2.763

Abstract

Kurang pendengaran sensorineural (KPSN) dapat terjadi pada kasus gagal ginjal kronik (GGK) yang dilakukan hemodialisis (HD). KPSN akibat HD terjadi pada berbagai frekuensi. Faktor yang diduga dapat mempengaruhi adalah usia, hipertensi, diabetes melitus (DM). Menganalisis pengaruh HD terhadap kejadian KPSN pada penderita GGK. Penelitian kohort pada 52 penderita GGK yang memenuhi kriteria inklusi. Terdiri dari dua kelompok, 26 penderita GGK mendapat HD dan 26 penderita GGK tanpa HD. Kelompok HD dilakukan pemeriksaan timpanoaudiometri sebelum HD dan setelah HD III. Kelompok tanpa HD dilakukan pemeriksaan timpanoaudiometri dalam waktu yang sama. Data usia, hipertensi, DM diperoleh dari rekam medik. Analisis menggunakan uji Chi-Square. Didapatkan 30,7% penderita KPSN dari kelompok HD, terdiri dari 26,9% derajat ringan dan 3,8% derajat sedang. Rerata penurunan NAP adalah 8,13 ± 5,30. Tidak didapatkan KPSN pada kelompok tanpa HD. Hemodialisis berpengaruh terhadap kejadian KPSN (p=0,004). Usia (p=0,084), hipertensi (p=0,215), DM (p=0,683) tidak berpengaruh terhadap kejadian KPSN. Hemodialisis berpengaruh terhadap kejadian KPSN. Usia, hipertensi dan DM tidak berpengaruh terhadap kejadian KPSN. [MKB. 2016;48(2):98–104]Kata kunci: Gagal ginjal kronik, hemodialisis, kurang pendengaran sensorineuralThe Effect of Hemodialysis on Sensorineural Hearing Loss in  Chronic Renal Failure PatientsSensorineural hearing loss (SNHL) can occur in patients with chronic renal failure (CRF) who receive hemodialysis (HD). SNHL is caused by hemodialysis occured in any frequency. The factors affect the disease include, among others, age, hypertension, and diabetes mellitus (DM).  The effect of hemodialysis onSNHL occurrence in patients with CRF was analyzed in this study. It was a cohort study on 52 patients with CRF who met the inclusion criteria. The sample consists of two groups, 26 patients with CRF who received hemodialysis and 26 patients with CRF who did not received hemodialysis. Timpanoaudiometry was performed on HD group (patient with HD) before the first HD and after the third HD. Timpanoaudiometry was performed on HD group (patient without HD) at the same time with  the first group. The data on age, hypertension, and DM were obtained from medical records. The results were analyzed with Chi-Square test. It was found that 30.7% SNHL patients  were in the HD group consisting of 26.9% mild degree patients and 3.8% moderate degree patients . Mean of hearing threshold decrease was 8.13 ± 5.30. There was no patient with SNHL in the non-HD group. Analysis with Chi-Square test showed that hemodialysis affects SNHL occurrence (p=0.004). Age (p=0.084), hypertension (p=0.215), and DM (p=0.683) do not affect SNHL occurrence. It is concluded that hemodialysis affects SNHL occurrence whileage, hypertension, and DM do not. [MKB. 2016;48(2):98–104]Key words: Chronic renal failure, hemodialysis, sensorineural hearing loss
EUGENOL DARI DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE STEAM-HYDRO DISTILLATION MICROWAVE DENGAN VARIASI PERLAKUAN BAHAN DAN DAYA OPERASI Sari, Nungki Merinda; Elsania, Farin; Muyassaroh, Muyassaroh
Jurnal Teknik Kimia Vol 14, No 2 (2020): JURNAL TEKNIK KIMIA
Publisher : Program Studi Teknik Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jurnal_tekkim.v14i2.2026

Abstract

Pengambilan Eugenol dari daun cengkeh menjadi upaya untuk memanfaatkan daun cengkeh yang kerap kali dianggap sebagai sampah dan tidak memiliki nilai jual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan minyak atsiri dari daun cengkeh dengan variasi perlakuan bahan dalam memperoleh yield dan randemen yang maksimal dan mengetahui daya operasi dalam proses Steam Hydro Destilation Microwave. Metode yang digunakan untuk pengambilan Eugenol dari daun cengkeh yaitu metode Steam Hydro Destilation Microwave. Berdasarkan analisa, rendemen terbaik yaitu sebesar 1,65% didapatkan pada daya 260 watt dan pada perlakuan bahan diangin-anginkan. Kadar terbaik didapatkan pada perlakuan bahan yakni diangin anginkan dan pada daya 260 watt yaitu 92,67%. Sedangkan pada daya 230 watt, kadar Eugenol belum mencapai optimal dan pada daya 290 watt kadar Eugenol menurun dari hasil optimal. Daya operasi dan perlakuan bahan mempengaruhi kadar Eugenol yang dihasilkan karena pada daya tertentu Eugenol mencapai titik optimal dan perlakuan bahan yang paling baik adalah yang sedikit mengandung air. Kata kunci: Daun Cengkeh; Daya; Eugenol; Steam Hydro Destilation Microwave; Perlakuan Bahan. DOI : https://doi.org/10.33005/jurnal_tekkim.v14i2.2026
Co-Authors Aidha, Fakhriyyah Asmay Akla Akla Al Masyrukhi, Nanang Arrahman Alfadilla, Aisyah Alfiansyach, Ari Aminuyati Angraini, Hani Nur Anitarakhmi Handaratri Annabila, Zulfa Nida Asma Antono, Dwi Antono, Dwi Arsita, Cynthia Arwanto, Arwedi Asri Masitha Arsyati Asthika, Ismiar Azka, Aditya Fadillah Azzahra, Zulfa Aditya Budiarti, Rery Budiarti, Rery Budiarti, Rizqi Putri Nourma Cahyani, Nastiti Dwi Chite, Lavatee Dewi, Anna Mailasari Kusuma Dewi, Nila Santia Dylan, Moatti Elsania, Farin Elvianto Dwi Daryono Elvianto, Elvianto Endah Budi Permana Putri Endah Kusuma Rastini Fahriani, Dita Karisma Faidliyah Nilna Minah Farikha, Laiyin Farokah, Farokah Febriani, Ridha Patria Fitriyanti, Silvia Harimbi Setyawati Haryantin, St. Hendro Purnomo Heru Muryawan Ika Mardiyanti Ilyas, M Indhirawaty, Helvia Yugi Indri Rahmawati Kartika, Rini Krishnasari, Erneza Dewi Kusumaningrum, Lely Larassati, Galuh Ayu Latifatunnadhiroh, Muntik Liemiyah, Rikha Lirans Tia Kusuma Makki, Abd Aziz Maria Belladonna, Maria Marliyawati, Dwi Maya Damayanti Meilani, Susan Mohammad Istnaeny Hudha Mufida, Choirotul Muhammad Yusuf Muhammad, Fathimah Azzahra Mukhlisin, Muhammad Khoirul Murbani, Ita Mustafiyanti, Mustafiyanti Nabiilah, Nabiilah Nanadiwardhana S, M. Nabil Tsalatsaputra Noviani, Dwi Nugroho, Nur Iman Nur Hidayanto Pancoro Setyo Putro Nurajizah, Hanifah Nurul Ulfatin Pramana, Chrisma Prameswari, Sekar Natasya Pratomo, Santo Mudha Pujo Widodo, Pujo Putri , Mesi Pramesia Putri, Aldila Rahmita Rachmawati, Nurul Aisyah Rahma Yunita, Rahma Rahmah, Sitalaila Rahmi, Rizki Nur Ramayanti, Rizka Ridwan, Ridwan Rofiana, Reine Ruspita, Dian Ayu Salsabila, Frida Samudra, Raihan Ahmad Sari, Nungki Merinda sayuti, fajri imam Siswi Astuti Situmorang, Rosanti Putri Subekti, Rohmatullah Sudiyatno Sudiyatno Syafiqurrahman, Syafiqurrahman Thahirah, Aisyah Tri Lestari Tri Poespowati Ulfa, Loriana Vaiza, Vira Amelia Jenylaf Willy Yusmawan, Willy Yunika, Kanthi Zalukhu, Putri Krisdayanti Zulfikar Naftali, Zulfikar