Euis Anih
Universitas Mandiri

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ECOPRENEURSHIP EDUCATION BERBASIS PRAKARYA DALAM KURIKULUM 2013 Anih, Euis
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang Vol. 1 No. 1 (2015): Vol. 1, No. 1, Desember 2015
Publisher : STKIP Subang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.904 KB) | DOI: 10.36989/didaktik.v1i1.17

Abstract

In 2020-2030 an estimated 70 % of Indonesia's population of productive age. This is an opportunity that needs to be optimized through education so that it appears ecopreneurship new entrepreneurs who care about the environment in anticipation of not match jobs with people who need a job (as an employee). This paper describes the concept ecopreneurship education, the urgency of ecopreneurship education, and implementation craft-based ecopreneurship education in the curriculum of 2013. Based on the results of the study are known to still craft curriculum subjects that need to be improved because there is less and less environmentally friendly in accordance with ecopreneurship. Ecopreneurship education is the use of content-based craft subjects as substance entrepreneurship education (intra and extracurriculum) combined with the concept of environmental awareness in entrepreneurship that will produce eco-friendly crafts, eco-innovation, eco- resources, and eco- commitment.
TINGKAT KETERBACAAN WACANA PADA BUKU PAKET KURIKULUM 2013 KELAS 4 SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN FORMULA GRAFIK FRY Anih, Euis; Nurhasanah, Nesa
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang Vol. 1 No. 2 (2016): Vol. 1 No. 2, Juni 2016
Publisher : STKIP Subang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.493 KB) | DOI: 10.36989/didaktik.v1i2.24

Abstract

Readability are all elements that exist in the text (including the interaction between text) that affect the success of the reader in understanding the material they read on the speed reading is optimal. Measure the readability of a discourse needs to be done by educators to the material presented on target. There are many ways to measure the readability level of discourse, one formula Fry Graph. Fry Graph formula is quite popular because the procedure is easy. Curriculum 2013, the government issued textbooks thematic. This study aims to determine the readability level of discourse using the formula Fru Graph in this thematic books, especially books Elementary School 4th grade thematic themes ?Indahnya Kebersamaan? and ?Selalu Menghemat Energi?. This study is a descriptive analysis method, namely: based on readability formulas introduced by Edward Fry, who became known as "Fry Graph". Fry suggests that the main factor affecting the readability of a discourse or book there are two things, namely the length of the short sentence and word, difficulty level is also characterized by the number of syllables that make up each word in the discourse. Based on these results take the number of discourses that were sampled were 14 themes for ?Indahnya Kebersamaan? and 10 pieces for the theme ?Selalu Berhemat Energi. The discourse is measured based on the steps of the Fry graph readability formula. The results using Fry graphs readability formula to conclude that the book theme package ?Indahnya Kebersamaan? more suitable for level 7, 8, and 9. While on the theme?Selalu Berhemat Energi? more suitable for level 1, 2, and 3.
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANSFERRING (REACT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA Anih, Euis; Mutmainah, Nita
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang Vol. 5 No. 2 (2019): Vol. 5 No. 2 Desember 2019
Publisher : STKIP Subang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.924 KB) | DOI: 10.36989/didaktik.v5i2.99

Abstract

ABSTRAK Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif. Salah satunya dengan menggunakan strategi pembelajaran Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi REACT lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa pada kelas VIII SMP Negeri di daerah Subang. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain berbentuk pretest-posttest dengan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Satu kelas sebagai kelas eksperimen (diberikan strategi pembelajaran REACT) dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri di daerah Subang kabupaten Subang, Tahun Pelajaran 2019-2020 dengan sampel adalah kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol. Materi yang dipilih adalah koordinat kartesius. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan koneksi matematis siswa, angket dan lembar observasi. Instrumn berupa soal yang berbentuk uraian sebanyak empat butir soal, 18 pernyataan berbentuk angket, lembar observasi kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Intrumen diolah menggunakan Software Microsoft Excel 2013 dan Software Minitab for Windows Version 19.0. Hasil penelitian setelah dianalisis menunjukkan bahwa dengan taraf signifikansi  adanya peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa pada kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya memperoleh strategi pembelajaran REACT lebih tinggi daripada kelas kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran dengan pendekatan biasa (saintifik). Berdasarkan analisis terhadap angket, siswa memberikan respon positif terhadap pelajaran matematika, maupun strategi REACT. Maka, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran REACT dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa.
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS UNTUK PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA Anih, Euis; Nurlaela, Nurlaela
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang Vol. 6 No. 1 (2020): Volume 6, Nomor 1, Juni 2020
Publisher : STKIP Subang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.901 KB) | DOI: 10.36989/didaktik.v6i1.116

Abstract

Kemampuan pemahaman konsep merupakan salah satu tuntutan kurikulum yang perlu dicapai. Rendahnya pemahaman dan penguasaan konsep-konsep matematika salah satunya disebabkan oleh faktor siswa hanya menghafal konsep bukan dipahami dan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran terkesan kurang menyenangkan bahkan membosankan. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Geams Tournaments siswa diharapkan tidak hanya menghafal konsep matematika tetapi betul-betul memahami konsep yang sedang dipelajari. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: 1) mengetahui pencapaian kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah menggunakan kooperatif tipe TGT lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran cara konvensional, 2) mengetahui peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT dan yang memperoleh pembelajaran konvensional, 3) mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Data dikumpulkan dari tes kemampuan pemahaman konsep matematika siswa berupa soal uraian dan angket siswa. Angket diberikan kepada seluruh siswa kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain kelas eksperimen yaitu Pretes-Treatment-Postest sedangkan kelas kontrol yaitu Pretest-Postest. Dari hasil analisis data dengan taraf signifikan α = 0,05 menunjukan bahwa pencapaian kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan kooperatif tipe TGT lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan kooperatif tipe TGT lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Peningkatan pemahaman konsep matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan kooperatif tipe TGT teramasuk kategori sedang, sedangkan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional peningkatannya termasuk kategori rendah. Berdasarkan hasil analisis respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT menunjukan bahwa siswa bersikap positif terhadap pembelajaran matematika dengan kooperatif tipe TGT.
PENERAPAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP-IT ALAMY SUBANG Euis Anih
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 5 No. 2 (2020): Volume 5 Nomor 2 Desember 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v5i2.3534

Abstract

This research is about learning mathematics by distance learning which is intended as an effort to improve the ability to understand concepts in mathematics learning. The purpose of this study was to determine the increase in the conceptual understanding of students who received mathematics learning by distance learning, and to determine students' attitudes towards learning mathematics by distance learning. The research method used was Expo Facto research. The independent variable in this study is distance learning and the dependent variable is the students' ability to understand mathematical concepts. The research subjects were students of SMP-IT Alamy Subang. The instruments used in this study were test and non-test instruments. The test instrument for students' ability to understand mathematical concepts is in the form of descriptions and non-tests in the form of an attitude scale questionnaire. The data analysis technique used is quantitative data and qualitative data using SPSS 20 for Windows and Microsoft Excel software. By using inferential statistics with a significance level of 5% shows an increase in students' ability to understand mathematical concepts by distance learning. To see students' attitudes towards distance learning, a Likert scale is used. The results of qualitative data concluded that almost all students gave negative responses to learning mathematics by distance learning.
MANAJEMEN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM DI PERGURUAN TINGGI BERBASIS KOMPETENSI Euis Anih
JUDIKA (JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA) Vol 3 No 1 (2015): JUDIKA (JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA)
Publisher : Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.103 KB)

Abstract

Sistem pendidikan terdiri dari input, proses, output, dan outcome. Input terdiri dari mahasiswa, dosen, dan fasilitas. Proses terdiri dari kurikulum, kegiatan belajar mengajar, administrasi dan penilaian. Output terdiri lulusan dengan kompetensi tertentu, dan produk penelitian serta pengembangan. Outcome merupakan dampak lulusan dan produk perguruan tinggi terhadap lingkungan lokal, nasional, regional maupun internasional. Implementasi kebijakan pengembangan kurikulum di perguruan tinggi sudah berjalan sesuai dengan konsep yang direncanakan. Manajemen kurikulum Perguruan Tinggi dalam mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang mengacu pada KKNI dalam meningkatkan mutu pendidikan yang secara umum dari hasil penelitian terdahulu dikatakan bahwa pengelolaan manajemen PT belum maksimal; kompetensi dosen dan mutu pembelajaran masih rendah. Berdasarkan alasan tersebut tumbuh keinginan penulis untuk mengkaji lebih mendalam sejauh mana pelaksanaan manajemen yang dilakukan Perguruan Tinggi dalam upaya memberdayakan semua komponen lembaga pendidikan untuk menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi serta memperbaiki mutu pendidikan  kearah yang lebih baik sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kata kunci: Kurikulum, Berbasis Kompetensi
MODERNISASI PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MEMASUKI ABAD 21 Euis Anih
JUDIKA (JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA) Vol 4 No 2 (2016): JUDIKA (JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA)
Publisher : Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.404 KB)

Abstract

Perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat di era globalisasi saat ini tidak berpengaruh terelakkan di dunia pendidikan. Permintaan global memerlukan pendidikan untuk selalu terus-menerus menyesuaikan dengan upaya pengembangan teknologi dalam meningkatkan kualitas pendidikan, terutama penyesuaian penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)  untuk pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Memasuki abad ke- 21 TIK kini sangat merasa perlu dan pentingnya untuk belajar peningkatan kualitas. Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi menyediakan cakupan yang luas, cepat, efektif, dan efisien untuk penyebaran informasi ke berbagai belahan dunia. Kecenderungan perubahan dan inovasi dalam dunia pendidikan terus terjadi dan berkembang dalam memasuki abad ke-21 sekarang. Perubahan tersebut meliputi: mudah untuk mencari sumber belajar, lebih banyak pilihan untuk digunakan dan penggunaan TIK, meningkatnya peran media dan multimedia dalam kegiatan pembelajaran, waktu belajar yang lebih fleksibel, penggunaan pembelajaran berbasis komputer, komputer dibantu instruksi, penggunaan media televisi/ video, mobile learning, e-learning, sistem manajemen pembelajaran, kurikulum on-line, e-library, model pembelajaran dengan pembelajaran sistem individual, kompetensi patokan terutama bukan dari institusi sekolah yang dengan ijazah, melainkan dikembangkan melalui standarisasi, akreditasi, dan sertifikasi oleh kelompok profesional.Kata Kunci: Modernisasi Pembelajaran,  Teknologi Informasi dan Komunikasi
PENDEKATAN METAKOGNISI SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN MATEMATIKA Euis Anih
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 6 No. 1 (2021): Volume 6 Nomor 1 Juni 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v6i1.4235

Abstract

Pembelajaran yang menantang siswa untuk mengomunikasikan gagasannya akan membuat siswa berusaha menyelesaikan permasalahan yang dialaminya dalam pembelajaran matematika, akan tetapi kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan serta memecahkan permasalahannya sangat tergantung pada kesadarannya tentang apa yang diketahuinya dan bagaimana melakukannya hal ini berkaitan dengan kesadaran metakognisinya. Metakognisi merupakan kesadaran berpikir kita sehingga kita dapat melakukan tugas-tugas khusus, dan kemudian menggunakan kesadaran ini untuk mengontrol apa yang kita kerjakan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: 1) mengetahui pencapaian kemampuan komunikasi matematika siswa setelah menggunakan Pendekatan metakognisi dibndingkan dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional, 2) mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan metagognisi dan yang memperoleh pembelajaran konvensional, 3) mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metakognisi. Data dikumpulkan dari tes kemampuan komunikasi matematika siswa berupa soal uraian dan angket siswa. Angket diberikan kepada seluruh siswa kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran metakognisi. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain kelas eksperimen yaitu Pretes-Treatment-Postest sedangkan kelas kontrol yaitu Pretest-Postest. Dari hasil analisis data dengan taraf signifikan α = 0,05 menunjukan bahwa pencapaian kemampuan komunikasi matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan metakognisi lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognisi lebih baik dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan kooperatif tipe TGT teramasuk kategori sedang, sedangkan siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional peningkatannya termasuk kategori rendah. Berdasarkan hasil analisis respon siswa terhadap pembelajaran metakognisi menunjukan bahwa siswa bersikap positif terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan metakognisi.