Pendidikan sejatinya adalah usaha sadar yang dilakukan untuk suatu perubahan ke arah yang lebih baik, berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, dan cakap, akan tetapi fakta menunjukan bahwa perilaku para pelajar yang merupakan produk dari pendidikan jauh dari apa yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui pandangan Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani terhadap tujuan pendidikan Islam. 2). Untuk mengetahui pandangan Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani terhadap strategi pembelajaran pendidikan Islam. 3). Untuk mengetahui pandangan Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani terhadap kurikulum pendidikan Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis). Metode analisis isi adalah teknik yang digunakan peneliti untuk mempelajari isi dokumen dan menemukan karakteristik pesan serta menarik suatu kesimpulan. Setelah penulis mengadakan penelitian dengan metode di atas, memperoleh hasil bahwa: 1). Tujuan pendidikan Islam menurut Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani adalah membentuk kepribadian Islam serta membekalinya dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan. 2). Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menyebutkan bahwa strategi pembelajaran pendidikan Islam yaitu bahwa kurikulum pendidikan hanya satu yaitu wajib berlandaskan akidah Islamiyah. Tidak boleh digunakan kurikulum selain kurikulum negara. Tidak ada larangan untuk mendirikan sekolah-sekolah swasta selama mengikuti kurikulum negara dan berdiri bedasarkan strategi pendidikan yang di dalamnya terealisasi politik dan tujuan pendidikan. Hanya saja pendidikan di sekolah itu tidak boleh bercampur baur antara laki-laki dengan perempuan baik di kalangan murid maupun guru. Juga tidak boleh dikhususkan untuk kelompok, agama, mazhab, ras atau warna kulit tertentu. 3). Menurut Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani kurikulum pendidikan wajib berlandaskan akidah Islamiyah. Mata pelajaran serta metodologi penyampaian pelajaran seluruhnya disusun tanpa adanya penyimpangan sedikikitpun dalam pendidikan dari asas tersebut.