Arofah, Suhaela
Akademi Keperawatan Setih Setio Kabupaten Bungo, Jambi

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

APGAR score, Bayi berat lahir re PERBEDAAN NILAI APGAR SCORE BAYI BERAT LAHIR RENDAH CUKUP BULAN DAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH TIDAK CUKUP BULAN Arofah, Suhaela
SCIENTIA JOURNAL Vol 8 No 1 (2019): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : SCIENTIA JOURNAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/scj.v8i1.405

Abstract

Tingkat kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator kemajuan suatu Negara dalam bentuk pelayanan kesehatan (Prawirohardjo, 2005). Namun, Bayi Baru Lahir (BBL) yang mengalami masalah akan berpotensi mengancam jiwanya (Depkes, 2010). Oleh sebab itu  penilaian awal pada bayi harus segera dilakukan, sebab bayi yang tidak cukup bulan sering terancam bahaya maut khususnya jika kelahiran bayi terlalu awal. Salah satu penilaian yang dilakukan yaitu nilai Apgar, umumnya dilaksanakan pada 1 menit pertama 5 menit kedua sesudah bayi lahir. Penelitian ini dilakukan pada bayi dengan berat lahir rendah yang cukup bulan dan bayi dengan berat lahir rendah tidak cukup bulan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode komparatif  yang bertujuan untuk melihat perbedaan nilai Apgar score BBLR cukup bulan dan tidak cukup bulan. Hasil dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik T independen. Instrumen penelitian dilakukan menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata nilai Apgar score bayi baru lahir rendah 5,19 dengan standar deviasi 1,610. Dari estimasi interval bahwa 95% rata-rata Apgar score BBLR 4,83 sampai dengan 5,55. Umur kehamilan cukup bulan rata-rata 5,68 sebanyak 37, umur kehamilan tidak cukup bulan rata-rata 4,76 sebanyak 42 dengan P value 0,011. Penilaian Apgar score pada masing-masing bayi dengan BBLR cukup bulan dan BBLR tidak cukup bulan memiliki nilai Apgar score yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Penilaian Apgar score agak rendah biasanya ditemukan pada beberapa bayi baru lahir, terutama bayi yang lahir dari ibu hamil dengan resiko tinggi, SC, atau ibu yang memiliki komplikasi pada saat hamil.   The level of mother and kid healthy is one of progress indicator about healthy services in the country ( Prawiroharjo, 2005). However, the newest baby born who have a problem potention to threaten their soul ( Healthy Department ,2010). So, the first evaluation for the baby should be done, because of the baby who  not enough month often threat to die especially very early born. One of the evaluation done is APGAR. Generally it is do at the first minute, the second five minutes after the baby born. These evaluation do to low weight baby born enough month and weight  baby born not enough month. These evaluation is quantitative evaluation with comparative evaluation who have a purpose to see the difference low weight baby born enough month and weight  baby born not enough month APGAR score. The result of dianalysis univariat and bivariat by using T independent statistic test. The evaluation instrument do by using observation sheet. Result of the evaluation seen if APGAR score is low baby born 5,19 by deviation standard 1,610. From the estimation interval is 95% low weight baby born enough month APGAR score 4,83 to 5,55. Age pregnancy enough of month about 5,68 as much as 37..Age pregnancy not enough of month about 4,76 as much as 42 by P value 0,011. The evaluation of APGAR score for every baby by enough and not enough month having difference score between one and others. Lower evaluation APGAR score usually found to some of the newest baby born, especially baby born from pregnancy mother with high risk, SC, or mother who has complication when pregnancy.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR (POLA ASUH, STIMULASI DINI, STATUS GIZI) YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 3-6 TAHUN DI KABUPATEN BUNGO PROPINSI JAMBI Suhaela Aro'fah
The Shine Cahaya Dunia Ners Vol 6, No 2 (2021): The Shine Cahaya Dunia Ners
Publisher : LPPM An Nuur Purwodadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35720/tscners.v6i2.297

Abstract

Latar belakang; Anak merupakan generasi penerus bangsa yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Pada periode ini tidak terlepas dari berbagai masalah yang sering muncul. Masalah terpenting adalah keterlambatan tumbuh kembang. Wilayah Kabupaten Bungo jumlah anak dengan keterlambatan perkembangan sebanyak 95 orang.Metode; Penelitian ini merupakan penelitian deskriptik analitik dengan menggunakan pendekatan retrospektif. Jumlah sampel sebanyak 56 anak, dengan kriteria anak-anak usia  3-6 tahun. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner pola asuh, stimulasi dini, lembar denver II dan tabel BB/TB. Analisa data menggunakan uji spearman rho dan regresi logistik.Hasil; nilai pola asuh p (0,002), stimulasi dini p (0,023), gizi p (0,000) nilai p < (0,05) maka, terdapat hubungan antara variabel pola asuh, stimulasi dini dan status gizi dengan tumbuh kembang anak. Status gizi memiliki kekuatan hubungan paling kuat dibanding stimulasi dini dan pola asuh. Anak dengan tumbuh kembang tidak terlambat mayoritas mendapatkan pola asuh demokratis 24 (58,5%), terstimulasi dini 34 (82,9 %), gizi baik 38 (92,7%). Anak dengan keterlambatan tumbang mayoritas orang tua menerapkan pola asuh neglected  6 (40%), tidak terstimulasi dini 7 (46,7%), status gizi lebih 3 (20%).Kesimpulan : Maka dapat disimpulkan secara statistik p < (0,05) ada hubungan antara ketiga variabel tersebut terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak Kata kunci: Pola asuh; Stimulasi Dini; Status Gizi; Tumbuh Kembang
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERSIHAN DIRI SELAMA MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN YAYASAN NURUL ISLAM KABUPATEN BUNGO Citra Indah Fitriwati; Suhaela Arofah
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 10, No 2 (2021): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v10i2.760

Abstract

ABSTRAK Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim disertai pendarahan dan terjadi setiap bulan. Remaja putri yang sudah matang alat reproduksi maupun hormon- hormon dalam tubuhnya akan mengalami menstruasi. Kebersihan organ genetalia saat menstruasi perlu mendapat perhatian khusus bagi remaja putri agar terhindar dari pembusukan dan berkembangnya jamur sehingga bisa menimbulkan infeksi organ reproduksi dan infeksi organ perkemihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri selama menstruasi pada remaja putri di Pondok Pesantren Nurul Islam Kabupaten Bungo. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 74 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pengetahuan (p-value = 0,0005), faktor pola komunikasi orang tua  (p-value = 0,004), faktor dukungan teman sebaya (p-value = 0,0005) dan faktor pengaruh budaya (p-value = 0,0005) dengan kebersihan diri selama menstruasi pada remaja putri. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pengaruh sikap (p-value = 0,124) dengan kebersihan diri selama menstruasi pada remaja putri. Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya di lingkungan pondok pesantren perlu meningkatkan edukasi terkait kebersihan diri selama menstruasi khususnya kesehatan reproduksi wanita yang bisa dikaitkan dengan pembelajaran di kelas. Metode penyampaian bisa melalui metode forum grup discussion.Kata Kunci: kebersihan diri selama menstruasi, remaja putri, menstruasi
Pentingnya Pemahaman Masyarakat Melalui Edukasi Tentang Protocol Kesehatan Menghindari Penularan Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Tengah Muara Bungo Hani Ruh Dwi; Suhaela Aro’fah
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Volume 4 Nomor 6 Desember 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i6.4475

Abstract

ABSTRAK Masyarakat terdiri dari berbagai ras, suku, agama termasuk budaya, sehingga masyarakat memiliki tradisi yang berbeda-beda. Jika di hubungkan dengan kejadian covid-19 sekarang, di lihat dari perbedaan tradisi atau kebiasaan masyarakat tersebut tentunya memunculkan keragaman perilaku. Seperti perilaku kurangnya kesadaran masyarakat dalam penggunaan masker, jaga jarak dan mencuci tangan. Padahal masalah ini telah ditetapkan oleh pemerintah dan di tetapkan sebagai protocol kesehatan yang harus di patuhi seluruh lapisan masyarakat. Pemberian edukasi terhadap masyarakat merupakan cara paling efektif, dimana tujuan kegiatan masyarakat mengerti edukasi tentang protocol kesehatan menghindari penularan covid-19. Kegiatan dilaksanakan di 2 tempat Jumat, tanggal 15 januari 2021 di posyandu Lorong LDII dan sabtu tanggal 16 Januari  2021 di Posyandu Serai Harum. Kegiatan dilakukan dengan cara pendidikan kesehatan kepada para masyarakat tentang protokol kesehatan menghindari penularan covid-19 dengan metode pendidikan kesehatan menggunakan power point dan leaflet. Berdasarkan kegiatan terdapat hasil yang signifikan pada pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Kegiatan ini memberikan hasil positif untuk masyarakat di wilayah kerja puskesmas Rimbo Tengah tentang protokol kesehatan menghindari penularan covid-19. Kata kunci: Masyarakat, protokol kesehatan, covid-19  ABSTRACT Society consists of various races, ethnicities, religions including cultures so that people have different traditions. If it is connected with the current Covid-19 incident, judging from the differences in the traditions or habits of the community, it certainly brings up a diversity of behavior. Such as the behavior of the lack of public awareness in using masks, keeping a distance, and washing hands. Even though this problem has been determined by the government and set as a health protocol that must be obeyed by all levels of society. Providing education to the public is the most effective way, where the purpose of community activities is to understand education about health protocols to avoid the transmission of COVID-19. The activity was carried out in 2 places, Friday, January 15, 2021, at the Posyandu Lorong LDII, and Saturday, January 16, 2021, at the Posyandu Serai Harum. The activity was carried out by means of health education to the public about health protocols to avoid the transmission of covid-19 by using health education methods using power points and leaflets. Based on the activity, there were significant results in the knowledge of the community before and after being given health education. This activity gave positive results for the community in the working area of the Central Rimbo Health Center regarding health protocols to avoid the transmission of COVID-19. Keywords: Society, education, health protocol, covid-19
Hubungan Pekerjaan Orang Tua Dengan Stimulasi Dini Pada Anak Usia 0-36 Bulan diwilayah Kerja Puskesmas Bungo I Kabupaten Bungo Suhaela Arofah; Citra Indah Fitriwati
Madago Nursing Journal Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.53 KB) | DOI: 10.33860/mnj.v2i2.604

Abstract

The stages of development that must be passed by children, including language development, gross motor, fine motor and social. Cognitive and language disorders account for about 8% of developmental disorders in children caused by stimulation or parental communication patterns. Working mothers can have a positive or negative impact on child development. Based on data from the Central Bureau of Statistics, from 100% of women in Indonesia, 97.25% are working women, the remaining 2.74% women do not work.Objective: To determine the relationship between parents' work and early stimulation in children aged 0-36 months.The cross sectional research design is a form of non-experimental observational study research that is descriptive.Results: The group of parents who do not work as many as 13 people (73.9%), the group of parents who work as many as 6 people (26.1%). The respondent group received early stimulation as many as 14 people (60.9%), the respondent group did not get early stimulation 9 people (39.1%). The relationship between the variables of parents' work and early stimulation is that parents who do not work do not do early stimulation as many as 4 people and parents do not work to do early stimulation as many as 13 people. The job status of parents who work and do not do early stimulation is 2 people, doing early stimulation is 4 people.Conclusion: There is no relationship between maternal employment status with early stimulation,through the chi square statistical test p = 0.510. Keywords: Toddler, Working Mother, Early Stimulation
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR (POLA ASUH, STIMULASI DINI, STATUS GIZI) YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 3-6 TAHUN DI KABUPATEN BUNGO PROPINSI JAMBI Suhaela Aro&#039;fah
The Shine Cahaya Dunia Ners Vol 6, No 2 (2021): The Shine Cahaya Dunia Ners
Publisher : Universitas An Nuur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35720/tscners.v6i2.297

Abstract

Latar belakang; Anak merupakan generasi penerus bangsa yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Pada periode ini tidak terlepas dari berbagai masalah yang sering muncul. Masalah terpenting adalah keterlambatan tumbuh kembang. Wilayah Kabupaten Bungo jumlah anak dengan keterlambatan perkembangan sebanyak 95 orang.Metode; Penelitian ini merupakan penelitian deskriptik analitik dengan menggunakan pendekatan retrospektif. Jumlah sampel sebanyak 56 anak, dengan kriteria anak-anak usia  3-6 tahun. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner pola asuh, stimulasi dini, lembar denver II dan tabel BB/TB. Analisa data menggunakan uji spearman rho dan regresi logistik.Hasil; nilai pola asuh p (0,002), stimulasi dini p (0,023), gizi p (0,000) nilai p < (0,05) maka, terdapat hubungan antara variabel pola asuh, stimulasi dini dan status gizi dengan tumbuh kembang anak. Status gizi memiliki kekuatan hubungan paling kuat dibanding stimulasi dini dan pola asuh. Anak dengan tumbuh kembang tidak terlambat mayoritas mendapatkan pola asuh demokratis 24 (58,5%), terstimulasi dini 34 (82,9 %), gizi baik 38 (92,7%). Anak dengan keterlambatan tumbang mayoritas orang tua menerapkan pola asuh neglected  6 (40%), tidak terstimulasi dini 7 (46,7%), status gizi lebih 3 (20%).Kesimpulan : Maka dapat disimpulkan secara statistik p < (0,05) ada hubungan antara ketiga variabel tersebut terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak Kata kunci: Pola asuh; Stimulasi Dini; Status Gizi; Tumbuh Kembang