Desain workplace berpengaruh pada penurunan kualitas pekerjaan, terutama diantara pekerja di industri. Hal ini juga berakibat tidak hanya pada menurunnya motivasi pekerja tapi juga kepuasan, hubungan social, performansi, dan kesehatan. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa bekerja dalam kondisi tempat kerja yang aman dan sehat akan menunjang para karyawan bekerja secara total. Sehingga diperlukan inovasi untuk meningkatkan performansi karyawan. Inovasi ini berupa model untuk desain workplace yang disesuaikan dengan konsep green ergonomics guna meningkatkan human performance para karyawan. Di mana langkah awalnya berupa evaluasi desain workplace yang telah ada disesuaikan dengan kebutuhan karyawan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pengukuran pengaruh umur dan jenis kelamin terhadap desain tempat kerja pada karyawan Fakultas Teknologi Industri kampus 2 ITN Malang dengan menggunakan kuesioner. Sebanyak tiga puluh sembilan karyawan dilibatkan dalam pengumpulan data. Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan analisis menggunakan statistic descriptive dan uji t SPSS 17 untuk mengetahui pengaruh pada variabel umur dan jenis kelamin. Hasil analisis pengaruh antara jenis kelamin dan umur terhadap workplace design, diperoleh koefisien t value sebesar 70,5% dengan tingkat signifikan .000. dapat diartikan bahwa gender dan age memiliki pengaruh yang cukup tinggi terhadap workplace design. Hasil lain diperoleh dari analisis uji t (one sample t-test) untuk melihat pengaruh umur terhadap workplace design diperoleh koefisien t value sebesar 19.1% dengan tingkat signifikan .000 perempuan lebih menyukai soft color untuk ruang kerjanya sebanyak 60%. Sedangkan laki-laki hanya merespon 40% terhadap pemilihan soft color. Sebaliknya, untuk ruang kerjanya laki-laki lebih dominan menyukai warna terang sejumlah 57%, sedangkan perempuan yang menyukai warna terang hanya sebesar 43%.