Satiadarma, Monty P.
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENERAPAN ART THERAPY DALAM MENGATASI LONELINESS WANITA DEWASA AWAL SEBAGAI ANAK TUNGGAL DENGAN ORANGTUA BERCERAI Damanik, Karunia Putri; Satiadarma, Monty P.; Suryadi, Denrich
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i2.914

Abstract

This study aims to see the role of art therapy in coping loneliness in early adulthood women as only children with divorced parents. The loneliness of an only child with a divorced parent is different from that of a child having relatives who support each other after a parent's divorce. This makes it easier for single children to feel lonely and alone. Therefore, the intervention used in this research is art therapy because it is expected to help an only child to be able to help express feelings and copeloneliness. Psychological examination was performed on two subjects of early adult women (aged 22 to 28 years) as single children with divorced parents. This study took place in the span of five months, beginning in February 2017 until June 2017. The results of this study quantitatively showed significant changes seen from the decrease in loneliness rate by using the UCLA Loneliness Scale questionnaire p(0.021<0.05), while qualitatively less indicate a significant change.Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran art therapy dalam mengatasi loneliness pada wanita dewasa awal sebagai anak tunggal dengan orangtua bercerai. Kesendirian anak tunggal dengan orangtua bercerai berbeda dengan anak memiliki saudara yang saling mendukung satu sama lain pasca perceraian orangtua. Hal tersebut menyebabkan anak tunggal lebih mudah merasa kesepian dan sendirian. Oleh karena itu, intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah art therapy karena diharapkan dapat membantu anak tunggal untuk dapat membantu mengungkapkan perasaan dan mengatasi loneliness. Pemeriksaan psikologis dilakukan terhadap dua orang subyek wanita dewasa awal (berusia 22 hingga 28 tahun) sebagai anak tunggal dengan orangtuanya bercerai. Penelitian ini berlangsung dalam rentang waktu lima bulan, dimulai pada Februari 2017 sampai dengan Juni 2017. Hasil penelitian ini secara kuantitatif menunjukkan perubahan yang signifikan terlihat dari penurunan angka loneliness dengan menggunakan kuesioner UCLA Loneliness Scale yaitu p(0.021<0.05), sedangkan secara kualitatif kurang menunjukkan adanya perubahan yang bermakna. 
PENERAPAN ART THERAPY DALAM MENGATASI FOBIA KUCING PADA INDIVIDU DEWASA Arief, Arief; Satiadarma, Monty P.; Suryadi, Denrich
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 1, No 2 (2017): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v1i2.912

Abstract

Fobia kucing merupakan specific phobia yang ditandai dengan kecemasan berlebihan saat dihadapkan dengan kucing. Umumnya, fobia diatasi dengan intervensi yang berpendekatan behavioristik dan kognitif. Namun, art therapy merupakan pendekatan lain yang juga dapat digunakan untuk mengatasi fobia. Art therapy bermanfaat membantu individu menghadapi tekanan melalui media seni. Individu merasa aman dengan mengekspresikan pemikiran dan perasaan melalui media seni. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apakah penerapan art therapy dalam mengatasi fobia kucing pada individu dewasa. Desain dalam penelitian ini adalah kuasi-eksperimen. Pemeriksaan terkait pengalaman-pengalaman tiap partisipan didapatkan dari wawancara. Setelah itu, art therapy dilakukan lima sampai enam sesi untuk mengatasi fobia kucing. Terdapat tiga partisipan yang terlibat dalam penelitian ini. Kondisi fobia ketiga partisipan sesuai dengan kriteria DSM-IV-TR. Salah satu partisipan mengundurkan diri setelah pemeriksaan, karena kediamannya sangat jauh dan jadwal intervensi dapat berpengaruh pada jam kerjanya. Kedua partisipan lainnya dihadapkan dengan kucing di awal, tengah, dan akhir sesi untuk mengetahui penurunan tingkat fobia. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pulse oximeter, kuesioner Severity Measure for Specific Phobia – Adult, dan Subjective Unit of Discomfort Scale (SUDS). Hasil intervensi menunjukkan partisipan pertama (UK) mengalami penurunan tingkat fobia dari kategori severe hingga mild. Setelah intervensi, UK mampu berjalan di dekat kucing. Sementara itu, partisipan kedua (CF) mengalami penurunan tingkat fobia dari kategori severe hingga moderate. Setelah diberi intervensi, CF sudah mampu mengusir kucing dengan menggunakan sapu dan lebih tenang. Hasil penurunan tingkat fobia antar kedua partisipan tidak signifikan, karena jumlah partisipan yang kurang mencukupi dan kurangnya sikap kooperatif dari salah satu partisipan.
Penerapan Terapi Musik untuk Menurunkan Gejala Negatif pada Penderita Schizophrenia di Panti Sosial X Kamardi, Jonas Danny Margan; Satiadarma, Monty P.; Suryadi, Denrich
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v1i1.342

Abstract

As one of the social problems, schizophrenia has been noticed by theIndonesian government through Social Department. The constant increasing number of schizophrenics in Jakarta induces limitation of anti-psychotic drugs use in social institutions related to issues of financial support. Although the positive symptoms of the Schizophrenics can only be handled with pharmacotherapy, schizophrenic’s well-being have the chance to be improved by reducing the negative symptoms. The use of creative therapies such as music therapy as a clinical intervention are potential to reduce negative symptoms in individual or group settings. Music therapy can be applied in a passive way, such as listening to music, and active way, which is singing and playing musical instruments. Positive and Negative Syndrome Scale (PANSS) was used to evaluate the negative symptoms of the participants. Systematic approach on learning to sing was implemented as the therapeutic approach on the participants. The sessions were conducted as many as 8 Sessions. The result indicates that music therapy by the way of singing can reduce the negative symptoms of the schizophrenic patients.Keywords: schizophrenia, negative symptoms, music therapy, positive and negative syndrome scale (PANSS).