Sentosa, Gregorius Sandjaja
Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KARAKTERISTIK PARAMETER KEKUATAN TANAH YANG DIPADATKAN DENGAN UJI TRIAKSIAL METODE UU susilo, Alfred Jonathan; Sentosa, Gregorius Sandjaja; Sumarli, Inda; Prihatiningsih, Aniek
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v2i2.2721

Abstract

Landfill that will be used as the foundation of a main road is usually compacted by being flattened with certain energy. Soil strength can be identified through cohesion values and deep shear angles. When compaction is done in the field, the ideal condition is when optimum water content cannot always be obtained, so compaction can occur drier or wetter than optimum water content. As a result, the value of the cohesion parameters and the shear angle shift in a certain range of values. This research was conducted by simulating compaction conditions at optimum water content, 98% drier than optimum moisture content and 98% wetter than optimum moisture content. Soil samples are made in a laboratory and tested on a triaxial device. Soil strength parameters obtained from triaxial tests with unconsolidated undrained (UU) with compacted soil samples have been tested in the laboratory. Triaxial test standard uses ASTM D2850-87 and SNI 4813-2015 standards. The composition of grain size of soil samples is dominated by silt type, which is more than 60%, around 25% of sand, and the rest being fine-grained soil. Compaction is carried out at optimum moisture content, 98% drier than optimum moisture content and 98% wetter than optimum moisture content. Compaction is carried out with the AASHTO standard, T-99 standard for standard compaction and T-180 standard for modified compaction. The average cohesion values obtained tend to be almost the same, however, compaction with optimum moisture content conditions sees an increase of nearly 900% between standard and modified compaction. While the shear angle parameters tend to decrease when compacted under wetter conditions than the optimum water content.Keywords: cohesion, deep shear angle, triaxial, standard compaction, modified compaction Timbunan tanah yang akan digunakan sebagai fondasi jalan raya biasanya dipadatkan dengan cara digilas dengan energi tertentu. Kekuatan tanah dapat diidentifikasi melalui nilai kohesi dan sudut geser dalam. Ketika pemadatan dilakukan di lapangan kondisi ideal yaitu pada saat kadar air optimum tidak selalu bisa diperoleh, sehingga pemadatan dapat terjadi lebih kering atau lebih basah dari kadar air optimum. Akibatnya nilai parameter kohesi dan sudut geser dalam mengalami pergeseran pada rentang nilai tertentu. Penelitian ini dilakukan dengan simulasi kondisi pemadatan pada kadar air optimum, 98% lebih kering dari kadar air optimum dan 98% lebih basah dari kadar air optimum. Contoh tanah dibuat di laboratorium dan diuji pada alat triaksial. Parameter kekuatan tanah yang diperoleh dari uji triaksial dengan unconsolidated undrained (UU) dengan sampel tanah yang dipadatkan telah dicoba di laboratorium. Standar uji Triaksial menggunakan standar ASTM D2850-87 dan SNI 4813-2015.Komposisi ukuran butir contoh tanah didominasi oleh jenis lanau, lebih dari 60%, pasir sekitar 25% dan selebihnya tanah berbutir halus. Pemadatan dilakukan untuk kondisi kadar air optimum, 98% lebih kering dari kadar air optimum dan 98% lebih basah dari kadar air optimum. Untuk pemadatan dilakukan dengan standar AASHTO, standar T-99 untuk pemadatan standar dan standar T-180 untuk pemadatan modifikasi. Nilai kohesi rata-rata yang diperoleh cenderung hampir sama, tetapi pada pemadatan dengan kondisi kadar air optimum terlihat terjadi peningkatan hampir 900% antara pemadatan standar dan modifikasi. Sedangkan parameter sudut geser dalam cenderung turun ketika dipadatkan pada kondisi lebih basah dari pada kadar air optimum.Kata kunci: kohesi, sudut geser dalam, triaksial, pemadatan standar, pemadatan modifikasi
HUBUNGAN RENTANG WAKTU UJI PEMADATAN DI LABORATORIUM DENGAN PARAMETER YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN ALAT OTOMATIS DAN MANUAL Prihatingingsih, Aniek; Sentosa, Gregorius Sandjaja; Kosasih, Djunaedi
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v2i1.1708

Abstract

Uji pemadatan tanah di laboratorium dapat dilakukan dengan cara manual dan menggunakan alat otomatis. Cara pemadatan manual dapat diatur kecepatan pemadatannya, sedangkan alat uji otomatis periode pemadatannya hampir konstan sesuai dengan pengaturan alat otomatis yang dibuat di pabrik. Kondisi rentang waktu pemadatan ini ingin diketahui hasil akhir parameter yang diperoleh. Untuk itu contoh tanah telah diuji di laboratorium dengan kondisi yang sama tetapi menggunakan pemadatan manual dan pemadatan dengan alat otomatis. Contoh tanah diambil dari daerah Pasir Jati, Bandung, dan kemudian dipadatkan di Laboratorium dengan standar uji AASHTO T99 dan T180. Hasil perbandingan cara pengujian tersebut kemudian disajikan dalam grafik yang menghubungkan waktu dengan parameter pemadatan, yaitu kadar air dan berat isi kering. Dari hasil perbandingan tersebut secara kualitatif terlihat nilai yang diperoleh hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa rentang waktu pemadatan hampir tidak berpengaruh terhadap hasil akhir parameter yang diperoleh.
PERILAKU KUAT UJI DESAK BEBAS TANAH GUNUNG SARIK (SUMBAR) YANG DIPADATKAN DAN DIRENDAM DI LABORATORIUM Sentosa, Gregorius Sandjaja
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v2i1.1709

Abstract

Tanah yang telah dipadatkan jika direndam akan memiliki perilaku kekuatan yang spesifik. Untuk memperlihatkan kekuatan yang spesifik, telah dilakukan simulasi pemadatan tanah di laboratorium dan kemudian  kekuatannya diuji pada alat uji desak bebas. Untuk mendapatkan nilai yang akurat maka dilakukan 4 kali pengujian berulang (duplo) untuk kondisi yang sama. Tanah yang diuji diambil dari daerah Sumatera Barat, wilayah Gunung Sarik, tempat biasanya tanah diambil untuk urugan fondasi jalan raya. Tanah diuji pemadatan dengan metode pemadatan standar dan modifikasi sesuai standar AASHTO T99 dan T180-11 tipe B. Kemudian tanah direndam selama 4 hari sesuai standar AASHTO T99 dan T180. Tanah yang telah direndam dicetak untuk uji desak bebas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jika tanah dipadatkan dengan metode pemadatan standar, hasil kuat uji desak bebas cenderung lebih kecil daripada tanah yang dipadatkan dengan metode pemadatan modifikasi. Jika tanah dipadatkan dengan metode pemadatan standar, maka terlihat kuat uji desak bebas hampir sama untuk semua contoh tanah yang diuji, ketika kondisi kadar air pada 98% dari kadar air optimum pada sisi lebih basah. Untuk tanah  yang dipadatkan dengan metode pemadatan modifikasi, terlihat hasil kuat uji desak bebas memiliki nilai paling rendah ketika kondisi kadar air pada 98% dari kadar air optimum pada sisi lebih kering.