Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Ar Rosyad : Jurnal Keislaman dan sosial humaniora

KODIFIKASI RASM AL-QUR’AN (Sebuah Tinjauan Historis): KODIFIKASI RASM AL-QUR’AN (Sebuah Tinjauan Historis) Abshor, M. Ulil
AR-ROSYAD: Jurnal Keislaman dan Sosial Humaniora Vol. 1 No. 2 (2023): Juni 2023
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55148/arrosyad.v1i2.603

Abstract

The Qur'an couldn't be separated from the series of event and history of revelation bestowed on the Prophet. This matter is the reason for the difference in the writing of the Qur'an and the Hadis of the Prophet. The Qur'an at the era of the Prophet still had many sahabat who memorized the Qur'an, and at that time it had not been recorded and saved regularly in one Mushaf, still in the form of stone chip, date fronds and so on. but along with the events of the Yamamah war and many memorizers of the Koran died on the battlefield, the Messenger of Allah advised that there should be a delegation to collect the writing of the Qur'an into one mushaf. In writing the Koran led by Zaid Ibn Thabit, the method of collecting and writing the Qur'an was born. The writing of the Qur'an which we now know as Rasm al-Qur'an is called Rasm Uthmani. The Rasm Uthmani became an irreversible part of the Al-Qur'an Mushaf. Because of the accuracy of the verses of the Qur'an that have been agreed upon, the mutawatir history includes all verses that are not mansukh al-tiwalah. Then remove all writing that is not part of the verses of the Qur'an His writing include (al-Akhruf al-Sab'ah), as the Qur'an was revealed. The verses are as we can read in the verses that are arranged in the Qur'an today. The majority of scholars are of the opinion that Rasm Ottoman is tauqifi. Some scholars say that Rasm Ottoman is isthilahi, or the ijtihad of the companion.
ULASAN BUKU FILSAFAT ILMU TEORI DAN APLIKASI : FILSAFAT ILMU TEORI DAN APLIKASI Abshor, M. Ulil
AR ROSYAD: Jurnal Keislaman dan Sosial Humaniora Vol. 2 No. 1 (2023): Desember 2023
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55148/arrosyad.v2i1.865

Abstract

Teori kritis memungkinkan kita membaca produksi budaya dan komunikasi dalam perspekstif yang luas dan beragam. Ia bertujuan untuk melakukan ekplorasi reflekstif terhadap pengalaman yang kita alami dan cara kita mendefinisikan diri sendiri, budaya kita, dan dunia. Saat ini teori kritis menjadi salah satu alat epistemologi yang dibutuhkan dalam studi humaniora. Hal ini didorong oleh kesadaran bahwa makna bukanlah sesuatu yang alamiah dan langsung. Bahasa adalah media transparan yang dapat menyampaikan ide-ide tanpa distorsi, sebaliknya ia adalah seperangkat kesepakatan yang berpengaruh dan menentukan jenis-jenis ide dan pengalaman manusia. Dengan berusaha memahami proses dimana teks, objek, dan manusia diasosiasikan dengan makna-makna tertentu, teori kritis mempertanyakan legitimasi anggapan umum tentang pengalaman, pengetahuan, dan kebenaran.
Orientalisme Dan Kajian Tema Al-Qur’an Abshor, M. Ulil; Najib, M. Miftahun
AR ROSYAD: Jurnal Keislaman dan Sosial Humaniora Vol. 3 No. 2 (2025): Al-Qur'an And Culture Studies
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55148/arrosyad.v3i2.1854

Abstract

Penelitian ini membahas pendekatan para orientalis dalam studi tematik terhadap al-qur’an dengan menyoroti metode, asumsi, serta respon akademik dari kalangan sarjana muslim. Studi orientalis sering kali menggunakan pendekatan filologis, historis, dan intertekstual yang menimbulkan kontroversi karena memosisikan al-qur’an sebagai teks sejarah, bukan wahyu ilahi. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pendekatan studi pustaka, penelitian ini menelaah pemikiran tokoh-tokoh orientalis serta respons kritis terhadapnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan orientalis terhadap tema-tema al-qur’an perlu dikritisi secara akademik agar tidak mengaburkan makna wahyu, namun tetap dapat diadopsi secara selektif sebagai kontribusi ilmiah. Penelitian ini menekankan pentingnya pendekatan integratif antara metode ilmiah dan nilai-nilai keislaman dalam studi al-qur’an.
KODIFIKASI RASM AL-QUR’AN (Sebuah Tinjauan Historis): KODIFIKASI RASM AL-QUR’AN (Sebuah Tinjauan Historis) Abshor, M. Ulil
AR ROSYAD: Jurnal Keislaman dan Sosial Humaniora Vol. 1 No. 2 (2023): Juni 2023
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55148/arrosyad.v1i2.603

Abstract

The Qur'an couldn't be separated from the series of event and history of revelation bestowed on the Prophet. This matter is the reason for the difference in the writing of the Qur'an and the Hadis of the Prophet. The Qur'an at the era of the Prophet still had many sahabat who memorized the Qur'an, and at that time it had not been recorded and saved regularly in one Mushaf, still in the form of stone chip, date fronds and so on. but along with the events of the Yamamah war and many memorizers of the Koran died on the battlefield, the Messenger of Allah advised that there should be a delegation to collect the writing of the Qur'an into one mushaf. In writing the Koran led by Zaid Ibn Thabit, the method of collecting and writing the Qur'an was born. The writing of the Qur'an which we now know as Rasm al-Qur'an is called Rasm Uthmani. The Rasm Uthmani became an irreversible part of the Al-Qur'an Mushaf. Because of the accuracy of the verses of the Qur'an that have been agreed upon, the mutawatir history includes all verses that are not mansukh al-tiwalah. Then remove all writing that is not part of the verses of the Qur'an His writing include (al-Akhruf al-Sab'ah), as the Qur'an was revealed. The verses are as we can read in the verses that are arranged in the Qur'an today. The majority of scholars are of the opinion that Rasm Ottoman is tauqifi. Some scholars say that Rasm Ottoman is isthilahi, or the ijtihad of the companion.
ULASAN BUKU FILSAFAT ILMU TEORI DAN APLIKASI : FILSAFAT ILMU TEORI DAN APLIKASI Abshor, M. Ulil
AR ROSYAD: Jurnal Keislaman dan Sosial Humaniora Vol. 2 No. 1 (2023): Desember 2023
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55148/arrosyad.v2i1.865

Abstract

Teori kritis memungkinkan kita membaca produksi budaya dan komunikasi dalam perspekstif yang luas dan beragam. Ia bertujuan untuk melakukan ekplorasi reflekstif terhadap pengalaman yang kita alami dan cara kita mendefinisikan diri sendiri, budaya kita, dan dunia. Saat ini teori kritis menjadi salah satu alat epistemologi yang dibutuhkan dalam studi humaniora. Hal ini didorong oleh kesadaran bahwa makna bukanlah sesuatu yang alamiah dan langsung. Bahasa adalah media transparan yang dapat menyampaikan ide-ide tanpa distorsi, sebaliknya ia adalah seperangkat kesepakatan yang berpengaruh dan menentukan jenis-jenis ide dan pengalaman manusia. Dengan berusaha memahami proses dimana teks, objek, dan manusia diasosiasikan dengan makna-makna tertentu, teori kritis mempertanyakan legitimasi anggapan umum tentang pengalaman, pengetahuan, dan kebenaran.
Orientalisme Dan Kajian Tema Al-Qur’an Abshor, M. Ulil; Najib, M. Miftahun
AR ROSYAD: Jurnal Keislaman dan Sosial Humaniora Vol. 3 No. 2 (2025): Al-Qur'an And Culture Studies
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55148/arrosyad.v3i2.1854

Abstract

Penelitian ini membahas pendekatan para orientalis dalam studi tematik terhadap al-qur’an dengan menyoroti metode, asumsi, serta respon akademik dari kalangan sarjana muslim. Studi orientalis sering kali menggunakan pendekatan filologis, historis, dan intertekstual yang menimbulkan kontroversi karena memosisikan al-qur’an sebagai teks sejarah, bukan wahyu ilahi. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pendekatan studi pustaka, penelitian ini menelaah pemikiran tokoh-tokoh orientalis serta respons kritis terhadapnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan orientalis terhadap tema-tema al-qur’an perlu dikritisi secara akademik agar tidak mengaburkan makna wahyu, namun tetap dapat diadopsi secara selektif sebagai kontribusi ilmiah. Penelitian ini menekankan pentingnya pendekatan integratif antara metode ilmiah dan nilai-nilai keislaman dalam studi al-qur’an.