Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH VARIASI WAKTU TERHADAP KARAKTERISTIK PROSES PEMANGGANGAN BIJI KOPI LIBERIKA Nur, Faisal Muhammad; Suryadi, Suryadi; Syahputra, Iryan
Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology Vol. 7 No. 2 (2023): Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology
Publisher : E-Journal Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/mjmst.v7i2.15405

Abstract

Kopi merupakan salah satu komoditas perdagangan paling diminati di dunia dan banyak dihasilkan di Indonesia, salah satunya adalah jenis kopi Liberika. Salah satu proses dalam pengolahan kopi adalah pemanggangan dan waktu merupakan parameter penting yang harus diperhatikan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh variasi waktu terhadap karakteristik proses pemanggangan biji kopi liberika. Pengujian dilakukan meggunakan pemanggang listrik yang berpengaduk. Bahan baku yang digunakan adalah liberika green bean sebanyak 200 g. Tiap sampel dipanggang pada temperatur 220 —¦C dengan variasi waktu 8 dan 10 menit, dengan 5 kali pengulangan untuk tiap variasi waktu. Dua buah termokopel dihubungkan dengan alat dan perangkat lunak Artisan visual roaster scope pada komputer untuk mengukur dan merekam perubahan data temperatur drum dan biji kopi terhadap waktu. Alat pengeras dan perekam suara dengan aplikasi sound effect spesifikasi note 10 diunakan untuk mendeteksi suara crack selama proses pemanggangan. Timbangan digital digunakan untuk mendeteksi perubahan masa terhadap waktu pemanggangan. Setelah proses selesai kopi segera didinginkan. Analisis dilakukan terhadap data rata-rata perubahan temperatur drum dan bean terhadap waktu, cracking time, data rata-rata perubahan massa terhadap waktu, nilai rendemen, volume dan massa jenis biji kopi hasil pemanggangan. Hasil pengujian menunjukkan korelasi positif yang sangat kuat antara waktu pemanggangan dengan temperatur dan korelasi negatif yang sangat kuat dengan perubahan massa. First crack terditeksi mulai terjadi setelah menit ke 6. Pemanggangan biji kopi liberika selama 8 dan 10 menit masing-masing menghasilkan rendemen 92,29 dan 89,46 %, volume jenis 1,75 dan 1,90 cm3/g. Namun waktu tidak berpengaruh signifikan terhadap rata-rata rendemen, volume jenis dan massa jenis kopi Liberika.
KONTROVERSI ANTARA ULAMA SYARIÁT DENGAN ULAMA TASAWUF Nur, Faisal Muhammad
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v2i2.13403

Abstract

Sufism is part of Islamic Shari'a and is also the spirit of Islamic Shari'a. Sufi spiritual teachings can be used as a solution to overcome various kinds of problems in human life and can maintain harmony both internally and between religious communities, because the foundation of Sufis is love and compassion (mahabbah). In essence there is no dispute between fiqh scholars and Sufism scholars because these two scientific elements are included in the joints and foundations of Islamic Shari'a, fiqh scholars guard Shari'a outwardly while Sufism scholars guard Shari'a inwardly (spirit), like the two wings of a bird that need each other. one another. ABSTRAKTasawuf merupakan bagian dari Syariát Islam dan juga merupakan ruh dari Syariát Islam. Ajaran spiritual sufi dapat dijadikan sebagai solusi untuk menanggulangi berbagai macam problematika kehidupan manusia serta dapat menjaga kerukunan baik intern maupun antar ummat beragama, karena pondasi dari sufi adalah cinta dan kasih sayang (mahabbah).  Pada hakekatnya tidak ada perselisihan antara ulama  fiqih dengan ulama tasawuf karena kedua elemen keilmuan ini termasuk dalam sendi-sendi dan pondasi Syariát Islam, ulama fiqih menjaga Syariát secara lahiriah sedangkan ulama tasawuf menjaga Syariát secara batiniah (ruh), bagaikan kedua sayap burung yang saling membutuhkan satu sama lain.
Modern Challenges in Islamic Practice: The Role of Morality and Ethics Nur, Faisal Muhammad
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol 4, No 1 (2024)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v4i1.23661

Abstract

This study examines the need and processes for reform in Islamic thought amid contemporary challenges. Despite the eternal nature of Sharia, acknowledged by Allah, the conditions of modernity necessitate continuous ijtihad—dynamic interpretation—to preserve the relevance of Islamic teachings. This research employs a textual historical approach, focusing on the discourse of prominent scholars to understand the evolving nature of morality and ethics within Islamic traditions. The study underscores the critical role of ijtihad in addressing the ethical dilemmas posed by modern social changes, technological advancements, and the influence of authoritative religious interpretations. Therefore, an adaptive ethical framework that integrates both individual and collective moral values is essential to ensure that Islamic thought remains relevant and responsive to the complexities of a global society. This study advocates for a balanced approach to religious practices that align with contemporary moral and ethical standards, thereby supporting the sustainability and purity of Islamic teachings in a modern context.
Kontroversi Jazbah dan Suluk dalam Tarekat Al-Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah Nur, Faisal Muhammad
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v3i1.15243

Abstract

Jazbah and mysticism are part of the Islamic Shari'a and are also the spirit of the Islamic Shari'a to unite Allah SWT. The spiritual teachings of Jazbah and Sufi mysticism can be used as a solution to overcoming various kinds of problems in human life and can maintain harmony both internally and between religious communities, because the foundation of Sufi is love and compassion (mahabbah). This article belongs to literature research with a qualitative approach. The methodology used is a descriptive analysis study. The reference sources used are literacy references such as books and journals related to religious moderation. The results of the research in essence there is no controversy between fiqh scholars and tasawwuf scholars in the implementation of jazbah and mysticism in the Naqsyabandiyah order because that is one way to achieve the degree of ihsan.ABSTRAKJazbah dan suluk  merupakan bagian dari Syariát Islam dan juga merupakan ruh dari Syariát  Islam untuk meng-Esakan Allah Swt. Ajaran spiritual Jazbah dan suluk sufi dapat dijadikan sebagai solusi untuk menanggulangi berbagai macam problematika kehidupan manusia serta dapat menjaga kerukunan baik intern maupun antar ummat beragama, karena pondasi dari sufi adalah cinta dan kasih sayang (mahabbah). Artikel ini tergolong dalam penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif. Adapun metodologi yang digunakan adalah studi deskriptif analisis. Sumber rujukan yang digunakan adalah referensi literasi seperti buku dan jurnal terkait. Hasil penelitian pada hakekatnya tidak ada kontroversi antara ulama fiqih dengan ulama tasawuf dalam pelaksanaan jazbah dan suluk dalam tarekat Naqsyabandiyah sebab itu merupakan salah satu jalan untuk mencapai derajat ihsan. 
The Existence of Jinn in the Perspectives of Mufassirin Nur, Faisal Muhammad
Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol 20, No 2 (2023)
Publisher : South East Asia Regional Intellectual Forum of Qoran Hadith (SEARFIQH)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jim.v20i2.18749

Abstract

Allah created the jinn, which are invisible creatures. Allah created them before humans, according to the Quran. However, the existence of jinn and demons in the physical world has always been a subject of search and attention for every intellectual group that seeks to prove their existence. The purpose of this research is to understand the understanding of the mufassirin scholars regarding the existence of jinn and demons in the physical world, as well as their attitudes towards their existence. This research utilizes a literature review method based on the classical books of the Mufassirin scholars. The results of the study indicate that (1) jinn are creatures created by Allah before humans, (2) Jinn exist in the physical world even though humans cannot observe their presence, (3) Believing in the existence of jinn in the physical world is part of having faith in the unseen, (4) Believing in the existence of jinn and demons in the physical world is by the teachings of the Quran and Sunnah. 
Inovasi Teknologi Cultivator dalam Pemberdayaan Petani Palawija di Desa Mane Kareung, Kota Lhokseumawe Mawardi, Indra; Hanif, Hanif; Nurdin, Nurdin; Haiyum, Muhd; Muhammad, Muhammad; Nur, Faisal Muhammad; Aljufri, Aljufri
Jurnal Vokasi Vol 9, No 1 (2025): Maret
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/vokasi.v9i1.6574

Abstract

Petani palawija di Desa Mane Kareung Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe menghadapi kendala dalam proses pengolahan lahan. Proses pengolahan lahan berupa penggemburan tanah masih dilakukan secara konvensional, yaitu dengan menggunakan cangkul dan garu untuk menggemburkan tanah. Cara manual tersebut membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak. Abdulah sebagai mitra dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) menghadapi kendala yang sama. Tujuan dari kegiatan PKM ini adalah untuk menerapkan inovasi teknologi mesin penggembur tanah (cultivator) pada proses pengolahan lahan sebelum dan saat tanaman palawija berproduksi. Penggunaan mesin cultivator diharapkan dapat menghasilkan tanah yang lebih subur dan gembur, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimal. Penyelesaian permasalahan ini dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari perancangan, pembuatan atau fabrikasi mesin cultivator, hingga implementasi mesin tersebut kepada mitra. Selain itu, mitra juga mendapatkan pelatihan terkait perawatan mesin. Mitra diharapkan mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian dengan mesin penggembur tanah tersebut. Dari hasil dari program ini, telah berhasil terbangun dan terimplementasi mesin teknologi tepat guna cultivator bagi mitra dalam meningkatkan produktivitas palawija. Mesin ini memiliki spesifikasi sebagai berikut: Dimensi: Panjang × Lebar × Tinggi (600 × 550 × 1100 mm), Penggerak: Motor bakar berdaya 0,3 HP, Putaran maksimum: 200 rpm, Kapasitas kerja: 0,2-0,5 hektar per jam. Selain itu, hasil implementasi menunjukkan bahwa mitra telah mampu mengoperasikan dan merawat mesin pembudidaya yang diberikan. Dengan mesin ini, proses penggemburan tanah untuk palawija menjadi lebih mudah, efisien, dan efektif.
KONTROVERSI ANTARA ULAMA SYARIÁT DENGAN ULAMA TASAWUF Nur, Faisal Muhammad
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 2 No. 2 (2022)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v2i2.13403

Abstract

Sufism is part of Islamic Shari'a and is also the spirit of Islamic Shari'a. Sufi spiritual teachings can be used as a solution to overcome various kinds of problems in human life and can maintain harmony both internally and between religious communities, because the foundation of Sufis is love and compassion (mahabbah). In essence there is no dispute between fiqh scholars and Sufism scholars because these two scientific elements are included in the joints and foundations of Islamic Shari'a, fiqh scholars guard Shari'a outwardly while Sufism scholars guard Shari'a inwardly (spirit), like the two wings of a bird that need each other. one another. ABSTRAKTasawuf merupakan bagian dari Syariát Islam dan juga merupakan ruh dari Syariát Islam. Ajaran spiritual sufi dapat dijadikan sebagai solusi untuk menanggulangi berbagai macam problematika kehidupan manusia serta dapat menjaga kerukunan baik intern maupun antar ummat beragama, karena pondasi dari sufi adalah cinta dan kasih sayang (mahabbah).  Pada hakekatnya tidak ada perselisihan antara ulama  fiqih dengan ulama tasawuf karena kedua elemen keilmuan ini termasuk dalam sendi-sendi dan pondasi Syariát Islam, ulama fiqih menjaga Syariát secara lahiriah sedangkan ulama tasawuf menjaga Syariát secara batiniah (ruh), bagaikan kedua sayap burung yang saling membutuhkan satu sama lain.
Kontroversi Jazbah dan Suluk dalam Tarekat Al-Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah Nur, Faisal Muhammad
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v3i1.15243

Abstract

Jazbah and mysticism are part of the Islamic Shari'a and are also the spirit of the Islamic Shari'a to unite Allah SWT. The spiritual teachings of Jazbah and Sufi mysticism can be used as a solution to overcoming various kinds of problems in human life and can maintain harmony both internally and between religious communities, because the foundation of Sufi is love and compassion (mahabbah). This article belongs to literature research with a qualitative approach. The methodology used is a descriptive analysis study. The reference sources used are literacy references such as books and journals related to religious moderation. The results of the research in essence there is no controversy between fiqh scholars and tasawwuf scholars in the implementation of jazbah and mysticism in the Naqsyabandiyah order because that is one way to achieve the degree of ihsan.ABSTRAKJazbah dan suluk  merupakan bagian dari Syariát Islam dan juga merupakan ruh dari Syariát  Islam untuk meng-Esakan Allah Swt. Ajaran spiritual Jazbah dan suluk sufi dapat dijadikan sebagai solusi untuk menanggulangi berbagai macam problematika kehidupan manusia serta dapat menjaga kerukunan baik intern maupun antar ummat beragama, karena pondasi dari sufi adalah cinta dan kasih sayang (mahabbah). Artikel ini tergolong dalam penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif. Adapun metodologi yang digunakan adalah studi deskriptif analisis. Sumber rujukan yang digunakan adalah referensi literasi seperti buku dan jurnal terkait. Hasil penelitian pada hakekatnya tidak ada kontroversi antara ulama fiqih dengan ulama tasawuf dalam pelaksanaan jazbah dan suluk dalam tarekat Naqsyabandiyah sebab itu merupakan salah satu jalan untuk mencapai derajat ihsan. 
Modern Challenges in Islamic Practice: The Role of Morality and Ethics Nur, Faisal Muhammad
Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Prodi Studi Agama-Agama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/arj.v4i1.23661

Abstract

This study examines the need and processes for reform in Islamic thought amid contemporary challenges. Despite the eternal nature of Sharia, acknowledged by Allah, the conditions of modernity necessitate continuous ijtihad—dynamic interpretation—to preserve the relevance of Islamic teachings. This research employs a textual historical approach, focusing on the discourse of prominent scholars to understand the evolving nature of morality and ethics within Islamic traditions. The study underscores the critical role of ijtihad in addressing the ethical dilemmas posed by modern social changes, technological advancements, and the influence of authoritative religious interpretations. Therefore, an adaptive ethical framework that integrates both individual and collective moral values is essential to ensure that Islamic thought remains relevant and responsive to the complexities of a global society. This study advocates for a balanced approach to religious practices that align with contemporary moral and ethical standards, thereby supporting the sustainability and purity of Islamic teachings in a modern context.
The Existence of Jinn in the Perspectives of Mufassirin Nur, Faisal Muhammad
Jurnal Ilmiah Al-Mu'ashirah: Media Kajian Al-Qur'an dan Al-Hadits Multi Perspektif Vol. 20 No. 2 (2023)
Publisher : South East Asia Regional Intellectual Forum of Qoran Hadith (SEARFIQH)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jim.v20i2.18749

Abstract

Allah created the jinn, which are invisible creatures. Allah created them before humans, according to the Quran. However, the existence of jinn and demons in the physical world has always been a subject of search and attention for every intellectual group that seeks to prove their existence. The purpose of this research is to understand the understanding of the mufassirin scholars regarding the existence of jinn and demons in the physical world, as well as their attitudes towards their existence. This research utilizes a literature review method based on the classical books of the Mufassirin scholars. The results of the study indicate that (1) jinn are creatures created by Allah before humans, (2) Jinn exist in the physical world even though humans cannot observe their presence, (3) Believing in the existence of jinn in the physical world is part of having faith in the unseen, (4) Believing in the existence of jinn and demons in the physical world is by the teachings of the Quran and Sunnah.