Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA PESISIR DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS TANJUNG LESUNG KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN SRI MULYAWATI, LILIS; ADRIANTO, LUKY; SOEWARDI, KADARWAN; SUSANTO, HANDOKO ADI
Jurnal Teknik | Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK Vol 22, No 2 (2021): Jurnal Teknik : Majalah Ilmiah Fakultas Teknik UNPAK
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/teknik.v22i2.4693

Abstract

Pemanfaatan ruang wisata harus memperhatikan kesesuaian dan daya dukung sumberdaya dan lingkungan dimana aktivitas wisata itu berada. Kesesuaian dan daya dukung wisata akan memberikan gambaran daya tampung wisata pesisir yang akan dikembangkan pada suatu kawasan wisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kesesuaian dan daya dukung wisata pesisisr di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung. Kesesuaian dan daya dukung wisata pesisir yang dianalisis adalah rekreasi pantai, banana boat, selam, snorkeling dan memancing, di 5 stasiun pengamatan.   Parameter yang digunakan untuk analisis spasial kesesuaian yaitu parameter indeks kesesuaian wisata (IKW) yang kemudian dizonasi dengan menggunakan multi criteria analysis (MCA) melalui kalkulasi jarak spasial (Euclidean distance) untuk mendapatkan zona-zona secara spasial dan luasnya. Perhitungan model matematika Boullon (Boullons Carrying Capacity Mathematical Model atau BCCMM) digunakan untuk analisis daya dukung. Dari hasil analisis daya dukung untuk masing-masing zona dapat diketahui dari nilai basic carrying capacity (BCC), potential carrying capacity (PCC) dan real carrying capacity (RCC). Hasil perhitungan nilai RCC pada zona wisata didapatkan jumlah daya tampung wisatawan per hari  untuk aktivitas rekreasi pantai (5.323 orang), banana boat (847 orang), selam (662 orang), snorkeling (1.633 orang) dan memancing (6.286 orang). Dengan diketahuinya daya dukung wisatawan di setiap zona dan aktivitas wisata di KEK Tanjung Lesung, diharapkan semua pemangku kepentingan dapat menjadikannya pedoman dan arah pelaksanaan pembangunan zona wisata sesuai dengan kebijakan yang sudah ditetapkan agar tercapainya keberlanjutan di masa yang akan datang.Kata Kunci : daya dukung, kesesuaian, wisata pesisir, zonasi.
KERENTANAN SOSIAL-EKOLOGI MASYARAKAT PERIKANAN SKALA KECIL DI SELAT BUTON, SULAWESI TENGGARA Jakub, Raymond; Adrianto, Luky; Susanto, Handoko Adi; Campbell, Stuart J
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 30, No 2 (2024): (Juni) 2024
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.30.2.2024.53-64

Abstract

Masyarakat perikanan skala kecil merupakan komunitas yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Pada umumnya, kerentanan ini disebabkan oleh tingginya tingkat paparan dan sensitivitas kelompok ini terhadap dampak langsung perubahan iklim, serta lemahnya kemampuan untuk beradaptasi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat kerentanan di dua kawasan di Selat Buton yaitu komunitas Pasi Kolaga dan Kapontori, melalui atribut sosial-ekologi, (2) serta mengindikasikan strategi adaptasi yang perlu dilakukan sebagai respons kolektif terhadap komponen-komponen di dalam analisis kerentanan. Sebanyak 19 variabel iklim, sosial dan ekologi digunakan di dalam penelitian ini. Setiap variabel dikelompokkan ke dalam lima komponen yang menjelaskan nilai kerentanan perubahan iklim yaitu komponen Paparan, Sensitivitas Sosial, Sensitivitas Ekologi, Kapasitas Adaptif Sosial dan Kapasitas Adaptif Ekologi. Kelima komponen ini dianalisis untuk menghasilkan nilai kerentanan untuk setiap komunitas. Nilai indeks kerentanan sosial-ekologi komunitas Pasi Kolaga adalah 0,520 dan komunitas Kapontori adalah 0,567, yang menunjukkan bahwa secara sosial-ekologi komunitas pesisir di Kapontori lebih rentan terhadap perubahan iklim. Variabel yang dihasilkan digunakan untuk menentukan indikasi rencana aksi adaptasi yang dapat dilakukan oleh kedua komunitas ini untuk mengurangi nilai kerentanan dan meningkatkan kapasitas adaptif. Pengelolaan perikanan skala kecil yang dikelola yang dengan mengedepankan peran masyarakat dalam kemitraan dengan pemerintah daerah, serta dan mencakup intervensi beragam dapat menjawab tantangan perubahan iklim secara terintegrasi. Small-scale fishing communities are highly vulnerable to the impacts of climate change. In general, their vulnerability is caused by the high level of exposure and sensitivity of this community to the impacts of climate change, as well as their low adaptive capacity. This study aims to (1) determine the vulnerability in two communities in the Buton Strait, namely the Pasi Kolaga and Kapontori, using socio-ecological attributes, (2) and indicate the adaptive strategies that are required as a collective response to each component in vulnerability analysis. A total of 19 climate, social and ecological variables were used in this study. Each variable is grouped into five components, namely Exposure, Social Sensitivity, Ecological Sensitivity, Social Adaptive Capacity, and Ecological Adaptive Capacity components. These five components were analyzed to generate a vulnerability index for each community. The socio-ecological vulnerability index of the Pasi Kolaga community (VS.E_PASI) is 0.520 and the Kapontori community (VS.E_KAPO)  is 0.567, which indicates that socio-ecologically the coastal community in Kapontori is more vulnerable to climate change. The variables resulting from this study are used to indicate adaptive action plans that can be carried out by these two communities to reduce their vulnerability and increase their adaptive capacity. Small-scale fisheries management that is designed by prioritizing the role of the community in the management, in a partnership with local governments, and including interventions in various aspects can help in addressing the challenges of climate change in an integrated manner.
Studi Usaha Perikanan di Kawasan Terumbu Pulau Sagori Sulawesi Tenggara Afyudi, Bobby; Fahrudin, Achmad; Susanto, Handoko Adi
Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 14 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.724 KB) | DOI: 10.18202/jam23026332.14.2.05

Abstract

Abstract: Sagori island waters is rich of coral reef and reef fish with high economic value. It's has also been designated as a general use zone by the government. In the other side, the needs of consumption is increasing by the growth of people in the Island and neighbours as well. Those condition, presumed as the main factor for fisherman to increase their effort in catching the reef fishes, in any possible way. However, Visual Census technique (VCT) shows that that the number of reef fish was spread evenly on a coral reef condition is still good enough, but are not in a reverse condition. That is then presumed as the static production value of coral reef ecosystem (SPV). The economic value of coral reefs per hectare in Sagori Islands is shown based on Present Value Generated per Hectare (PV) which state that people in Sagori Island has just use about 56.99% of the resources. By cash flow analysis within projected to 10 years ahead, this fisheries business unit shows that it is still good to be performed.
ECONOMIC VALUE OF MANGROVE ECOSYSTEM IN TANGERANG REGENCY, BANTEN PROVINCE Haryanti, Rinrin; Susanto, Handoko Adi; Arkham, Muhammad Nur
Jurnal Segara Vol 20, No 1 (2025): June
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/segara.v20i1.16761

Abstract

The mangrove ecosystem plays a strategic role in supporting the sustainability of coastal environments through the provision of ecosystem services, which offer both economic and ecological benefits to local communities. However, mangrove ecosystems are facing degradation and the threat of destruction, including in the coastal areas of Tangerang Regency. The value of these ecosystems is often not fully quantified in resource assessments, necessitating research on the economic valuation of mangrove ecosystems. This study employs a mixed-methods approach with a sequential exploratory design, utilizing a questionnaire as the research instrument. Respondent sampling was conducted using purposive sampling combined with surveys and snowball sampling techniques. The data analysis focused on valuing ecosystem services, such as economic valuation through a combination of travel cost methods, replacement cost, primary productivity of litter, and carbon stock estimation, to calculate the total value of mangrove ecosystem services in Tangerang Regency. The results of the analysis show that the economic value of the ecosystem in this area amounts to IDR 52,005,917,307 per year, which is a combination of provisioning, regulating, cultural, and supporting services. Overall, this value is considered undervalued when compared to similar studies in Rembang, which reported IDR 85,166,427,218 per year, but overvalued when compared to Karawang, which reported IDR 2,528,000,709. These differences are influenced by factors such as mangrove area, ecological condition, productivity levels, and the parameters used in the calculations. This finding underscores the need for sustainable mangrove management and conservation to optimize both its economic and ecological benefits, while simultaneously enhancing coastal resilience against the threats of climate change and environmental degradation.
A Comparative Study of Social-Ecological Characteristics of Land-based and Island-based Small-Scale Fisheries in Southeast Sulawesi Province Ariston, Muhamad; Adrianto, Luky; Bengen, Dietriech G; Susanto, Handoko Adi; Zulfikar, Andi
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 14 No 3 (2024): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, IPB (PPLH-IPB) dan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB (PS. PSL, SPs. IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.14.3.484

Abstract

Small-scale fisheries exhibit unique, diverse, and varied characteristics in each region. These distinctive traits render small-scale fisheries challenging to regulate centrally. This research aims to compare the characteristics of land-based and island-based small-scale fisheries in Southeast Sulawesi Province. Data were collected through structured interviews involving 445 respondents from two distinct areas: North Konawe, representing land-based fisheries, and Konawe Islands, representing island-based fisheries. Both qualitative (questionnaire data) and quantitative analyses were conducted using R software. Proportion data were tested using the R ggstatsplot package, while word cloud analysis utilized the R wordcloud package. The analysis of fishing ground distribution hotspots was performed using QGIS software version 3.30. The research findings demonstrate differences across various aspects, including education levels, boat sizes, fishing frequency, monthly income, and types of captured fish. Furthermore, the study highlights that island-based small-scale fisheries hold a higher income potential compared to their landbased counterparts. These differing characteristics serve as essential considerations in developing policies that support sustainable management of small-scale fisheries based on the needs of local communities.
EFEKTIVITAS KELOLA PERIKANAN ADAT DALAM MENJAGA STATUS KESEHATAN TERUMBU KARANG DI TELUK MAYALIBIT, RAJA AMPAT Susanto, Handoko Adi; de la Rosa, Emilio; Boer, Mennofatria; Taryono; Handoko Adi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 13 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v13i2.35824

Abstract

Territorial Use Rights for Fisheries-Reserve (TURF-Reserve) adalah salah satu bentuk dari pendekatan pengelolaan sumber daya perikanan berbasis hak yang dapat meningkatkan efektivitas dan upaya konservasi ekosistem terumbu karang di kawasan konservasi perairan (KKP). Dewan Adat Suku Maya dan masyarakat adat di Teluk Mayalibit mendeklarasikan Kelola Perikanan Adat (KPA), suatu bentuk pengelolaan sumber daya perikanan yang mengombinasikan hak ulayat laut, kearifan ekologi tradisional, dan prinsip-prinsip TURF-Reserve. Tujuan penelitian ini adalah mengukur kondisi kesehatan ekosistem terumbu karang untuk melihat efektivitas KPA dalam menjaga kondisi ekosistem terumbu karang di Teluk Mayalibit. Penelitian ini menggunakan metode Point Intercept Transect (PIT) dan transek sabuk ikan untuk mengumpulkan data kesehatan terumbu karang. Kondisi ekosistem terumbu karang diukur menggunakan lima indikator dengan ambang batas ekologi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai biomassa ikan karang dan proporsi biomassa ikan herbivor dari kondisi sebelumnya, hal ini mengindikasikan ekosistem terumbu karang yang sehat. Nilai rasio makroalga: karang keras hidup serta rasio fished: unfished yang menurun jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya mengindikasikan ekosistem terumbu karang yang berstatus moderat. Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan bahwa ekosistem terumbu karang di Teluk Mayalibit masih berada dalam kondisi yang sehat dan aktivitas perikanan karang masih terkendali di dalam batas yang mendukung kelestarian. Hal ini memberikan indikasi bahwa KPA masih efektif dalam menjaga kondisi ekosistem terumbu karang dan membantu upaya konservasi serta pengelolaan sumber daya perikanan karang di Teluk Mayalibit.
Jejaring Sistem Sosial-Ekologi di Kawasan PAAP Kepulauan Wawonii Kabupaten Konawe Kepulauan Provinsi Sulawesi Tenggara: Pemahaman Holistik untuk Transformasi Berkelanjutan Ariston, Muhamad; Adrianto, Luky; Bengen, Dietriech G; Susanto, Handoko Adi
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 14, No 2 (2024): Desmeber 2024
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jksekp.v14i2.13895

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode analisis jaringan sosial-ekologi (SENA) untuk memetakan dan menganalisis sistem sosial-ekologi skala kecil (SES) dalam pengelolaan area akses untuk perikanan skala kecil (PAAP) di Wilayah Kepulauan Wawonii, Kabupaten Kepulauan Konawe. Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara berbagai aspek sosial, ekologi, ekonomi, tata kelola, dan pemanfaatan sumber daya. Tujuan penelitian adalah menguji dinamika sistem sosial-ekologi di area PAAP Kabupaten Kepulauan Konawe. Penelitian dilakukan dari Februari hingga November 2022 dengan menggunakan metode pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi, wawancara, dan FGD kepada 227 responden yang terdiri dari nelayan PAAP dan Non PAAP. Sementara itu, data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur, dokumen, dan laporan terkait. Model jaringan dasar dari SES dibangun menggunakan pendekatan jaringan untuk memahami pola interaksi antara entitas dalam sistem ini. Komunikasi, deteksi komunitas, dan analisis komputasi menggunakan R paket dilakukan untuk menghasilkan pemetaan terbaik dan mendapatkan wawasan tentang pola interaksi yang ada. Hasil pemetaan mengungkapkan kluster signifikan dan hubungan antara entitas dalam sistem perikanan skala kecil. Penelitian ini juga memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan kompleks antara berbagai aspek sistem perikanan skala kecil di Wilayah Kepulauan Wawonii, Kabupaten Kepulauan Konawe, yang dapat menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dan pengelolaan yang lebih efektif. Title: Social-Ecological System Networks in the PAAP Wawonii Islands Region, Konawe Islands District: Holistic Understanding for Sustainable Transformation This research utilizes the Social-Ecology Network Analysis (SENA) method to map and analyze small-scale social-ecological systems (SES) in the management of access areas for small-scale fisheries (PAAP) in the Wawonii Islands Region, Konawe Islands District. The study identifies and analyzes the relationships among various social, ecological, economic, governance, and resource utilization aspects. The research objective was to examine the dynamics of social-ecological systems in the PAAP area of Konawe Islands Regency. The research was conducted from February to November 2022 using a combination of primary and secondary data collection methods. Primary data were obtained through observations, interviews, and FGDs involving 227 respondents comprising PAAP and Non-PAAP fishermen. Meanwhile, secondary data were collected through literature reviews, document analysis, and relevant reports A basic network model of the SES is constructed using a network approach to understand the patterns of interactions among entities within this system. Communication, community detection, and computational analysis using the R package are performed to generate the best mapping and gain insights into the existing patterns of interactions. The mapping results reveal significant clusters and relationships among entities within the small-scale fisheries system. This study also provides a better understanding of the complex relationships among various aspects of the small-scale fisheries system in the Wawonii Islands Region, Konawe Islands District, serving as a foundation for decision-making and more effective management.