Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DIRECTIVE SPEECH ACT IN KEAJAIBAN TOKO KELONTONG NAMIYA BY KEIGO HIGASHINO Velini, Riskia Sitti; Chandra, Oktiva Herry
TELL - US JOURNAL Vol 9, No 1 (2023): March 2023
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1140.853 KB) | DOI: 10.22202/tus.2023.v9i1.6572

Abstract

The purpose of this study is to identify and discuss the types of directive speech act found in the novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya (KTKN). This study is descriptive qualitative research, in which the data are in forms of words. The researcher used Pragmatics approach in analyzing the data, particularly speech act theory by Searle. The source of data is the utterances made by the characters in the novel KTKN and data were obtained by using non-participant observation method. In addition, note-taking was used as the advanced technique to take notes of utterances that used directive speech act. The result of this study shows that there are four types of directive speech act used by the characters in KTKN novel, namely ask (to), advise, warn and beg. The most used type is ask (to) with 35 utterances (50.72%). Then it is followed by directive speech act type advise with 23 utterances (33.34%), warn with 10 utterances (14,5%) and lastly beg type with 1 utterance (1.44%). Ask (to) as the most used directive speech act is influenced by the role of the characters Mr. Namiya, Atsuya, Kohei and Shota as the person who were trying to help people by giving advice and offering a solution to their problems. They tend to help people by asking them to take an action and the utterances with directive speech act type act (to) that they used are marked by the phrases with performative verbs like silakan, jadi berhentilah. coba lihat, tolong and lakukan.
Usaha Pemertahanan Bahasa Minangkabau melalui Permainan dan Tradisi Budaya Lokal di Kota Padang, Sumatera Barat Velini, Riskia Sitti; Suryadi, M.
Jurnal Sastra Indonesia Vol 12 No 1 (2023): Maret
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v12i1.59370

Abstract

Bahasa Minangkabau adalah salah satu bahasa dengan penutur terbanyak di Indonesia, namun karena beberapa faktor, penggunaan bahasa ini mulai bergeser. Penelitian ini membahas upaya pemertahanan bahasa Minangkabau melalui permainan tradisional, yaitu permainan Cik Mancik, Cak Bur dan Sipak Tekong serta melalui tradisi masyarakat setempat, randai dan makan bajamba. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mana data berupa tuturan dari penutur asli bahasa Minangkabau yang digunakan dalam permainan tradisional dan tradisi lokal. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode observasi dan catat. Data yang berupa tuturan dianalisis menggunakan teori pemertahanan dan pergeseran bahasa oleh Holmes (2013). Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa usaha pemertahanan bahasa Minangkabau dilakukan dengan baik oleh penuturnya. Usaha ini dapat terlihat dari penggunaan frasa dalam permainan tradisional seperti manang banyak. Sementara itu dalam tradisi lokal, randai, usaha pemertahanan bahasa terlihat dari penggunaan gaya bahasa pantun dan metafora dalam bahasa Minangkabau. Dalam tradisi makan bajamba, penggunaan kosakata yang berkaitan dengan makanan juga merupakan sebuah usaha dalam mempertahankan bahasa Minangkabau. Lebih lanjut, terdapat dua faktor yang ditemukan dalam usaha pemertahanan bahasa Minangkabau, yaitu pada tataran leksikal dan sikap berbahasa. Dalam setiap permainan maupun tradisi lokal, terdapat usaha pemertahanan dengan menggunakan kosakata maupun frasa tertentu seperti manang banyak, pangek masin, pucuak ubi, limpapeh dan lainnya. Lebih lanjut, sikap bahasa penutur bahasa Minangkabau ini cenderung positif.