Two main currents of approaches to resolving intolerance trends: perspective and structural approaches. The first approach focuses on ideas, norms, and beliefs, while the second approach emphasizes policy change, institutionalization, and law enforcement. Based on the community service activity, this paper examines these two approaches that need to be integrated and combined so that intolerance resolution is more effective through “inclusive leadership strategies”. This strategy emphasizes changing the perspective of actors as well as strengthening the structure in the form of efforts to enact rules and policies and create supporting institutions. The Inclusive Leadership Training, which is the title of the community service as well as the core study of this paper, is aimed at building a new perspective on leadership and encouraging the improvement of rules and policies among youth groups. The results of this training show that changing the perspective of leadership and awareness of the need to build fair rules and policies has the opportunity to give birth to inclusive leadership candidates. Keywords - inclusion, inclusive leadership, peace, tolerance Abstrak Dua arus pendekatan utama dalam menyelesaikan tren intoleransi: pendekatan cara pandang dan struktur. Pendekatan pertama menitikberatkan pada ide, norma, dan keyakinan, sedang pendekatan kedua menekankan pada perubahan kebijakan, pelembagaan, dan penegakkan hukum. Berdasarkan kegiatan pengabdian masyarakat, tulisan ini menilai bahwa kedua pendekatan ini perlu diintegrasikan dan dikombinasikan sehingga penyelesaian intoleransi lebih efektif melalui “strategi kepemimpinan inklusif”. Strategi ini menekankan pada perubahan cara pandang aktor sekaligus penguatan struktur berupa usaha-usaha memperbaiki aturan dan kebijakan dan menciptakan lembagalembaga pendukung. Pelatihan Kepemimpinan Inklusif yang menjadi judul kegiatan pengabdian masyrakat dan juga menjadi judul studi dalam tulisan ini ditujukan untuk membangun cara pandang baru kepemimpinan dan dorongan perbaikan aturan dan kebijakan di kalangan anak muda. Hasil pelatihan ini memperlihatkan bahwa perubahan cara pandang kepemimpinan dan kesadaran tentang perlunya membangun aturan dan kebijakan yang adil berpeluang melahirkan calon pemimpin yang inklusif. Kata kunci - inklusi, kepemimpinan inklusif, perdamaian, toleransi