Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Parameter Marshall Campuran Hangat Lataston (HRS-WC) Menggunakan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP). (Hal. 120-131) Meilani, Mega; Kurnia, Ranna
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 4: Desember 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.131 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i4.120

Abstract

ABSTRAK Pemanasan global di Indonesia semakin meningkat dengan bertambahnya waktu yang diakibatkan oleh banyaknya limbah, dan penggunaan bahan bakar dalam pembuatan jalan. Untuk mengurangi dampak tersebut, maka digunakan pemanfaatan material perkerasan beraspal lama (RAP) dan digunakan metode campuran hangat (Warm Mix) dengan Spesifikasi Umum 2018 Direktorat Jendral Bina Marga. Penelitian bertujuan untuk mengkaji parameter marshall campuran hangat lataston (HRS-WC) dengan menggunakan material Reclaimed Asphalt Pavement (RAP). Tiga campuran disiapkan dalam penelitian ini yang terdiri dari 0% RAP, 20% RAP, dan 30% RAP. Berdasarkan hasil penelitian, besarnya persentase agregat RAP yang digunakan mempengaruhi nilai KAO, hal tersebut akan membuat KAO semakin kecil dikarenakan agregat RAP telah memiliki kandungan aspal. Hasil parameter marshall menunjukan ketiga campuran memenuhi persyaratan. Namun, campuran 20% menunjukan kinerja yang lebih baik dibandingan kedua campuran yang lain dapat dilihat dengan nilai stabilitas yang lebih besar disebabkan oleh kecilnya rongga udara yang dimiliki pada campuran 20% RAP. Kata kunci: Marshall, HRS-WC, Campuran Hangat, Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) ABSTRACT Global warming in Indonesia is increasing with increasing time due to a large amount of waste, and the use of fuel in road construction. To reduce this impact, the use of old asphalt pavement material (RAP) is used and the Warm Mix method is used with General Specifications 2018 of the Directorate General of Highways. This research aims to study the parameters of Marshall Warm Mix Hot Rolled Sheet Wearing Course using Reclaimed Asphalt Pavement (RAP). Three mixtures were prepared in this study consisting of 0% RAP, 20% RAP, and 30% RAP. Based on the results of the study, the large percentage of RAP aggregates used affects the value of KAO, this will make KAO smaller because RAP aggregates already have asphalt content. Marshall parameter results show that all three mixtures meet the requirements. However, the 20% mixture showed better performance compared to the other two blends, which can be seen with a greater stability value due to the small air cavity that has on the 20% RAP mixture. Keywords: Marshall, HRS-WC, Warm Mixture, Reclaimed Asphalt Pavement (RAP)
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYUSUNAN LAPORAN PEMELIHARAAN BARANG MILIK DAERAH (BMD) PADA KANTOR KECAMATAN BALEENDAH Achmad Fathony, Aditya; Meilani, Mega
AKURAT | Jurnal Ilmiah Akuntansi FE UNIBBA Vol. 15 No. 02 (2024): AKURAT Edisi Mei-Agustus 2024 | Jurnal Ilmiah Akuntansi FE UNIBBA
Publisher : Fakultas Ekonomi UNIBBA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai penerapan Standar Operasional Prosedur yang ada di Kecamatan Baleendah, dikarenakan adanya perubahan Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan Bupati Bandung, serta Peraturan Daerah Kabupaten Bandung maka ada beberapa hal yang memerlukan penyesuaian. Hasil penelitian menunjukkan penerapan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Penyusunan Laporan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (BMD) yang dilakukan oleh para pegawai di Kantor Kecamatan Baleendah sudah sesuai dengan peraturan terbaru yang berlaku, serta sejauh ini standar operasional prosedur baru yang telah disusun sesuai dengan tupoksi yang ada di Kantor Kecamatan Baleendah, akan tetapi terdapat beberapa kekurangan yang mungkin terjadi pada saat pelaksanaan standar operasional tersebut, seperti human error pada saat pelaksanaannya, atau pada saat koordinasi dan penyesuaian rincian dokumen yang dilakukan oleh beberapa bagian secara bersamaan, karena dilakukan bersama dan di-input untuk menjadi sebuah dokumen, waktu yang dibutuhkan untuk cross check mungkin membutuhkan tambahan waktu yang lebih lama lagi karena ada penggabungan Barang Milik Daerah yang harus ditinjau dan di-list sesuai dengan bagian masing-masing lalu di satukan di sebuah dokumen bersama, namun dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) yang terbaru hanya diberikan waktu beberapa jam saja. Hal ini kemungkinan besar akan menjadi kendala di masa yang akan datang karena bila melewati masa waktu yang ditentukan akan menjadi bahan temuan yang akan merugikan penilaian kinerja pada Kantor Kecamatan Baleendah