Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Studi Perancangan Campuran Beton Menggunakan Abu Batu Sebagai Agregat Halus. (Hal. 108-117) Ibrahim, Muhammad Malik; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 3: September 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.035 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i3.108

Abstract

ABSTRAKSalah satu limbah yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan pembuat beton adalah abu batu. Abu batu merupakan limbah dari proses pemecahan bongkahan batu. Ditinjau dari ukuran butirannya maka abu batu merupakan agregat halus. Abu batu memiliki penyerapan air yang lebih tinggi daripada pasir alami, maka dari itu untuk mendapatkan kelecakan campuran beton yang sama dengan kelecakan campuran beton menggunakan pasir alami, penggunaan abu batu sebagai agregat halus dalam campuran beton perlu tambahan air. Namun hal ini akan menyebabkan faktor air-semen bertambah. Sehingga hasil kuat tekan akan menurun. Hal ini sesuai dengan hubungan antara kuat tekan beton dengan faktor air-semen. Perekayasaan yang dilakukan adalah dengan menaikkan faktor granular (G) dan menaikkan kuat tekan rencana berdasarlan teori Dreux. Abu batu pada penelitian ini digunakan sebagai substitusi pasir alami dengan proporsi 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. Hasil penelititan ini memperlihatkan penggunaan abu batu sebagai agregat halus lebih dari 40% akan sangat drastis menurunkan kuat tekan beton.Kata kunci: perekayasaan, substitusi, campuran beton, abu batu, agregat halus ABSTRACTOne of the wastes that can be used as a substitute for concrete materials is stone ash. Stone ash is a waste from the process of stone crusher. Consider from the size of the grain, stone ash as fine aggregate. Stone ash has a higher water absorption than natural sand, therefore to get the concrete workability that is the same as the concrete workability using natural sand, the use of stone ash as fine aggregate in the concrete mixture needs additional water. But this will cause the cement-water ratio to increase. So that the compressive strength will decrease. This is following the relationship between the compressive strength of concrete and the cement-water ratio. Engineering is done by increasing the granular factor (G) and increasing the compressive strength of the plan based on Dreux theory. Stone ash in this study was used as a substitute for natural sand with a proportion of 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, and 100%. The results of this research show that the use of stone ash as fine aggregate of more than 40% will greatly reduce the compressive strength of the concrete.Keywords: engineering, substitute, concrete mixture, stone ash, fine aggregate
PERAN SEMIOTIK DALAM CYBERCULTURE FOTOGRAFI PADA MASYARAKAT MASA KINI Ibrahim, Muhammad Malik; Maya Purnama Sari
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 19 No. 1 (2022): Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/dim.v19i1.15153

Abstract

Pada masa kini, fotografi telah menjadi budaya pada masyarakat luas.Seiring perkembangan teknologi yang global dan membentuk sebuahbudaya komunikasi visual yang baru membuat perubahan budaya tersebutsemakin kentara. Melalui jaringan media sosial, masyarakat semakin pandaimengekspresikan dirinya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatifdeskriptif dengan observasi. Kegiatan analisis dimulai dari pengumpulan data,penggolongan data, dan analisis data. Dapat disimpulkan bahwa cyberculturefotografi pada masyarakat masa kini adalah selfie (swafoto) sebagai upayamembangun eksistensi diri. fotografi smartphone yang menjadi pilihan selainkamera, dan media fotografi sebagai bentuk semiotika konvesional.
Hubungan Kelengkapan Pengisian dengan Terjadinya Keterlambatan Pengembalian Berkas Rekam Medis di RSUD Soedarsono Kota Pasuruan Ratna, Ratna; Ibrahim, Muhammad Malik; Sari, Ika Puspita
Jurnal Rekam Medic Vol 5, No 2 (2022): Edisi Agustus
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jrm.v5i2.5340

Abstract

Pendahuluan: Pengembalian berkas rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Soedarsono Kota Pasuruan belum memenuhi ketentuan 2×24 jam. Dimana hasil studi pendahuluan pada bulan Januari diperoleh sebagian besar pengembalian berkas rekam medis terlambat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kelengkapan pengisian dengan terjadinya keterlambatan pengembalian berkas rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Soedarsono Kota Pasuruan. Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini yaitu seluruh berkas rekam medis yang dikembalikan dari ruangan rawat inap ke unit assembling, sedangkan sampel yang digunakan adalah 161 berkas rekam medis yang dikembalikan dari ruangan rawat inap ke unit assembling. Teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling dengan menggunakan instrumen lembar ceklis dan analisis yang digunakan adalah uji chi square. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kelengkapan pengisian dengan terjadinya keterlambatan pengembalian berkas rekam medis rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Soedarsono Kota Pasuruan dengan nilai p value 0,029. Kesimpulan: Rumah Sakit Umum Daerah Soedarsono Kota Pasuruan disarankan untuk membuat suatu sistem informasi yang berupa warning system, sehingga nantinya dapat mengatasi masalah keterlambatan pengembalian berkas rekam medis.
Hubungan Kualifikasi Coder dengan Kesesuaian Kode Diagnosis Rawat Jalan Berdasarkan ICD-10 di Puskesmas Gempol Dyawati, Nova; Ibrahim, Muhammad Malik; Sari, Ika Puspita
Jurnal Rekam Medic Vol 5, No 2 (2022): Edisi Agustus
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jrm.v5i2.5341

Abstract

Pendahuluan: Ketidaksesuaian coding di Indonesia masih sering terjadi dibeberapa fasyankes tingkat pertama, salah satunya di Puskesmas Gempol. Kode diagnosa yang tidak sesuai karena tidak dilakukan sesuai kaidah coding menurut ICD-10.  Ketidaksesuaian kode diagnosis diduga oleh kualifikasi yang tidak sesuai. Tujuan: Tujuan dari penelitian yakni menganalisis kualifikasi coder dengan kesesuaian kode dagnosis rawat jalan berdasarkan ICD-10. Metode:  Jenis penelitian yaitu analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi subjek yakni seluruh petugas coder diagnosis rawat jalan dan populasi objek adalah dokumen yang dikode oleh petugas pada bulan 21 Maret – 4 April 2022. Sampel pada penelitian ini berjumlah 7 orang coder dan 245 berkas dengan teknik consecutive sampling. Hasil: Analisis bivariat menggunakan uji chi square dengan continuity correction menunjukkan bahwa p=0,001 (nilai p0,05) yang berarti ada hubungan antara kualifikasi coder dengan kesesuaian kode diagnosis rawat jalan di Puskesmas Gempol. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian, disarankan petugas mengikuti pelatihan khusus pengkodean diagnosis penyakit guna meningkatkan kualifikasi coder dan menunjang kesesuaian kode diagnosis penyakit.