This Author published in this journals
All Journal REKA RACANA
Priyanto Saelan, Priyanto
Unknown Affiliation

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Studi Mengenai Perlakuan Agregat Berukuran 2,38 mm ­ 4,75 mm sebagai Agregat Kasar dalam Campuran Beton (Hal. 22-31) Ramdani, Ahmad; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 4: Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.197 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i4.22

Abstract

ABSTRAKBatu pecah berukuran 2,38 mm – 4,75 mm tidak digunakan dalam campuran beton. Jika campuran beton dirancang menggunakan batu pecah ini sebagai agregat kasar, maka campuran beton yang dihasilkan diduga tidak akan mengalami segregasi untuk semua kelecakan, lebih homogen, dan jika diberi bahan tambahan superplasticizer diduga dapat dengan mudah berperilaku sebagai campuran beton memadat mandiri. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan dugaan tersebut. Penelitian dilakukan dengan kuat tekan rencana 30 MPa, slump 40 mm dan 100 mm, tanpa dan dengan bahan tambahan superplasticizer dengan dosis 1% dan 1,5%. Perancangan campuran beton dengan cara Dreux menggunakan faktor granular 0,40; 0,45; 0,50; dan 0,55. Pengujian kuat tekan pada benda uji silinder diameter 10 cm dan tinggi 20 cm membuktikan bahwa dugaan tersebut adalah benar, dan perancangan campuran beton dengan memperlakukan batu pecah berukuran 2,38 mm – 4,75 mm sebagai agregat kasar dapat dilakukan untuk faktor granular 0,40 – 0,50.Kata kunci: batu pecah berukuran 2,38 mm – 4,75 mm,agregat kasar,superplasticizer ABSTRACT2.38 mm – 4.75 mm crushed aggregate size is not used in concrete mix. If this crushed aggregate is used as coarse aggregate, the resulting concrete mix is assumed will not segregate in all workability, more homogeneous, and it will behave easily as self-compacting concrete by adding superplasticizer. This research was conducted to prove these assumption. Concrete mix with compressive strength of 30 MPa, 40 mm and 100 mm slump is made using Dreux method with granular factor 0.40; 0.45; 0.50; and 0.55. The doses of superplasticizer is 1% and 1.5% by cement weight. Compressive strength tests of 10 cm diameter and 20 cm height cylinder diameter showed these assumption is true, and concrete mix can be designed using granular factor 0.40 – 0.50.Keywords: 2,38 mm – 4,75 mm crushed aggregate size, coarse aggregate, superplasticizer
Studi Analisis Batasan Persentase Prategang Parsial pada Struktur Balok Prategang (Hal. 48-59) Yolanda, Devy; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.803 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.48

Abstract

ABSTRAKPengurangan gaya prategang yang diperlukan pada suatu penampang beton prategang penuh (full prestressed) menyebabkan diperlukannya baja tulangan, dan beton prategang berperilaku menjadi beton prategang parsial. Pengurangan gaya prategang akan menimbulkan tegangan tarik yang bilamana tegangan tarik yang terjadi melampaui kuat tarik lentur beton maka akan terjadi retak. SNI 03-2847-2002 membolehkan penggunaan beton prategang parsial namun belum mensyaratkan batasan persentase prategang yang harus digunakan. Oleh karena itu dilakukan studi analisis untuk mengetahui persentase prategang minimal yang dapat digunakan. Studi kasus dilakukan pada persentase prategang 50, 60, 70, 80, dan 90. Dari hasil studi kasus didapatkan bahwa persentase prategang yang semakin kecil akan berakibat tegangan tarik dan lebar retak yang terjadi semakin besar. Persentase prategang harus dipilih sedemikian rupa sehingga lebar retak yang terjadi tidak melampaui lebar retak yang diizinkan. Pada kelima variabel penelitian, batasan minimal persentase prategang yang lebar retaknya tidak melebihi lebar retak yang diizinkan adalah 60%.Kata kunci:  beton prategang parsial, persentase prategang, tegangan tarik, lebar retak ABSTRACTReducing the required prestressing force on a full prestressed concrete section requires the need for reinforcing steel, and prestressing concrete behaves to partial prestressed concrete. Reduction of the prestressing force will cause tensile stress when the tensile stress that goes beyond the tensile strength of the concrete will result in cracking. SNI 03-2847-2002 allows the use of partial prestressed concrete but does not require the limitation of the prestress percentage to be used. Therefore, an analytical study was conducted to determine the minimum prestressed percentage that can be used. The case study was carried out at 50, 60, 70, 80, and 90 prestressed percentages. From the case study it was found that the smaller the prestress percentage would result in greater tensile stress and crack width. The percentage of prestress shall be chosen so that the crack width does not exceed the allowable crack width. In the five research variables, the minimum limit of prestressing percentage whose crack width does not exceed the allowable crack width is 60%.Keywords: partial prestressed concrete, prestress percentage, tensile stress, crack width
Studi Mengenai Pengaruh Gradasi Agregat Kasar terhadap Kebutuhan Air untuk Mencapai Suatu Kelecakan Campuran Beton pada Cara SNI. (Hal. 73-82) Nugraha, Bayu; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 2: Juni 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.014 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i2.73

Abstract

ABSTRAKKebutuhan air untuk mencapai suatu rentang kelecakan campuran beton yang direncanakan pada cara SNI hanya bergantung pada ukuran maksimun agregat kasar dan jenis agregat yang digunakan. Pada cara SNI ini banyaknya ragam gradasi agregat kasar yang digunakan selama ukuran maksimumnya tidak berubah, maka jumlah air yang dibutuhkan tetap sama. Kejelasan tentang jenis gradasi agregat kasar yang terdapat pada perkiraan jumlah air dalam campuran beton sangat perlu untuk memperhitungkan kebutuhan air campuran beton menjadi lebih tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh gradasi agregat kasar terhadap kebutuhan air campuran beton pada cara SNI. Kebutuhan air campuran beton berbanding lurus dengan persentase jumlah air tiap ukuran agregat kasar yang digunakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah air yang dibutuhkan sesuai dengan perhitungan jumlah air yang dihitung. Jumlah air yang dibutuhkan dapat dirumuskan sebagai jumlah dari persen ukuran agregat kasar dikali jumlah air dari tiap ukuran agregat kasar tersebut.Kata kunci: cara SNI, gradasi agregat kasar, kebutuhan air. ABSTRACTAmount of waters that need to reach a slump range of mix concrete that planned on SNI only depending on maximum amount of coarse aggregate and the kind of aggregate. Depending of SNI, variety of graded coarse aggregate as long as the maximum amount does not change or stable does not change the amount of water needed. Clarity of  the kind of coarse aggregate graded on water amount estimate to calculate a water on mix concrete to be accurate. The study was done to overcome the effect coarse aggregate graded to amount of water needed on SNI. The water needed mix concrete directly proportional with percentage of water every size of coarse aggregate used. The result shown that amount of water needed equivalent with calculation of water that calculated. Amount of water needed can be formulated as a total of percentage size of coarse aggregate multiplied by amount of water of every size of coarse aggregate.Keywords: SNI method, coarse aggregate graded, water needed.
Tinjauan Kembali Mengenai Pengaruh Modulus Kehalusan Pasir terhadap Kuat Tekan Beton (Hal. 115-125) Dimalouw, Brayn Gilang; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 3: September 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (828.145 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i3.115

Abstract

ABSTRAKPerancangan campuran beton memformulasikan bahwa kekuatan beton hanya ditentukan oleh faktor air-semen sedangkan modulus kehalusan pasir hanya mempengaruhi kelecakan beton segar. Modulus kehalusan pasir yang direkomendasikan SNI yaitu 1,50–3,50 dan pada ACI yaitu 2,40–3,00. Mengingat rentang modulus kehalusan pasir cukup jauh pada cara SNI/BS, dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui pengaruh perubahan modulus kehalusan pasir terhadap kuat tekan beton. Penelitian dilakukan dengan membuat campuran beton menggunakan cara Dreux, untuk kuat tekan rencana 30 MPa, slump rencana 80 mm, faktor granular ( ) 0,40, 0,45, dan 0,50, serta modulus kehalusan pasir 1,50, 2,00, 2,50, 3,00, dan 3,50. Hasil penelitian memperlihatkan sebaran kuat tekan aktual berfluktuaktif mendekati kuat tekan prediksi. Hal ini menunjukkan modulus kehalusan pasir tidak berpengaruh secara signifikan  terhadap kuat tekan beton. Hasil penelitian ini memperkuat perancangan campuran beton cara SNI/BS, ACI, dan lainnya seperti cara Dreux, yang beranggapan bahwa kuat tekan beton hanya dipengaruhi oleh faktor air-semen saja.Kata kunci: SNI/BS dan ACI, kuat tekan beton, faktor air-semen, modulus kehalusan pasir ( ).ABSTRACTThe concrete mix design states that the strength is only determined by the water-cement ratio, whereas the sand fineness modulus just affects the workability of fresh concrete. The sand fineness modulus in SNI is recommended about 1.50–3.50 and the ACI is about 2.40–3.00. Considering the ranges of sand fineness modulus is far enough in the SNI/BS, it is necessary to carry out further research to determine the effect of changes of sand fineness modulus on the concrete compressive strength. The Research is performed by making the composition of concrete mix using Dreux method, for the compressive strength design of 30 MPa, slump 80 mm, granular factor ( ) 0.40, 0.45, and 0.50, and the sand fineness modulus 1.50, 2.00, 2.50, 3.00, and 3.50. The results show that the distributions of actual compressive strengths scattered around the prediction of compressive strength. The results indicate that the sand fineness modulus does not affect significantly the compressive strength of concrete, even it does not affect the workability of fresh concrete. Thus this research reinforce concrete mix design theory of the SNI/BS and ACI method, which state that the compressive strength of concrete is only affected by the water-cement ratio.Keywords: SNI/BS and ACI, concrete compressive strength, water-cement factor, sand fineness modulus ( ).
Studi Mengenai Perancangan Campuran Beton Abu Terbang dengan Pendekatan Blended Sand (Hal. 88-97) Nirwan, Reza Fauzi; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 4: Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1083.29 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i4.88

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil perancangan campuran beton abu terbang yang mensubtitusi semen dengan cara pendekatan sand blended, yaitu abu terbang yang mensubtitusi semen diperlakukan sebagai agregat halus, sehingga agregat halus merupakan campuran dari pasir dan abu terbang. Penelitian dilakukan dengan kuat tekan rencana 20 MPa dan 30 MPa. Substitusi semen oleh abu terbang sebesar  10 %, 20 %, dan 30 % dari berat semen. Ukuran maksimum agregat kasar yang digunakan adalah 20 mm, dan pasir dengan modulus kehalusan 2,768, slump rencana 6 cm dan 10 cm. Hasil pengujian tekan silinder beton berdiameter 10 cm dan tinggi 20 cm menunjukkan bahwa kuat tekan beton abu terbang yang dihasilkan berdekatan dengan beton acuan yaitu beton tanpa abu terbang, untuk semua kadar abu terbang yaitu sampai dengan kadar subtitusi semen oleh abu terbang sebesar 30 %. Pendekatan sand blended dapat dilakukan dalam perancangan campuran beton abu terbang.Kata Kunci : beton abu terbang, kuat tekan, pasir blendedABSTRACTThis is research was performed to know the result of the test of fly ash concrete mix designed by sand blended method. Fly ash will be treated as fine aggregate so that the total fine aggregate is the consist of fly ash and sand. 20 MPa and 30 MPa concrete mix are designed for 10 %, 20 % and 30 % by weight of cement subtitution by fly ash. Concrete mix use 20 mm maximum aggregate size, finess modulus of sand 2.768, and 6 cm and  10 cm slump. Compressive strength tests of 10 cm diameter and 20 cm height cylinder showed that the stength of fly ash concrete is the same as the strength of initial concrete. Fly ash concrete mix can be designed by sand blended approximation.Keywords : fly ash concrete, compressive strength, blended sand
Studi Mengenai Analisis Penampang Balok Prategang Parsial pada Beban Kerja. (Hal. 83-95) Margan, Dally; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 2: Juni 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.232 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i2.83

Abstract

ABSTRAKPenampang balok prategang parsial dapat dirancang dengan dua metode analisis yaitu metode analisis terhadap beban runtuh dan metode analisis terhadap beban kerja. Perancangan penampang balok prategang parsial pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode analisis terhadap beban runtuh yang telah ditetapkan dalam SNI 03-2847-2002, namun perancangan menggunakan pendekatan beban kerja tidak dicantumkan. Oleh karena itu dilakukan studi analisis untuk mengetahui sejauh mana metode analisis terhadap beban kerja dapat diaplikasikan dalam perancangan penampang balok prategang parsial. Studi kasus ini dilakukan dengan persentase 60, 70, 80, dan 90. Dari hasil studi kasus didapatkan bahwa dengan menggunakan metode analisis terhadap beban kerja dapat dilakukan namun dengan batasan persentase prategang yang beragam yaitu 90, 95, dan 99. Metode analisis terhadap beban kerja dapat dilakukan pada kasus-kasus tertentu dan menggunakan beton dan tendon dengan mutu tinggi untuk faktor keamanan bangunan.Kata kunci: beton prategang parsial, pendekatan beban kerja, persentase prategang, lebar retak ABSTRACTPartial prestressed beam section can be designed with two analysis methods are failure load analysis method and service load analysis method. The design of the partial prestressed beam section generally is using the failure load analysis method which has been specified in SNI 03-2847-2002, but the design with the analytical method of service load is not included. Therefore an analytical study was conducted to determine the extent to which the service load analysis method can be applied for the design of a partial prestressed beam section. This case study was carried out at 60, 70, 80, and 90 prestressed percentages. From the case study results it was found that using the analysis method of service load can be done but with variations of a limited percentage are 90, 95, and 99. The method of analysis of workload can be done in certain cases and using high-quality concrete and tendons for building safety factor.Keywords: partial prestressed concrete, service load analysis method, prestressed percentage, crack width
Studi Mengenai Campuran Beton dengan Kadar Pasir Tinggi dalam Agregat Gabungan pada Cara SNI (Hal. 36-47) Yakti, Dendy Filleka; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1339.246 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v2i1.36

Abstract

ABSTRAKifat mekanik beton yang paling utama adalah kuat tekannya. Kuat tekan beton dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang menentukan kuat tekan beton adalah aktor air-semen (w/c) gradasi agregat, dan kadar pasir dalam agregat gabungan. Perancangan komposisi campuran beton cara SNI dengan kadar pasir tinggi untuk slump 60-180 mm hanya dapat dibuat dengan menggunakan pasir yang modulus kehalusannya 3,5. Perancangan campuran beton dengan kadar pasir tinggi untuk modulus kehalusan pasir 3,5 dilakukan dengan 2 cara. Cara pertama yaitu dengan meningkatkan langsung kadar pasir melebihi 50% dan kadar agregat kasarnya menjadi berkurang, dengan konsekuensi nilai slump campuran beton akan berkurang. Cara kedua yaitu mengkombinasikan cara SNI dengan cara Dreux. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatkan secara langsung kadar pasir melebihi 50% dalam agregat gabungan untuk ukuran maksimum agregat 20 mm dan 40 mm masih dapat dilakukan hingga mencapai kadar pasir 75% yang merupakan kadar pasir maksimum yang dibolehkan dalam agregat gabungan.Kata kunci: cara SNI, cara Dreux, kadar pasir, kuat tekan. ABSTRACThe main mechanical properties of concrete compressive strength is compressive strength of concrete. Factors that determine the compressive strength of concrete are water-cement ratio (w/c), aggregate gradation, and the sand content in the combined aggregate. The design of the composition of the concrete mix by SNI method with a high sand content for slump 60-180 mm can only be made with sand fineness modulus 3.5. Design concrete mixes with high sand content for sand fineness modulus 3.5 done in 2 method. The first method is to increase direct sand content exceeds 50% and coarse aggregate to be reduced, and consequently slump value of the concrete mix will be reduced. The second method is the combinened of SNI and Dreux method. The test results in this study indicate that the sand content exceeds 50% in the combined aggregate for maximum aggregate size of 20 mm and 40 mm can still be done. Sand content of 75% is the maximum permissible content in the combined aggregate.Keywords: SNI method, Dreux method, sand content, compressive strength.
Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan dalam Campuran Mortar untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block) (Hal. 89-97) Multazam, Kiagus Aldi; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 1, No 1: Desember 2015
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.666 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v1i1.89

Abstract

ABSTRAKPerancangan komposisi bahan campuran mortar untuk membuat bata beton (paving block) dilakukan dengan cara coba-coba (trial error) hal ini disebabkan metode mix design untuk campuran mortar belum dikembangkan secara teoritis. Agar produk paving block dapat memenuhi syarat yang ditentukan oleh SNI 03-0691-1996 maka perlu dikembangkan suatu teori pendekatan dalam perancangan komposisi bahan dalam campuran mortar. Hasil-hasil pengujian dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa makin tinggi volume pasir dalam campuran bata beton, makin rendah nilai kuat tekan paving block dari yang seharusnya. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya ikatan antara pasta semen dengan permukaan agregat akibat berkurangnya kelecakan campuran mortar jika volume pasir bertambah. Dari hasil penelitian perancangan komposisi bahan dalam campuran mortar untuk pembuatan paving block dapat dilakukan mengunakan persamaan Dreux dengan menambah faktor koreksi berkisar antara 0 sampai 1. Volume pasir maksimum untuk semua ukuran butiran agar tidak terjadi seregrasi pada campuran adalah 0,70 m3,dan modulus kehalusan pasir yang paling baik untuk membuat campuran mortar adalah sama dengan atau lebih besar dari 2,3.Kata kunci: mortar, volume pasir, kuat tekan, kelecakan ABSTRACTMortar mix design in paving block home industries was usually carried out by using trial and error method. This method was caused by unavailability of theoritical approach in mortar mix design. In order to fulfill SNI 03-0691-1996 standard, it is necessary to develope  theoritical aproach in mortar mix design. The method proposed in this research is developed by using concrete mix design by Dreux. Test results in this research showed the higher the volume of sand, the lower the compressive strength that should be. Based on the test results, mortar mix design can be carried out by adding corrcetion factor in Dreux method, which is  0 1. In order to prevent segregation in mortar mix, the maximum volume of sand is 0.7 m3 and the fineness modulus is equal or larger than 2,3.Keywords: mortar, the volume of sand, compressive strength, workability
Studi Mengenai Hubungan antara Kelecakan dengan Faktor Air-Semen dan Kadar Air dalam Campuran Beton Cara SNI pada Kondisi Agregat Kering Udara (Hal. 43-53) Astanto, Dika Dwi; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 4: Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.196 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i4.43

Abstract

ABSTRAKKelecakan campuran beton dapat didefinisikan sebagai tingkat kemudahan campuran beton untuk diaduk, diangkut, dituang, dan dipadatkan. Sifat kemudahan campuran beton untuk dikerjakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah air, faktor air-semen yang digunakan, jumlah agregat dalam campuran beton, dan ukuran butiran agregat serta gradasinya. Hubungan antara kelecakan dengan faktor air-semen, dan jumlah agregat yang digunakan tidak diperlihatkan dengan jelas pada perancangan campuran beton cara SNI. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan mengacu kepada cara SNI dengan menggunakan agregat kering udara berukuran 10 mm, 20 mm, dan 40 mm serta faktor air-semen sebesar 0,40; 0,45; 0,50; 0,55; dan 0,60 dengan rentang nilai slump 3060 mm, dan 60180 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelecakan tidak dipengaruhi oleh faktor air-semen tetapi hanya dipengaruhi oleh jumlah air dan ukuran butiran agregat.Kata kunci: kelecakan, faktor air-semen, jumlah air ABSTRACTConcrete workability can be defined as the level of easiness of concrete mix to be mixed, transported, casted, and compacted. Workability is influenced by several factors, such as amount of water, water-cement ratio, aggregate amount in concrete mix, and the size and gradation of aggregate. The relation between concrete workability, water-cement ratio, and the amount of aggregate used is not clearly shown in SNI method. This research was carried out to prove whether or not workability is not influenced by water-cement ratio in SNI method. Experiments was carried out using air dry aggregates 10 mm, 20 mm, and 40 mm size, water-cement ratio used are 0.40; 0.45; 0.50; 0.55; and 0.60. Workability was designed in 3060 mm and 60180 mm slump. The results showed that workability in SNI method is not influenced by water-cement ratio but only influenced by the amount of water and maximum size of coarse aggregate.Keywords: workability, water-cement ratio, amount of water
Modifikasi Cara Penentuan Kandungan Pasir pada Perancangan Campuran Beton Cara SNI dengan Metode Dreux Gorrise. (Hal. 21-32) Rabbani, Admiral Hazel; Saelan, Priyanto
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 4: Desember 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (876.368 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i4.21

Abstract

ABSTRAK Pencampuran beton cara SNI menunjukkan bahwa kuat tekan hanya dipengaruhi oleh faktor air-semen, sedangkan jika dievaluasi dengan metode Dreux Gorisse diduga akan menghasilkan kuat tekan yang berbeda karena kuat tekan juga dipengaruhi oleh volume pasir. Modifikasi sedemikian rupa pada penentuan pasir dalam agregat gabungan pada cara SNI agar tidak mempengaruhi kuat tekan beton yang akan dihasilkan, dilakukan dengan cara Dreux Gorisse. Pengujian yang dilakukan menggunakan agregat maksimum 10 mm dan 20 mm, slump rencana 30-60 mm dan 60-180 mm. Modulus kehalusan pasir yang ditinjau adalah 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; dan 3,5. Hasil pengujian modifikasi menggunakan agregat maksimum 10 mm dengan slump 30-60 mm dan slump 60-180 mm pada modulus kehalusan pasir 1,5; 2,0; dan 2,5 membuktikan kuat tekan beton tidak dipengaruhi oleh kadar volume pasir. Pada pengujian modifikasi menggunakan agregat maksimum 20 mm dengan slump 30-60 mm dan slump 60-180 mm pada modulus kehalusan pasir 1,5; 2,0; dan 2,5 membuktikan juga bahwa kuat tekan beton tidak dipengaruhi oleh kadar volume pasir. Kata kunci: modulus kehalusan pasir, volume pasir, SNI, kuat tekan ABSTRACT Concrete mixing with the SNI method shows that compressive strength is only influenced by water-cement factors, whereas if evaluated by the Dreux Gorisse method it is assumed that the compressive strength value will be different because the compressive strength is also influenced by the volume of sand. Modifications are made in such a way as to the determination of sand in the combined aggregate on the SNI method so as not to affect the compressive strength of the concrete to be produced by Dreux Gorisse. Tests carried out using a maximum aggregate of 10 mm and 20 mm, slump plans are used 30-60 mm and 60-180 mm. The modulus of sand smoothness reviewed was 1.5, 2.0, 2.5, 3.0 and 3.5. The modified test results using a maximum aggregate of 10 mm with 30-60 mm slump and 60-180 mm slump on sand fineness modulus 1,5, 2,0, and 2,5 prove that the compressive strength of the concrete is not affected by the sand volume level. In testing the modification using a maximum aggregate of 20 mm with 30-60 mm slump and 60-180 mm slump on sand smoothness modulus of 1.5, 2.0, and 2.5 also prove that the compressive strength of the concrete is not affected by the volume level of the sand. Keywords: sand fineness modulus, sand volume, SNI, compressive strength