Akurasi kode diagnosis dalam rekam medik pasien kasus rawat jalan pada Puskesmas merupakan persyaratan penting sebagai sumber data epidemiologi karena besarnya kontribusi data Puskesmas sebagai layanan primer pada data nasional. Pengamatan dilapangan menunjukkan masih lemahnya akurasi kode diagnosis sesuai ICD-10 sehingaa penelitian inti dilakukan untuk mengeksplorasi keakuratan kode diagnosis penyakit berdasarkan ICD-10, serta menganalisa faktor-faktor mempengaruhi. Kajian cross sectional dilakukan di 5 Puskesmas Rawat Jalan Kota Malang, dengan faktor yang dikaji meliputi pengalaman kerja, pelatihan tentang kodefikasi diagnosis penyakit, ketersediaan buku ICD-10, ketersediaan SOP kode diagnosis dan pengetahuan tentang kodefikasi diagnosis penyakit, dan variabel terikatnya adalah akurasi kodefikasi diagnosis penyakit. Jumlah responden 15 koder terdiri dari 5 tenaga dokter, 5 tenaga dokter gigi dan 5 tenaga perawat yang berasal dari 5 Puskesmas dan kesemuanya terlibat dalam pengkodean diagnosis penyakit di Puskesmas. Jumlah sampel dokumen RM rawat jalan yang diperiksa keakuratannya dari setiap Puskesmas sebanyak 36 dokumen, yang diambil dengan metode purposive sampling. Hasil analisa keakuratan kode diagnosis menunjukkan >50% responden menunjukkan akurasi kodefikasi diagnosis yang rendah (<50%). Hasil uji Fisher's Exact Test secara menunjukkan hubungan signifikan pengalaman kerja mengkode, tersedianya standar operasional prosedur (SOP) kode diagnosis dan pengetahuan tentang kodefikasi diagnosis penyakit, terhadap akurasi kode. Pengetahuan koder tentang kodefikasi diagnosis penyakit merupakan faktor yang paling berperan terhadap keakuratan kodefikasi diagnosis penyakit.