Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

HUBUNGAN HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA Zairinayati, Zairinayati; Purnama, Rio
Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Vol 10, No 1 (2019): Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publisher : STIKES 'Aisyiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/bi.v10i1.186

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan salah satu bentuk kurang gizi berupa keterlambatan pertumbuhan linear. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pengetahuan gizi ibu yang kurang sehingga cendrung untuk memberikan makanan kepada anaknya tanpa memandang kandungan gizi, mutu dan keanekaragaman makanan. Faktor lain adalah perilaku higiene sanitasi makanan yang kurang baik, menyebabkan penyakit infeksi disertai gangguan seperti nafsu makan berkurang dan muntah-muntah. Kondisi ini dapat menurunkan keadaan gizi balita dan berimplikasi buruk terhadap kemajuan pertumbuhan anak (stunting). Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kondisi hygiene sanitasi lingkungan (jenis jamban, sumber air bersih, kejadian diare, kejadian kecacingan) dengan kejadian  stunting pada. Metode: ini adalah case control dengan pendekatan retrospective study, dengan analisis data menggunakan uji statistik chi square. Populasi kasus dalam penelitian ini adalah seluruh anak balita yang berumur 1-5 tahun yang dinyatakan mengalami stunting oleh dokter/petugas paramedis dan populasi kontrol adalah balita yang dinyatakan tidak menderita stunting dengan besar sampel 30 kasus dan 30 kontrol. Hasil: Anak yang menderita stunting sebesar 43, 3% berada pada rentang umur 3,2 - 3,9 tahun,  memiliki berat badan 9-15 kg sebanyak 73,3% dan 97% keluarga memilki pendapatan rendah (kurang dari juta/bulan). Hasil uji bivariat didapatkana ada  hubungan antara jenis jamban, sumber air bersih dengan kejadian stunting pada balita. Namun tidak ada hubungan antara kejadian kecacingan dengan stunting. Saran: kepada tenaga sanitarian khususnya agar dapat memberikan informasi kesehatan terkait dengan penggunaan air bersih, dan menggunakan jamban, karena daerah yang kondisi sanitasinya buruk, ditandai dengan rendahnya akses rumah tangga ke jamban sehat, umumnya punya prevalensi stunting yang tinggi dan perlu menggunakan pendekatan dengan analisis kohort untuk mengamati pengaruh langsung dari kejadian stunting. Keyword : Stunting, Sanitasi, Diare
EFEKTIVITAS BUBUK KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA PENGUSIR LALAT RUMAH (Musca domestica) Garmini, Rahmi; Purnama, Rio
Masker Medika Vol 7 No 2 (2019): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Lalat dianggap sebagai serangga pengganggu karena merupakan vektor mekanis beberapa penyakit dan penyebab miasis pada manusia dan hewan. Salah satu tanaman yang diketahui mempunyai daya penolak serangga adalah tanaman kayu manis. Tujuan: untuk mengetahui efektivitas penggunaan bubuk kayu manis sebagai pengusir alami lalat rumah. Metodologi: Penelitian ini bersifat eksperimen. Tahapan penelitian dimulai dengan memberikan bubuk kayu manis dengan 5 dosis yang berbeda yaitu 15/500 gram, 25/500 gram, 35/500 gram, 45/500 gram,dan 55/500 gram udang. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak empat kali. Menghitung jumlah lalat yang hinggap selama waktu 15 menit di catat sesuai hasil. Hasil analisis data diolah dengan uji Anova untuk menguji perbedaan diantara perlakuan yang ada. Hasil: rata-rata jumlah lalat yang hinggap pada udang setelah dibubuhi kayu manis paling sedikit yaitu pada dosis 55 gram dengan rata-rata jumlah lalat sebanyak 1,50. Hasil uji anova didapat nilai p = 0,004 artinya ada perbedaan jumlah lalat diantara keempat dosis bubuk kayu manis sebagai bioinsektisida alami. Dosis 45 gram dan 55 gram merupakan dosis bubuk kayu manis yang efektif. Diskusi: Lalat memiliki kemampuan reproduksi yang cepat. Siklus hidup lalat memerlukan waktu sekitar lima belas hari. Minyak atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii) telah terbukti memiliki efek larvasida dan dapat dijadikan sebagai insektisida alternatif. Introduction: Flies are considered as nuisance insects because they are a mechanical vector of several diseases and causes of myasis in humans and animals. One of the plants that are known to have insect repellent power is cinnamon. Objective: to determine the effectiveness of using cinnamon powder as a natural repellent for house flies. Methodology: This research is experimental. Stages of the study began by giving cinnamon powder with 5 different doses, namely 15/500 grams, 25/500 grams, 35/500 grams, 45/500 grams, and 55/500 grams of shrimp. Each treatment was repeated four times. Count the number of flies that perched for 15 minutes recorded according to the results. The results of data analysis were processed with the Anova test to test the differences between the treatments. Results: the average number of flies perched on shrimp after sprinkled with cinnamon was the least at a dose of 55 grams with an average number of flies as much as 1.50. Anova test results obtained p value = 0.004 means that there are differences in the number of flies between the four doses of cinnamon powder as a natural bioinsecticide. Doses of 45 grams and 55 grams are effective dosages of cinnamon powder. Discussion: Flies have the ability to reproduce quickly. The life cycle of a fly takes about fifteen days. Cinnamomum burmannii cinnamon bark essential oil has been shown to have a larvicidal effect and can be used as an alternative insecticide.
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN EKSTRAK ANTOSIANIN TANAMAN BUNGA KEMBANG SEPATU UNTUK MENDETEKSI BORAKS PADA BAKSO Rio Purnama
Jurnal Delima Harapan Vol 8 No 2 (2021)
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31935/delima.v8i2.126

Abstract

One of the causes of food safety problems in Indonesia is the lack of knowledge, responsibility and supervision by producers, consumers and the authorities. This results in cheating by irresponsible food producers, adding ingredients that can harm the human body. There are several ways to detect or detect the presence of hazardous food additives, one of which is using indicators made from natural ingredients added with several other ingredients that can detect hazardous food additives, one of which is borax. After conducting research on the effectiveness of hibiscus flower anthocyanin extract as an indicator of borax detection in meatballs, it was found that hibiscus flower extract can be used as an indicator for borax detection, seen from the change in the color of hibiscus flower extract which at first is brownish orange (purplish. ) After being absorbed with meatballs containing borax, the hibiscus flower extract changes its color to dark brown red, this is due to the pelagornidin antasianin compounds reacting with borax compounds.
Analisis Tingkat Intensitas Kebisingan terhadap Kelelahan Kerja Karyawan Bagian Produksi PT Sinar Sosro Palembang Rahmi Garmini; Rio Purnama
Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 12 No. 1 (2020): Februari
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.833 KB)

Abstract

Occupational fatigue will increase the level of work errors and reduce performance or producti- vity. If work errors increase, there will be opportunities for workplace accidents in the industry. The purpose of this study was to determine the analysis of noise level intensity on occupational fatigue among workers at PT Sinar Sosro Palembang. The research method uses total sampling or the entire population as the study sample i.e. 40 workers of production unit. The study results obtained p-value of 0,864, which means there is no relationship between the level of noise and work fatigue among production unit workers. Nonetheless, the workers who experience mild and medium fatigue are recommended to take a short break for 5-15 minutes every 1 to 2 hours and it is expected for employees to comply more fully with PPE regulations in order to avoid work accidents.
Hubungan Karakteristik Pekerja Terhadap Personal Hygiene Penjamah Makanan Jasa Boga Golongan B Asrama Haji Kota Palembang Rahmi Garmini; Rio Purnama; Tiara Amelia Lestari; Muthia Felyanti
jurnal kesehatan terapan sains dan teknologi Vol 1 No 2 (2023): Journal Health Applied Science And Technology (JHAST)
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/jhast.v1i2.14

Abstract

Latar Belakang Permasalahan kesehatan khususnya masalah personal hygiene merupakan masalah yang sangat kompleks. Penerapan personal hygiene pada penjamah makanan dan minuman yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Dampak yang sering timbul didalam personal hygiene yaitu dampak fisik. Seseorang banyak menderita gangguan kesehatan akibat tidak terjaganya kebersihan perorangan yang baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik pekerja terhadap personal hygiene penjamah makanan jasa boga golongan B Asrama Haji Kota Palembang. Metode penelitian, penelitian ini menggunakan metode cross sectional yaitu penelitian untuk mencari hubungan antar variabel. Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi-square didapatkan bahwa jenis kelamin dengan personal hygiene penjamah makanan didapatkan (p=0,031), Umur (p=0,011), Tingkat Pendidikan (p=0,376). Simpulan : ada hubungan antara jenis kelamin dan umur serta tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan personal hygiene penjamah makanan jasa boga golongan B Asrama Haji Kota Palembang
Factors Associated with Complaints of Hearing Impairment in Workers in the Wet Production Section at PT HEVEA MK I Palembang in 2023 Rio Purnama; Sari Ilda febriyanti; Aisyah Ananda
Jurnal Inspirasi Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2023): Spesial Edisi Khusus (Proceeding)
Publisher : Fakultas Kesehatan IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/jika.v1i2.50

Abstract

Advances in science and technology have driven the rapid rate of industrialization and contributed to the success of improving the quality of life and welfare of mankind. The application of advanced technology and equipment on the one hand creates ease in production, in larger quantities, higher quality and in a relatively short time, but on the other hand tends to increase work risk or hazard, as well as the possibility of increasing problems and incidence of disease due to Work. This research was conducted with the aim of knowing the factors associated with complaints of hearing loss in the wet production section of PT HEVEA MK I Palembang in 2023. This research method uses a cross-sectional method, which is a study in which the independent and dependent factors are examined simultaneously. in the same time period. To obtain data in the field, it was carried out by measuring noise intensity in the production work area and distributing questionnaires to 49 respondents who were working. The conclusion of the study showed that there was a relationship between noise intensity (P=0.001), working time (P=0.017), work period (P=0.022), and use of ear protection devices (P=0.000) with complaints of hearing loss in production workers wet at PT. HEVEA MK I Palembang in 2023.
Pengaruh Pemberian Penyuluhan Melalui Media Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan PHBS Di SDN 7 Kota Agung Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat Rio Purnama
jurnal kesehatan terapan sains dan teknologi Vol 2 No 2 (2024): Journal Health Applied Science And Technology (JHAST)
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/jhast.v2i2.57

Abstract

Latar belakang: Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk anak usia SD dimulai dengan membentuk kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan, serta mengkonsumsi makanan jajanan sehat. PHBS yang sangat sederhana tersebut akan mengurangi risiko terkena penyakit. Penyakit yang akan muncul akibat 3 rendahnya PHBS antara lain cacingan, diare, sakit kulit, gizi buruk dan lain sebagainya yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya derajat kesehatan Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang dianalisa secara statistik dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sedangkan perubahan pengetahuan dilakukan dengan uji statistik menggunakan uji wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis bivariat menggunakan Uji Wilcoxon, di dapatkan Nilai Probabilitas (p) adalah 0,000 dan probablitas tersebut menunjukkan p<0,05. Simpulan: Ada Pengaruh Pemberian Penyuluhan Melalui Media Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan PHBS di SDN 7 Kota Agung Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat.
Edukasi Dan Terapi Latihan Untuk Mengurangi Nyeri Lutut Pada Lansia Dengan Kondisi Osteoarthritis Purnama, Rio; Alviana, Reyska; Anggelica, Bunga Elsa; Akbar, M. Dendra; Kalista, Abel; Zulfa, Silvia Nisa; Anugrah, Citra Marsanda; Revandanu, Diky; Oktavia, Tika; Wirani, Bela; Raya, Mega; Kalorin, Triovi Sagina
Suluh Abdi Vol 7, No 1 (2025): SULUH ABDI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sa.v7i1.9450

Abstract

Nyeri lutut atau osteoarthritis knee merupakan suatu kondisi degeneratif kronis yang paling banyak menyumbang gangguan pada lansia akibat adanya peradangan pada jaringan disekitar lutut. Usia adalah predictor terkuat Osteoarthritis lutut. Gejala klinis OA yaitu kekakuan sendi, nyeri sendi dan disfungsi sendi, namun masalah utama bagi sebagian besar pasien adalah rasa sakit atau nyeri pada sendi. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan maksud memberikan dan meningkatkan pemahaman kepada komunitas lansia di Desa Soak Batok Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir yang berjumlah kurang lebih 11 orang dengan kondisi nyeri pada sendi lutut. Penyuluhan digunakan sebagai metode kegiatan pengabdian dengan media promosi kesehatan berupa leaflet yang di lengkapi dengan keterangan gambar latihan. Materi dan demo praktek terapi latihan untuk mengurangi keluhan nyeri lutut dapat diterima dan dipahami dengan baik. Selama berjalannya kegiatan dilakukannya sesi diskusi atau tanya jawab seputar kondisi nyeri lutut yang dialami oleh lansia  untuk menambah pengetahuan lansia terhadap kondisi nyeri lutut.
Edukasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dengan Metode Cuci Tangan Pakai Sabun Dalam Menurunkan Angka Kecacingan Di SD Muhammadiyah 7 Palembang Purnama, Rio
Khidmah Vol 7 No 1 (2025): Khidmah
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/khidmah.v7i1.517

Abstract

Perilaku cuci tangan dengan sabun di kalangan siswa SD, fokus pada rendahnya tingkat kepatuhan di SD Muhammadiyah 7 Palembang. Meskipun cuci tangan dengan sabun diketahui memiliki manfaat kesehatan signifikan, seperti mengurangi penyakit diare, 43% siswa berusia 10 tahun yang melakukannya secara teratur. Banyak siswa hanya mencuci tangan dengan air karena kesalah pahaman bahwa tangan kotor mereka tidak tampak kotor, sehingga penggunaan sabun sering diabaikan. Data RiskesDas 2022 menunjukkan bahwa 49,8% dari populasi yang mencuci tangan dengan benar pada 2018, sedikit meningkat dibandingkan 47% pada tahun 2013. Temuan ini menyoroti pentingnya kebersihan sejak usia dini, dapat menanamkan kebiasaan cuci tangan yang benar sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Penelitian ini menyarankan perlu promosi kesehatan yang lebih intensif di sekolah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya cuci tangan dengan sabun guna mencegah infeksi dan penyakit. Inisiatif pendidikan dan promosi kebersihan tangan di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan siswa terhadap kebiasaan cuci tangan dengan sabun, pada gilirannya akan mendukung peningkatan kesehatan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan memperbaiki kebiasaan cuci tangan di kalangan anak-anak, akan berkontribusi pada penurunan angka penyakit terkait kebersihan di masyarakat.