Tsani, A Fahmy Arif
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kualitas diet, kurang energi kronis (KEK), dan anemia pada pengantin wanita di Kabupaten Semarang Dieny, Fillah Fithra; Jauharany, Firdananda Fikri; Fitranti, Deny Yudi; Tsani, A Fahmy Arif; Rahadiyanti, Ayu; Kurniawati, Dewi Marfu’ah; Wijayanti, Hartanti Sandi
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.179 KB) | DOI: 10.14710/jgi.8.1.1-10

Abstract

Introduction: Pre-conception women are potential mothers or vulnerable groups who need special attention. The less of nutrients Intake than necessary can lead to nutritional problems such as Chronic Energy Deficiencyand nutritional anemia that have an impact on the next phase of life such as the risk of giving birth to babies with low birth weight (LBW), babies stunting, and growth disruption and development of the fetus / baby during pregnancy or after that. Objective: To analyze the relationship between diet quality, chronic energy malnutrition status with anemia in the bride.Methods: A cross-sectional study with 70 subjects who were brides aged 16-30 years. Selection of subjects with consecutive sampling method. Dietary quality data was measured through the Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) and Diet Quality Index - International (DQI-I) forms, SEZ status assessed from body mass index (BMI) and upper arm circumference (LiLA). Anemia status was measured from hemoglobin levels, MCV, MCH, and MCHC. To examine the relationship between diet quality, chronic energy malnutrition, and anemia using a linear regression test.Results: The subject aged 16-30 years, and 41.4% are still <20 years old. A total of 10 subjects (14.3%) belonged to Chronic Energy Deficiency. Haemoglobin level measurements showed there were 8 subjects (11.4%) who had low Hb levels, and 4 of them had anemia with microcytic hypychromic type which was characterized by low MCV, MCH and MCHC values. Based on the calculation of intake was known that 55 subjects (78.6%) had a low quality diet. This study showed no relationship between diet quality and anemia, but the sub-components of diet quality were adequacy of protein intake (p = 0.007), iron intake (p = 0.009) and upper arm circumference (p = 0.018) indicating a significant relationship with anemia (hemoglobin level) in the bride. Conclusion: the less protein and iron intake and lower upper arm circumference associated with a decrease in the bride's hemoglobin level
HUBUNGAN STATUS GIZI DAN KUALITAS TIDUR DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANJUT USIA Hermawan, Febriyanti; Widyastuti, Nurmasari; Tsani, A Fahmy Arif; Fitranti, Deny Yudi
Journal of Nutrition College Vol 8, No 4 (2019): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.283 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v8i4.25841

Abstract

Latar Belakang : Jumlah penduduk lanjut usia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan kuantitas lanjut usia harus diseimbangkan dengan peningkatan kualitas hidupnya. Status gizi dan kualitas tidur menjadi masalah yang dialami oleh lansia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan status gizi dan kualitas tidur dengan kualitas hidup pada lanjut usia.Metode : Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Berdasarkan hasil skrining 254 lanjut usia didapatkan 44 subjek menggunakan metode simple random sampling. Data Status gizi didapatkan melalui pengukuran langsung menggunakan timbangan digital dan alat pengukur tinggi lutut. Data kualitas tidur dan kualitas hidup diperoleh melalui wawancara menggunakan form Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF). Hasil : Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kualitas hidup (r = 0,251; p = 0,101) dan tidak terdapat hubungan antara kualitas tidur  dengan kualitas hidup (r = 0,027; p = 0,862).Simpulan : Tidak terdapat hubungan antara status gizi dan kualitas tidur dengan kualitas hidup pada lanjut usia.
PERBEDAAN STATUS GIZI DAN KUALITAS ASUPAN MAKANAN PADA LANSIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI PROLANIS Astiti, Rosiana Dwi; Margawati, Ani; Rahadiyanti, Ayu; Tsani, A Fahmy Arif
Journal of Nutrition College Vol 8, No 3 (2019): Juli
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.554 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v8i3.25808

Abstract

Latar Belakang: Populasi lansia terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini harus diikuti dengan perbaikan fasilitas kesehatan sehingga derajat kesehatan dan kualitas asupan makanan lansia meningkat. Salah satu strategi yang dilaksanakan pemerintah yaitu Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status gizi dan kualitas asupan makanan pada lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti prolanis.Metode: Penelitian ini merupakan studi cross sectional. Subjek merupakan lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti prolanis. Data meliputi karakteristik subjek, tingkat pendapatan, status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), kualitas asupan makanan menggunakan formulir Diet Quality Index-International (DQI-I), dan aktivitas fisik dengan metode International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Analisis data menggunakan uji independent t-test dan Mann-Whitney.Hasil: Rerata skor kualitas asupan makanan subjek yaitu 48,5±6,7 yang tergolong rendah. Rerata status gizi subjek yaitu 24,5±4,2 kg/m2. Kualitas asupan makanan subjek yang mengikuti prolanis (49,0±7,5) lebih tinggi dibandingkan subjek yang tidak mengikuti prolanis (47,6±6,1). Hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan pada status gizi antara subjek yang mengikuti dan tidak mengikuti prolanis (p=0,029), tetapi tidak terdapat perbedaan pada kualitas asupan makanan (p=0,538).Simpulan: Ada perbedaan signifikan status gizi berdasarkan keikutsertaan prolanis (p=0,029). Tidak ada perbedaan signifikan kualitas asupan makanan berdasarkan keikutsertaan prolanis (p=0,538).