Sari, Velysiana Ayunda Puspita
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Pengaruh Media Perendaman Benang Pa Multifilamen D21 Terhadap Kekuatan Putus (Breaking Strength) Dan Kemuluran (Elongation) Dengan Metode SNI ISO 1805:2010 Sari, Velysiana Ayunda Puspita; Boesono, Herry; Setiyanto, Indradi
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 6, No 4: Oktober 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.595 KB)

Abstract

Bahan dasar alat tangkap terbagi menjadi dua jenis bahan yaitu secara alami (natural fibre) dan buatan (synthetic fiber). Bahan alami terbuat dari serat-serat tumbuhan (cotton, manila,hemp) sedangkan bahan sintesis diproduksi melalui mesin dimana serat tersebut diperoleh dari proses kimia daya tahan, bahan sintesis lebih unggul dibanding dengan bahan alami karena tidak mengalami pembusukan. Salah satu contoh dari bahan sintesis ini adalah polyamide atau yang lebih dikenal dengan nama dagang nilon. Tingkat kekuatan benang (breaking strength) dan kemuluran (elongation) merupakan bagian penting yang perlu diperhatikan karena jika nilai kekuatan benang ini tinggi dan kemuluran yang rendah maka akan menciptakan suatu tingkat efektifitas bahan sehingga membuat nelayan tidak perlu banyak mengeluarkan biaya untuk perawatan alat tangkap. Benang  polyamide merupakan salah satu jenis benang yang umumnya digunakan untuk mengukur ketahanan suatu serat sintesis. Semakin cepat penurunan kekuatan putus, maka akan meningkatkan biaya untuk perbaikan dan pembelian sehingga sangat terkait dengan kelanjutan usaha. Benang polyamide multifilament D21 dipilih karena sebagian besar digunakan untuk bahan alat tangkap gill net dengan target tangkapan ikan tengiri (Scomberomorus commerson). Daerah yang banyak menangkap ikan tengiri (Scomberomorus commerson) adalah sekitar pantura. Hal tersebut perlu dilakukan suatu penelitian terkait dengan pengaruh perendaman terhadap kekuatan putus dan kemuluran dari benang multifilamen D21.Disisi lain, Indonesia memiliki beberapa produsen alat penangkapan ikan yang tersebar di beberapa daerah baik di jawa maupun luar jawa. Namun seiring dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia belum memiliki standar alat tangkap yang digunakan yang dalam hal ini terkait dengan kekuatan putus (breaking strength) dan kemuluran (elongation) sehingga memberi dampak pada ketidak ramah lingkungan alat tangkap seperti tidak sesuai ukuran benang ataupun mesh size pada alat tangkap sehingga akan berdampak pada hasil tangkapan yang tidak selektif.