Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PERBAIKAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS DENGAN PENAMBAHAN SERAT KACA: IMPROVEMENT OF PHYSICAL AND MECHANICAL PROPERTIES OF THE HOT POLYMERIC ACRYLIC RESIN BY ADDING GLASS FIBRE Zuriah Sitorus; Eddy Dahar
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 1 (2012): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.254 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i1.1768

Abstract

Resin akrilik polimerisasi panas (RAPP) banyak digunakan sebagai bahan pembuat basis gigi tiruan, karena memilikisejumlah keunggulan di antaranya bersifat biokompatibel, kualitas estetis yang cukup memuaskan, penyerapan air yangrendah, memiliki konduktivitas termal yang baik, mudah diproses dan direparasi tanpa membutuhkan tenaga ahlilaboratorium. RAPP masih memiliki kekurangan terutama dalam hal kekuatan dan kekerasan sehingga bahan ini tidakjarang mengalami retak atau fraktur akibat pemakaian. Beberapa literatur melaporkan bahwa penambahan serat karbon,serat metal, atau serat kaca dalam jumlah tertentu dapat memperbaiki sifat fisis dan mekanis bahan RAPP. Penelitian inibertujuan untuk membandingkan sifat fisis dan mekanis RAPP yang ditambah serat kaca dengan RAPP tanpapenambahan serat kaca. Serat kaca yang digunakan adalah produk Taiwan Glass berukuran 4 mm, 6 mm dan 8 mmsebanyak 1% dari total volume RAPP. Pengujian yang dilakukan meliputi : densitas, porositas, absorbsi air, kekuatantekan, kekerasan vickers, kekuatan tarik, modulus young’s, kekuatan impak dan kekuatan transversal, koordinat warnadan analisa mikrostruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RAPP dengan penambahan serat kaca ukuran 6 mmmerupakan kondisi optimum, diperoleh : densitas 1,25 g/cm3, porositas 0,46%, absorbsi air 0,36%, kekuatan tekan 88,89Mpa, kekerasan vickers 21,067kg/mm2, kekuatan tarik 70,43 Mpa, modulus young’s 3328,49 Mpa, kekuatan impak 6,70j/mm2, kekuatan tranversal 129 Mpa. Tidak terlihat adanya perubahan yang signifikan pada warna resin akrilik. Sebagaikesimpulan, penambahan serat kaca ukuran 6 mm sebanyak 1% dari total volume RAPP ternyata dapat menghasilkanpeningkatan kualitas fisis dan mekanis yang optimum dari RAPP.
GIGI TIRUAN JEMBATAN UNTUK GIGI MOLAR KEDUA RAHANG BAWAH YANG HILANG MELIBATKAN MOLAR KETIGA SEBAGAI GIGI PENYANGGA: FIXED PARTIAL DENTURE FOR THE MISSING MANDIBULAR SECOND MOLAR WITH THE VOLVEMENT OF THE THIRD MOLAR AS ABUTMENT Eddy Dahar
Dentika: Dental Journal Vol. 16 No. 1 (2011): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.677 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v16i1.1907

Abstract

Making fixed partial denture to replace the missing mandibular second molar with the involvement of the third molar as abutment is rarely done, because the location of the 3rd molar is far behind and the narrow space for operator in making the tooth preparation. In addition, the shape and size of crown and root, and position of the 3rd molar in the dental arch does not often encounter the requirement to serve as an abutment. We have made fixed partial denture for a patient who had lost his second lower molar by using the first and third molar as an abutment. The 3rd molar is tilted to mesial along to the lingual aspect more than 25º, so we decided to make an intra coronal retainer to the teeth. In line with decreasing the chewing forces, the pontic occlusal surface area, had been made narrow by 20-30%. The result showed that there was no complaint from the patient after the insertion of the dentures. In conclusion, the manufacture of fixed partial denture to replace the missing mandibular second molar with the involvement of the third molar as abutment can be done by considering carefully the principles of biomechanical and preparation.
PENGARUH BAHAN PEMBERSIH GIGI TIRUAN TERHADAP JUMLAH CANDIDA ALBICANS PADA BAHAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS YANG DIPOLES DAN TIDAK DIPOLES: EFFECT OF DENTURE CLEANSERS TOWARDS CANDIDA ALBICANS FROM POLISHED AND UNPOLISHED HEAT POLYMERIZED DENTURE ACRYLIC RESIN Eddy Dahar; David Chandra
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 1 (2014): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/dentika.v18i1.1953

Abstract

Pembersih gigi tiruan diperlukan untuk menjaga kebersihan gigi tiruan dan perbedaan kekasaran pada permukaan gigitiruan yang dipoles dan tidak dipoles dapat mempengaruhi perlekatan Candida albicans. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui pengaruh bahan pembersih gigi tiruan terhadap jumlah Candida albicans pada bahan basis gigi tiruanresin akrilik polimerisasi panas yang dipoles dan tidak dipoles. Penelitian ini menggunakan 54 lempeng resin akrilikpolimerisasi panas dengan ukuran 10x10x1mm. Subjek penelitian diinkubasi dalam suspensi Candida albicansselama 24jam pada suhu 370C. Subjek penelitian dibagi menjadi 6 kelompok yang terbagi menjadi dua kelompok utama yaitupermukaan yang dipoles dan tidak dipoles. Setiap kelompok utama dibagi lagi berdasarkan kelompok yang direndamdalam sodium hipoklorit 0,5% selama 10 menit, alkali peroksida selama 5 menit dan tanpa perendaman sebagaikelompok kontrol. Tiap kelompok terdiri atas 9 lempeng resin akrilik. Setelah diberi perlakuan, lempeng tersebutdimasukkan ke dalam tabung reaksi yang beriisi NaCl 0,9% 10 ml dan digetarkan dengan vortex selama 30 detik,kemudian 0,1 ml dari larutan tersebut dibenihkan ke dalam Sabouraud Dextrose Agar. Jumlah Candida albicans dihitungdalam colony forming units per 1ml. Data dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Hasilpenelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan akibat pengaruh penggunaan sodium hipoklorit 0,5% danalkali peroksida terhadap jumlah Candida albicans pada bahan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas yangdipoles dan tidak dipoles (p< 0,05). Sebagai kesimpulan, perendaman bahan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasipanas pada larutan sodium hipoklorit 0,5% selama 10 menit dapat mengurangi hampir 100% perlekatan Candida albicans pada permukaan resin akrilik polimerisasi panas yang dipoles dan tidak dipoles.
PENGARUH PENAMBAHAN ZIRKONIUM OKSIDA DAN SERAT KACA PADA BAHAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN TRANSVERSAL Eddy Dahar; Allya Nurul Laily
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 12 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode September-Desember 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36911/pannmed.v12i2.19

Abstract

Resin akrilik polimerisasi panas banyak digunakan sebagai bahan pembuat basis gigi tiruan karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya bersifat biokompatibel, estetis baik, mudah diproses, tanpa membutuhkan tenaga ahli laboratorium dan harganya relatif murah. Namun, resin akrilik polimerisasi panas merupakan bahan basis gigi tiruan yang mudah mengalami fraktur karena memiliki kekuatan impak dan transversal yang kurang memadai. Kekuatan impak dan transversal dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan penguat nanopartikel zirkonium oksida dan serat kaca. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan nanopartikel zirkonium oksida konsentrasi 5% dan serat kaca potongan kecil ukuran 6 mm konsentrasi 2% pada bahan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas terhadap kekuatan impak dan transversal. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Penelitian ini dilakukan pada sampel yang berukuran 80 mm x 10 mm x 4 mm untuk uji kekuatan impak dan 65 mm x 10 mm x 2,5 mm untuk uji kekuatan transversal. Jumlah keseluruhan sampel adalah 60 sampel yang terdiri dari 30 sampel untuk kelompok uji kekuatan impak dan 30 sampel untuk kelompok uji kekuatan transversal. Setiap sampel diuji menggunakan alat Amslerotto Walpret Werke GMBH, Germany untuk uji kekuatan impak dan Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine untuk uji kekuatan transversal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan nanopartikel zirkonium oksida konsentrasi 5% menghasilkan kekuatan impak dan transversal lebih tinggi dan signifikan dari pada penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 6 mm konsentrasi 2% dan tanpa penambahan bahan penguat.
PENGARUH PENAMBAHAN ZIRKONIUM OKSIDA DAN SERAT POLIPROPILEN TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN TRANSVERSAL BAHAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS Eddy Dahar; Raudhatul Husna
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 12 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode September-Desember 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.502 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v12i2.21

Abstract

Heat polymerized acrylic resin is the most common material used for making denture base because of it’s advantages. However, this material still hasn’t fulfill all the ideal requirements as a denture base. Some disadvantages that need to be fixed are low impact and transverse strength causing an easy base of fracture. Several attempts were made to improve the mechanical properties of heat polymerized acrylic resin materials by adding reinforcing materials. Zirconium oxide is one of chemical group that can be used as a reinforcing material and polypropylene fiber which is including in fiber reinforcing groups. This study aims to determine whether there is a difference in the effect of the addition of 5% ZrO2 nanoparticles and 2% chopped polypropylene fibers 6 mm in length on the impact and transverse strength of heat polymerized acrylic resin denture base material. The design of this study is a laboratory experimental and the number of samples in this study are 60 samples. The result of this study shows the mean value of the impact and transverse strength of heat polymerized acrylic resin with ZrO2 nanoparticles reinforced is greater than the control group and heat polymerized acrylic resin group with polypropylene fiber reinforced with significant difference, and the mean value of impact and transverse strength of heat polymerized acrylic resin with polypropylene fibers reinforced is greater than the control group with significant difference.
PENGARUH PENAMBAHAN ZIRKONIUM OKSIDA PADA BAHAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS TERHADAP KEKUATAN IMPAK DAN TRANSVERSAL Eddy Dahar; Sri Handayani
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 12 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode September-Desember 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.53 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v12i2.24

Abstract

Resin akrilik yang dipolimerisasi panas (RAPP) telah banyak digunakan sebagai bahan dasar gigi tiruan karena memiliki kelebihan seperti keadaan biokompatibel, jauh lebih estetis, mudah diproses, tidak memerlukan keahlian laboratorium untuk memperbaiki dan harganya relatif murah. Namun, RAPP adalah bahan dasar gigi tiruan yang mudah patah karena kekuatan impak dan transversal yang rendah. Kekuatan impak dan transversal dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan penguat nanopartikel zirkonium oksida (ZrO2). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan nanopartikel ZrO2 konsentrasi 5%, 6% dan 7% pada bahan basis gigi tiruan RAPP terhadap kekuatan impak dan transversal. Nanopartikel ZrO2 dilapisi dengan lapisan trimetoksisilipropilmetrilat (TMSPM) sebelum disonikasi dalam monomer ( MMA) dengan konsentrasi yang berbeda 5%, 6% dan 7% menurut beratnya. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Sampel penelitian ini adalah bentuk persegi panjang dengan ukuran batang uji 80 mm x 10 mm x 4 mm untuk uji kekuatan impak dan 65 mm x 10 mm x 2,5 mm untuk uji kekuatan transversal. Total sampel sebanyak 48 sampel terdiri dari 24 sampel untuk kelompok uji kekuatan impak dan 24 sampel untuk kelompok uji kekuatan transversal. Setiap sampel diuji Amslerotto Walpret Werke GMBH, Jerman untuk uji kekuatan Impak dan Electronic System Universal Testing Machine, Jepang untuk uji kekuatan transversal. Kesimpulan penambahan nanopartikel ZrO2 konsentrasi 5% dan 6% pada bahan basis gigi tiruan dari RAPP dapat meningkatkan kekuatan impak dan transversal namun dapat menurunkan kekuatan impak dan transversal dengan penambahan nanopartikel ZrO2 7% pada bahan basis gigi tiruan RAPP.
Efektivitas penggunaan microwave sebagai desinfeksi model kerja pembuatan gigi tiruan terhadap jumlah Staphylococcus aureus dan kekuatan kompresiEffectiveness of microwave for working model disinfection in denture fabrication towards the number of Staphylococcus aureus and compression strength Anita Ridaryanti Siregar; Eddy Dahar
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 31, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v31i2.18814

Abstract

Pendahuluan: Pencetakan rongga mulut adalah salah satu tahap terpenting dalam proses pembuatan gigi tiruan. Pencetakan rongga mulut dilakukan untuk menghasilkan cetakan negatif gigi yang kemudian akan diisi dengan dental gipsum untuk dijadikan model kerja. Pada proses pencetakan ini perpindahan saliva dan darah menjadi tidak dapat dihindari, sehingga bakteri dapat ikut berpindah dari rongga mulut pasien ke hasil cetakan. Proses desinfeksi yang tidak dilakukan atau kurang adekuat pada hasil cetakan akan mengkontaminasikan bakteri dari hasil cetakan ke model kerja sehingga dapat menjadi sarana infeksi silang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efek desinfeksi model kerja menggunakan microwave terhadap jumlah Staphylococcus aureus dan kekuatan kompresi. Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Sampel penelitian adalah 64sampel dimana terbagi atas 32 sampel untuk perhitungan jumlah bakteri dan 32 sampel lain untuk kekuatan kompresi. Hasil: Data dianalisis dengan menggunakan uji t-dependent dan uji t-independent. Uji t-dependent digunakan untuk mengetahui efektivitas penggunaan microwave terhadap jumlah Staphylococcus aureus. Uji t-independent digunakan untuk mengetahui perubahan kekuatan kompresi model kerja setelah penggunaan desinfeksi menggunakan microwave. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan dari penggunaan microwave terhadap penurunan jumlah bakteriStaphylococcus aureus(p=0,005,p<0,05) dan perbedaan efektivitas signifikan dari penggunaan microwave terhadap kekuatan kompresi model kerja berupa peningkatan kekuatan kompresi dengan rerata kontrol 24,85 MPa menjadi 28,08 MPa (p=0,004 (p=0,05). Simpulan: Penggunaan microwave 800 watt efektif terhadap penurunan jumlah bakteri Staphylococcus aureus dan meningkatkan kekuatan kompresi model kerja.Kata kunci: Model kerja, desinfeksi, microwave, Staphylococcus aureus, kekuatan kompresi ABSTRACTIntroduction: Dental impression is one of the most important stages in the process of denture fabrication. Dental impression aims to produce negative imprint of the teeth,  which will then be filled with dental gypsum to be used as a working model. In this imprint process, transfers of saliva and blood become unavoidable; thus, the bacteria can move from the patient's oral cavity to the mould. Unperformed or inadequate disinfection process on the impression will allow contamination of the bacteria from the impression to the working model and makes it become a means of cross-infection. The purpose of this research was to determine differences in the effect of disinfection of working models using the microwave towards the number of Staphylococcus aureus and compression strength. Methods: This research was an experimental laboratory. The research sample was as many as 64 samples which were divided into 32 samples for the calculation of the number of bacteria and 32 other samples for the compression strength test. Results: All data were analysed using the t-dependent and t-independent tests. The t-dependent test was used to determine the effectiveness of microwave for disinfection towards the number of Staphylococcus aureus. The t-independent test was used to determine changes in the working model compression strength after disinfection. The results showed that there was a significant difference in the effectiveness of microwave for disinfection on reducing the number of Staphylococcus aureus (p = 0.005; p < 0.05) and a significant difference in the effectiveness of microwave as disinfection tools on the working model compression strength on increasing the compression strength with the mean control of 24.85 MPa to 28.08 MPa (p = 0.004; p < 0.05). Conclusion: The use of an 800-watt microwave is effective in decreasing the number of Staphylococcus aureus bacteria and increasing the working model compression strength.Keywords: Working model, disinfection, microwave, Staphylococcus aureus, compression srength
Pengaruh Desinfeksi Model Gipsum Tipe III Menggunakan Sodium Hypochlorite dan Microwave Terhadap Kekuatan Kompresi dan Kekerasan Permukaan Sharmila Naidu A/P Iyal Naidu; Eddy Dahar
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 1 No. 6 (2021): Cerdika: Jurnal Ilmiah indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3387.916 KB) | DOI: 10.59141/cerdika.v1i6.108

Abstract

Saat prosedur pengambilan cetakan dilakukan, darah dan saliva akan menempel pada hasil cetakan dan hal ini memungkinkan terjadinya infeksi silang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh desinfeksi model gipsum tipe III menggunakan sodium hypochlorite dan microwave terhadap kekuatan kompresi dan kekerasan permukaan. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris dan total sampel pada penelitian ini adalah 60 sampel gipsum tipe III, yang mana 30 sampel digunakan untuk meneliti kekuatan kompresi dan 30 sampel digunakan untuk meneliti kekerasan permukaan yang mana dua kelompok penelitian ini dibagi kepada tiga kelompok yaitu kelompok kontrol ( 10 sampel yang tidak desinfeksi), 10 sampel yang didesinfeksi dengan 0,5% sodium hypochlorite selama 10 menit dan 10 sampel didesinfeksi dengan microwave pada 550 Watt selama 10 menit dan data yang diperoleh dianalisa menggunakan uji ANOVA dan LSD. Hasil penelitian ditunjukkan terdapat perbedaan pengaruh desinfeksi model gipsum tipe III menggunakan 0,5% sodium hypochlorite selama 10 menit dan microwave pada 550 Watt selama 10 menit terhadap kekuatan kompresi dan kekerasan permukaan(p=0,0001<0,05).
PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN ALKALIN PEROKSIDA TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN SILIKON SOFT DENTURE LINER SWAPOLIMERISASI BERDASARKAN LAMA PEMAKAIAN Safira Maulida Suci; Eddy Dahar
Cakradonya Dental Journal Vol 15, No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : FKG Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/cdj.v15i2.27200

Abstract

Penggunaan soft denture liner pada gigi tiruan yang menyebabkan rasa sakit mengakibatkan bakteri dan jamur membentuk koloni secara mudah dan berpenetrasi pada gigi tiruan yang sudah diaplikasikan bahan SDL. Pembersihan kimiawi adalah pilihan utama untuk kontrol plak pada gigi tiruan yang sudah diaplikasikan SDL karena dapat membersihkan gigi tiruan yang tidak dapat dijangkau dengan metode mekanis. Alkalin peroksida adalah larutan pembersih yang efektif melarutkan kotoran dan mengurangi mikroorganisme terutama Candida albicans selama 15 menit perendaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman dan perbedaan pengaruh lama perendaman silikon LTSDL swapolimerisasi dalam alkalin peroksida terhadap kekerasan permukaan selama 2 dan 4 hari. Rancangan penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan bahan silikon LTSDL swapolimerisasi. Kekerasan permukaan diuji dengan alat Shore A Durometer. Berdasarkan hasil uji t Independen, diperoleh ada pengaruh perendaman silikon LTSDL swapolimerisasi dalam alkalin peroksida selama 2 dan 4 hari terhadap kekerasan permukaan. Kemudian hasil uji t Independen juga menunjukkan terdapat perbedaan kekerasan permukaan antara silikon LTSDL swapolimerisasi yang direndam dalam alkalin peroksida selama 2 dan 4 hari. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa silikon LTSDL swapolimerisasi yang direndam dalam bahan pembersih gigi tiruan alkalin peroksida dapat digunakan selama satu tahun pemakaian karena peningkatan kekerasan permukaan masih dalam rentang ISO.
Effect of Immersion Duration in Coffee Beverage on Colour Stability of Polymethyl Methacrylate Denture Base Reinforced with 1% Chitosan Nanogel (Laboratory Study) Rahmawati, Lutfi; Dahar, Eddy; Angelia, Veronica
Dentika: Dental Journal Vol. 26 No. 2 (2023): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/dentika.v26i2.11719

Abstract

Hot polymerized acrylic resin (RAPP) denture bases have several weaknesses, so RAPP requires reinforcing materials, one of which is chitosan. Extrinsic factors cause color changes in RAPP. The aim of this research was to determine the effect of soaking time for RAPP denture base material after adding 1% chitosan nanogel in coffee solution on color stability. Laboratory experimental research, using 16 cylindrical plates, diameter 15 x 2 mm (n = 8 from each group). There are 2 groups, the water-soaked group and the coffee drink group. Color stability measurements were carried out before and after soaking for 1, 2, 3, 4, and 7 days. The color stability of the samples was tested using a colorimeter and color changes were analyzed using the Kruskall-Wallis and Mann-Withney tests. There is an effect of soaking time for RAPP denture base material on color stability with a value of p = 0.0001. Soaking the RAPP denture base material after adding 1% chitosan nanogel in a coffee solution for color stability for 4 days is still clinically acceptable.