Sulaiman, h. Abd Rauf
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SEJARAH ORANG BONE DI KECAMATAN KABAENA BARAT KABUPATEN BOMBANA (1908-2015) Asmara, Asmira; Hadara, Ali; Sulaiman, h. Abd Rauf
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.211 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v1i1.7358

Abstract

ABSTRAK            Fokus utama penelitian ini mengacu pada empat permasalahan yaitu (1) Bagaimana Sejarah Kedatangan Orang Bone di Kabaena Barat Tahun 1908-2016? (2) Apa sebab umum dan sebab khusus kedatangan orang bone di Kecamatan Kabaena Barat tahun 1908-2016?, (3) Bagaimana interaksi sosial orang Bone di Kecamatan Kabaena Barat? (4) Bagaimana keadaan social ekonomi orang Bone di kecamatan Kabaena Barat tahun 1908-2016).Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yaitu: (a) Pengumpulan data melalui kepustakaan dan penelitian lapangan. (b) Kritik data yang dilakukan melalui kritik ekstern dan entern guna mendapatkan data yang akurat. (c) Historiografi yakni hasil penafsiran (interpretasi) dituangkan dalam bentuk tulisan secara sistematis dan kronologis.Temuan penelitian menunjukkan bahwa : (1) Proses kedatangan Orang Bone di Kecamatan Kabaena Barat Kabupaten Bombana dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama dilakukan oleh Andi Mallorongeng beserta pengikutnya yang bertujuan untuk mencari tempat persembunyian dari pemerintah Belanda. Tahap kedua keluarga orang Bone yang sudah menetap dan memanggil keluarganya yang ada di Bone (2) Kedatangan orang Bone di Kecamatan Kabaena Barat, terdiri atas dua sebab pendorong dan sebab penarik: (a) sebab pendorong terdiri dari faktor ekonomi, faktor mata pencaharian dan faktor sosial. (b) sebab penarik terdiri dari faktor geografis dan faktor potensi alam di Kecamatan Kabaena Barat. (c) faktor Petualang (3) Interaksi Sosial Orang Bone Dengan Penduduk Setempat di Kecamatan Kabaena Barat dapat dilihat pada hubungan kemasyarakatan mereka baik sesama orang Bone maupun terhadap penduduk asli dalam hal ini Suku Moronene. Salah satu hubungan sosial antara orang Bone dengan penduduk setempat dikenal dengan istilah “Mappasisele” yakni hasil melaut sperti ikan biasanya ditukarkan dengan hasil bertani seperti umbi-umbian. (4) Keadaan Sosial Ekonomi Orang Bone di Kecamatan Kabaena Barat jauh lebih baik dibandingkan berada di daerah asalnya. Hal ini dikarenakan banyaknya potensi alam yang di Kecamatan Kabaena Barat. Kata Kunci: Sejarah, Orang Bone, dan Sosial Ekonomi
SEJARAH MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA ISLAM DI PULAU RUNDUMA KECAMATAN TOMIA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 11900-1980 Ardianti, Wd. Nur; Hadara, Ali; Sulaiman, h. Abd Rauf
Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah UHO
Publisher : Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.052 KB) | DOI: 10.36709/jpps.v1i1.7364

Abstract

ABSTRAKMengawali penelitian ini dengan merumuskan permasalahan 1) Bagaimana proses masuknya agama Islam di Pulau Runduma? 2) Bagaimana metode penyiaran agama Islam di Pulau Runduma? 3) Bagaimana akibat masuknya agama Islam di Pulau Runduma? (4) Bagaimana perkembangan Agama Islam di Pulau Runduma? Penelitian ini mengunakan metode sejarah yaitu: (1) Heuristik, yaitu kegiatan  pengumpulan sumber data penelitian, (2) Verifikasi yaitu kritik sumber yang terdiri atas dua tahap yaitu kritik ekstern dan kritik intern, (3) Historiografi terdiri atas penafsiran (interpretasi), penjelasan (eksplanasi), dan penyajian (ekspose).Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Awal masuknya agama Islam di Pulau Runduma dibawa oleh La Punggui dari Pulau Buton. Sebelum ke Pulau Runduma beliau terlebih dahulu singgah di Pulau Tomia. Kemudian La Punggui berangkat dengan menggunakan perahu jarangka berlayar menuju Pulau Runduma. Saat itu La Punggui mendarat disalah satu pantai kemudian merapatkan perahunya dan berjalan memeriksa Kampung Runduma pada tahun 1900. Setelah La Punggui memeriksa kampung Runduma, beliau melihat manusia primitif tanpa sehelai kain di badannya sedang berdiri dan bersandar di batu La Runduma menghadap kebarat pada saat matahari tenggelam kearah daratan besar Pulau Tomia. La Punggui  meninggal dunia pada tahun 1915  dan dikebumikan di  Kampung pertama. Setelah Runduma di perkirakan aman oleh La Penanda maka menyusul sepasang suami istri dari Desa Kulati membuka kebun  di pohon asam besar bernama La Ujo atas panggilan La Penanda. Saat itu penghuni satu-satunya di Kampung lama adalah La Ujo bersama Istri. Setelah itu berdatangan dari Tomia, Kaledupa, Wangi-Wangi, dan Binongko untuk bermigrasi atau menetap di Pulau Runduma. Kemudian La Penanda bersama masyarakat setempat mendirikan Mesjid pertama untuk dijadikan sebagai pusat ibadah, pengkaderan dan penyebaran agama Islam di Pulau Runduma. 2) Metode penyiaran agama Islam di Pulau Runduma di lakukan melalui metode tasawuf, pendidikan dalam hal ini melakukan dakwah dari kampung ke kampung selanjutnya melalui seni dan melalui jaringan politik. 3) Akibat masuknya agama Islam dapat memperbaiki kepercayaan animisme dan dinamisme yang sebelumnya banyak dilakukan masyarakat dan menambah ghairah keagamaan khususnya Islam. 4) Perkembangan Agama Islam di Pulau Runduma mulai pada tahun 1977-1980.  Para Ulama dalam menyebarkan Ajaran Agaman Islam di Pulau Runduma dengan cara diskusi, pengajian dll. Kata kunci: Sejarah, Perkembangan, dan  Agama Islam