YUSUF AFANDI, MUHAMMAD
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENDISIPLINAN TUBUH (STUDI BASIC ENGLISH COURSE DI KAMPUNG INGGRIS, PARE, KEDIRI) YUSUF AFANDI, MUHAMMAD
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Permasalahan yang telah dikaji di dalam skripsi ini adalah bagaimana proses pendisiplinan tubuh yang ada di dalam lembaga Basic English Course berjalan dengan baik dan sempurna. Untuk mengungkap permasalahan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis wacana yang berguna untuk membongkar maksud dan makna tertentu.Hasil penelitian ini ditemukan bahwa Basic English Course menjadi lembaga kursus yang besar dan paling diminati di kampung inggris pare. Semua murid yang menimba ilmu disana telah patuh terhadap lembaga. Proses pendisiplinan tubuh di dalam lembaga sangat berjalan dengan sempurna. Karena dalam proses tersebut direktur BEC telah terbantu nama besar yang disandang olehnya, yaitu pendiri kampung inggris Pare, Kediri. Relasi kuasa yang dimilikinya sangat menunjang sekali, dengan memilih guru yang ada di dalamnya dari alumni lembaga sendiri. Ditambah lagi dengan prespektif seluruh masyarakat sekitar yang sangat positif terhadap BEC. Munculnya kampung inggris karena ada BEC, besarnya BEC dikarenakan munculnya kampung inggris. BEC satu-satunya lembaga yang memberikan metode belajar ala pondok pesantren. Dengan mendidik tidak hanya kepada hard skill, melainkan pula soft skill nya. Maindset berpikir murid didekonstruksi dengan tujuan agar tidak hanya belajar bahasa inggris, namun harus mendapatkan barokah ilmunya. Hal ini membuat murid semakin tidak berdaya menghadapi wacana yang ditancapkan di dirinya. Kata Kunci : Pendisiplinan Tubuh, Wacana, Basic English Course     Abstract This research about problems have studied in the thesis is how the disciplining of the body process in Basic English Course running well and perfect. To reveal these problems with thoroughly and deeply, in this study using qualitative research methods with a discourse analysis to break in specific purpose and meaning. From the results of this study found that the Basic English Course into an institution great course and the most popular in the English village Pare. All of the students who studied there have been obedient to the institution. The process of disciplining of the body in the institution is running perfectly. Because in the process of the director of BEC has helped big names that carried him, the founder of the English village of Pare, Kediri. Power relations that had very supportive, with selecting the teachers from the alumni of that institution. And perspectives all of society very positive to BEC. BEC is a pioneer institution courses in the English village. The rise of English village because there is BEC, The Biggest of BEC because there is English village. BEC is the only institution that provides a method of learning-style boarding school. With educators not only to hard skills, but also soft skills. Mindset think students are constructed with the purpose of not only learning English, but must get the blessing of science. This make the body of  students are weak to face the discource in theirselves. Keywords: Disciplining Of The Body, Discourse, Basic English Course
POLITIK HUKUM PEMBERHENTIAN HAKIM KONSTITUSI PADA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yusuf Afandi, Muhammad; Ismaidar, Ismaidar
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 10, No 10 (2023): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v10i10.2023.4894-4911

Abstract

Pemberhentian Hakim Konstitusi di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, yang menimpa Aswanto, melukai kemerdekaan kekuasaan kehakiman di Indonesia. Seharusnya, kekuasaan kehakiman bebas dari campur tangan asalkan tidak melanggar hukum. Artikel ini meneliti tindakan inkonstitusional tersebut dengan menggunakan pendekatan penelitian hukum normatif. Dalam perspektif normatif, pemecatan yang dilakukan oleh kekuasaan legislatif dan didukung oleh kekuasaan eksekutif dianggap tidak sesuai dengan konstitusi. Bahkan, pemecatan yang disertai alasan pelanggaran etika dianggap sebagai intervensi yang mengurangi independensi hakim dalam mengambil keputusan hukum, karena tidak memenuhi syarat dan prosedur yang diatur dalam undang-undang yang mengatur Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.