Pemasaran tembakau di Kabupaten Bojonegoro dari tahun 1998 ? 2015 masih menjadi permasalahan tersendiribagi para petni tembakau. Hal ini dikarenakan mutu dan kualitas tembakau yang dihasilkan oleh petani tembakau diKabupaten Bojonegoro, mengalami penurunan. Akibat turunnya mutu dan kualitas tembakau tersebut membuat hargatembakau mengalami ketidakstabilan harga, sehingga petani berada pada titik terlemah dalam pemasaran. Untukmengatasi hal tersebut, para petani berupaya untuk melakukan mitra dengan para pabrik yang ada di KabupatenBojonegoro. Adanya program kemitraan yang dilakukan oleh para petani tidak membuat semua petani yang ada diKabupaten Bojonegoro bermitra dengan pabrik, sehingga petani yang ada di Kabupaten Bojonegoro terkenal menjadi 2yakni petani mitra dan petani swadaya.Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diperoleh rumusan masalah, diantaranya yakni 1) Bagaimana prosespemasaran tembakau virginia Bojonegoro tahun 1998 2015, 2) Bagaimana pengaruh pemasaran tembakau virginiaterhadap perkonomian petani tembakau tahun 1998-2015. Hasil dari penelitian tersebut diantaranya yakni bahwa prosespemasaran antara petani mitra dan petani swadaya tembakau memiliki perbedaan. Petani swadaya dalam prosespemasaran hanya bisa menjual tembakunya ke tengkulak. Sedangkan petani mitra dapat menjual tembakaunya ke pabrik.Pengaruh pemasaran tembakau virginia bagi para petani mitra dan petani swadaya berbeda. Petani mitra lebihdiuntungkan jika dibandingkan petani swadaya, karena setiap penjualan petani mitra mendapat ketetapan harga daripabrikan. Selain petani, para buruh tani juga mendapat pengaruh yang besar selama pembudidayaan tembakau.Kata kunci: Tembakau, pemasaran tembakau, ekonomi petani.