ROSIDAH, KHOLIFATUR
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

CINEMA THERAPY DAN FOCUS GROUP DISCUSSION: UPAYA PREVENTIF INTERNALIZED SEXISM TERHADAP BUDAYA PATRIAKI Situmorang, Lisbet; Widyanta, Mentari Nadia; Mardiana, Lisna; Rosidah, Kholifatur
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 4 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.837 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i4.4891

Abstract

Abstrak: Dalam kehidupan bermasyarakat, laki-laki mendapatkan peran yang asimetris daripada perempuan. Sehingga, bermunculan ungkapan ketidaksetaraan dalam keinginan untuk berkontribusi untuk lingkungan sekitar dari perempuan. Masyarakat menanggap sebuah hal ini “tidak sesuai” dengan norma-norma yang ada karena laki-laki dianggap sebagai individu paling utama, paling unggul, dan dominan dalam masyarakat. Ketidaksetaraan antara peran laki-laki dan perempuan menjadi salah satu hambatan struktural yang menyebabkan individu dalam masyarakat tidak memiliki akses yang sama. Permasalahan yang diangkat di program ini adalah ketidaksetaraan gender dalam beraktifitas sebagai perempuan di Kota Samarinda. Program Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pentingnya kesetaraan gender dalam berkehidupan. Program unggulan Cinema Therapy dan Focus Group Discussion, program edukasi keseteraan gender ke masyarakat sebagai metode penyelesaian masalah. Langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah yaitu (1) edukasi perilaku internalized sexism dan budaya patriaki, (2) Menonton Film Kartini, (3) berdiskusi makna dari film. Setelah materi dan film diperlihatkan, masyarakat mengalami penurunan tingkat internalized sexism. Sehingga, para remaja dapat memahami kesetaraan gender.Abstract:  In social life, men get asymmetrical roles than women. Thus, there are expressions of inequality in desire to contribute to environment from women. Society considers this matter "incompatible" with existing norms because men are considered the important, superior, and dominant individuals in society. Inequality between the roles of men and women is one of the structural barriers that causes individuals in society to not have equal access. The problem raised in this program is gender inequality in activities as women in Samarinda City. This Community Service Program aims to increase knowledge about the importance of gender equality in life. Cinema Therapy and Focus Group Discussion flagship programs, gender equality education programs community as a method of problem solving. The steps in solving the problem are (1) educating the behavior of internalized sexism and patriarchal culture, (2) watching Kartini, (3) discussing the meaning of the film. After the materials and films were shown, society experienced a decrease in the level of internalized sexism. So, young people can understand gender equality.
CINEMA THERAPY DAN FOCUS GROUP DISCUSSION: UPAYA PREVENTIF INTERNALIZED SEXISM TERHADAP BUDAYA PATRIAKI Situmorang, Lisbet; Widyanta, Mentari Nadia; Mardiana, Lisna; Rosidah, Kholifatur
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 4 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.345 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i4.5059

Abstract

Abstrak: Dalam kehidupan bermasyarakat, laki-laki mendapatkan peran yang asimetris daripada perempuan. Sehingga, bermunculan ungkapan ketidaksetaraan dalam keinginan untuk berkontribusi untuk lingkungan sekitar dari perempuan. Masyarakat menanggap sebuah hal ini “tidak sesuai” dengan norma-norma yang ada karena laki-laki dianggap sebagai individu paling utama, paling unggul, dan dominan dalam masyarakat. Ketidaksetaraan antara peran laki-laki dan perempuan menjadi salah satu hambatan struktural yang menyebabkan individu dalam masyarakat tidak memiliki akses yang sama. Permasalahan yang diangkat di alam pengabdian program ini adalah ketidaksetaraan gender dalam beraktifitas sebagai perempuan di Kota Samarinda. Program Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk membantu meningkatkan pengetahuan pentingnya kesetaraan gender dalam berkehidupan. Program unggulan Cinema Therapy dan Focus Group Discussion, program edukasi keseteraan gender ke masyarakat sebagai metode penyelesaian masalah. Langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah yaitu (1) edukasi perilaku internalized sexism dan budaya patriaki, (2) Menonton Film Kartini, (3) berdiskusi nilai / makna dari film. Setelah materi dan film diperlihatkan, masyarakat mengalami penurunan tingkat internalized sexism. Sehingga, para remaja dapat memahami kesetaraan gender.Setelah materi dan film diperlihatkan, masyarakat mengalami penurunan tingkat internalized sexism. Abstract: In social life, men get asymmetrical roles than women. Thus, there are expressions of inequality in desire to contribute to environment from women. Society considers this matter "incompatible" with existing norms because men are considered the important, superior, and dominant individuals in society. Inequality between the roles of men and women is one of the structural barriers that causes individuals in society to not have equal access. The problem raised in this program is gender inequality in activities as women in Samarinda City. This Community Service Program aims to increase knowledge about the importance of gender equality in life. Cinema Therapy and Focus Group Discussion flagship programs, gender equality education programs community as a method of problem solving. The steps in solving the problem are (1) educating the behavior of internalized sexism and patriarchal culture, (2) watching Kartini, (3) discussing the meaning of the film. After the materials and films were shown, society experienced a decrease in the level of internalized sexism. So, young people can understand gender equality.In social life, men get asymmetrical roles than women. Thus, there are expressions of inequality in the desire to contribute to environment from women. Society considers this matter "incompatible" with existing norms because men are considered the most important, superior, and dominant individuals in society. Inequality between men and women is one of the structural barriers that causes individuals in society to haven’t equal access. The problem raised in is gender inequality in activities as women in Samarinda City. This Community Service Program to help increase knowledge about importance of gender equality in life. Cinema Therapy and Focus Group Discussion flagship programs, gender equality education programs to the community as a method of problem solving. The steps in solving the problem are (1) educating internalized sexism and patriarchal culture, (2) watching the Kartini film, (3) discussing the value / meaning of the film. After the materials and film were shown, society experienced a decrease in the level of internalized sexism. 
Pengaruh Penggunaan Media Power Point Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI APHP Handayani, Ucik Fitri; Rosidah, Kholifatur
CONSISTAN (Jurnal Tadris Matematika) Vol 1 No 01 (2023): Consistan : Jurnal Tadris Matematika
Publisher : Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Al-Qolam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35897/consistan.v1i01.1037

Abstract

Pada pembelajaran matematika hasil belajar siswa kurang optimal, yang berdampak pula pada prestasi belajar siswa. Adanya media pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat menambah motivasi siswa dalam proses belajar. Media yang bisa digunakan yakni dengan memanfaatkan power point. Tujuan dari penelitian yakni untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan penggunaan media PowerPoint terhadap prestasi belajar siswa kelas XI APHP di SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo. Terdapat dua kelas yang digunakan yakni XI APHP 1 sebanyak 25 siswa sebagai kelas eksperimen dan XI APHP 2 sebanyak 30 siswa sebagai kelas kontrol. Penggalian data menggunakan observasi dan tes. Analisis data menggunakan uji independent sampel T-test. Hasil penelitian diperoleh nilai signifikansi 0,001 < 0,05, yang artinya bahwa terdapat pengaruh penggunaan media PowerPoint terhadap prestasi belajar matematika siswa, yang dimana kelas dengan pembelajaran menggunakan media PowerPoint prestasi belajarnya lebih baik daripada pembelajaran yang tidak menggunakan media PowerPoint.