This Author published in this journals
All Journal LenteraBio
Asri, Mahanani Tri
Universitas Negeri Surabaya

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN KEDONDONG (SPONDIAS PINNATA) UNTUK MENGHAMBAT PERTUMBUHAN MISELIA JAMUR FUSARIUM OXYSPORUM SECARA IN VITRO Fadilah, Lutfa Lusia; Asri, Mahanani Tri; Ratnasari, Evie
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 7, No 1 (2018): Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fusarium oxysporum merupakan jamur patogen penyebab layu pada tanaman sehingga diperlukan pengendalian. Daun kedondong (Spondias pinnata) dapat dijadikan sebagai fungisida nabati karena mengandung senyawa metabolit sekunder antara lain flavonoid, tanin dan saponin. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh pemberian ekstrak daun kedondong dalam menghambat pertumbuhan miselia jamur Fusarium oxysporum dan mengetahui konsentrasi ekstrak daun kedondong yang optimal dalam menghambat pertumbuhan miselia jamur F. oxysporum. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap satu faktor, yaitu konsentrasi ekstrak daun kedondong dengan 5 kali ulangan. Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 0%, 12%, 18%, 24%, 30%. Pengamatan dilakukan setelah masa inkubasi selama 7 hari pada suhu ruang. Parameter yang diamati yaitu hambatan pertumbuhan F. oxysporum ditunjukkan melalui diameter koloni dan persentase hambatan miselia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun kedondong dalam menghambat miselia jamur F. oxysporum. Pada konsentrasi 18%, 24%, dan 30% merupakan konsentrasi optimal untuk menghambat pertumbuhan miselia jamur F. oxysporum dengan persentase penghambatan sebesar 54%, 60%, dan 63%. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi ekstrak daun kedondong yang diberikan maka semakin tinggi daya hambatnya.
EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BATANG DAN BIJI MAHONI (SWIETENIA MAHAGONI) SEBAGAI ANTIBAKTERI XANTHOMONAS CAMPESTRIS PENYEBAB PENYAKIT BUSUK HITAM PADA TANAMAN KUBIS Nisyak, Choirun; Yuliani, Yuliani; Asri, Mahanani Tri
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 7, No 1 (2018): Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakteri Xanthomonas campestris adalah bakteri yang menyebabkan penyakit busuk hitam pada tanaman kubis. Ekstrak kulit batang dan biji mahoni (Swietenia mahagoni) memiliki potensi sebagai antibakteri karena mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi kandungan dari ekstrak kulit batang dan biji mahoni dan untuk menguji kemampuan ekstrak kulit batang dan biji mahoni dalam menghambat pertumbuhan X. campestris secara in vitro serta untuk mengetahui konsentrasi ekstrak kulit batang dan biji mahoni yang optimal dalam menghambat pertumbuhan bakteri X. campestris. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)  dengan ekstrak kulit batang dan biji mahoni dan konsentrasi masing-masing ekstrak 25%, 50%, 75%, dan 100%, serta menggunakan dua kali ulangan, pengamatan dilakukan setelah media yang berisi ekstrak dan X. campestris diinkubasi selama 24 jam. Parameter penelitian adalah besarnya zona hambat dari pertumbuhan koloni X. campestris yang terbentuk pada media. Data diatas diuji dengan ANAVA dua arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit batang mengandung mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, dan saponin sedangkan ekstrak biji mahoni mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, dan triterpenoid. Ekstrak kulit batang dan biji mahoni mampu menghambat pertumbuhan bakteri X. campestris. Konsentrasi 75% dan 100% pada masing-masing ekstrak kulit batang dan biji mahoni adalah konsentrasi yang optimal dalam menghambat pertumbuhan X. campestris dengan zona hambat rata-rata 10,75±0,35 mm dan 13,75±0,35 mm untuk ekstrak kulit batang sedangkan pada ekstrak biji 3,75±0,35 dan 4,0±0,70 mm.
POTENSI ISOLAT BAKTERI ENDOFIT DARI AKAR TANAMAN UBI JALAR SEBAGAI PENGHASIL HORMON INDOLE ACETIC ACID Iswanti, Anisah; Asri, Mahanani Tri; Lisdiana, Lisa
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 7, No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indole Acetic Acid (IAA) adalah hormon yang berperan dalam pembelahan sel, menghambat pertumbuhan tunas samping, merangsang terjadinya abisi dan pemanjangan akar. Hormon IAA pada umumnya terdapat pada tanaman dan ditemukan pada hampir semua jenis tanaman, pembentukan IAA pada tanaman di dukung oleh adanya mikroba yang bersimbiosis dengan tanaman. Empat isolat bakteri yang memiliki potensi sebagai penghasil hormon IAA yaitu A1, B1, B2, dan B3. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan produksi hormon Indole Acetic Acid (IAA) masing?masing isolat bakteri endofit selama 5 hari masa inkubasi. Jenis penelitian ini adalah observasi. Parameter yang diukur adalah kemampuan isolat bakteri endofit yaitu A1, B1, B2, dan B3 dalam memproduksi hormon Indole Acetic Acid (IAA). Uji potensi dilakukan dengan menginkubasi bakteri pada media JNFB cair, selama 5 hari dengan suhu 30oC. Kadar IAA diukur menggunakan spektrofotometri dengan panjang gelombang 530 nm, pengukuran dilakukan setiap hari dari hari ke 0 sampai hari ke 5. Hasil pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer menujukan bahwa isolat A1 mampu  menghasilkan IAA secara berturut-turut dari hari pertama sampai hari ke-lima sebesar 0,43 ppm, 0,50 ppm, 2,08 ppm, 1,06 ppm, 0,26 ppm. Isolat B1 mampu memproduksi IAA sebesar 0,30 ppm, 0,46 ppm, 0,93 ppm, 0,53 ppm, 0,43 ppm. Isolat B2 mampu memproduksi IAA sebesar 0,16 ppm, 0,16 ppm, 1,26 ppm, 0,60 ppm, 0,16 ppm. Isolat B3 mampu memproduksi IAA sebesar 0,20 ppm, 0,33 ppm, 0,76 ppm, 0,46 ppm, 0,23 ppm. Dari keempat isolat bakteri tersebut kosentrasi IAA tertinggi yaitu pada masa inkubasi 72 jam.
PERTUMBUHAN ULAT GRAYAK SPODOPTERA LITURA (LEPIDOPTERA:NOCTUIDAE) PADA PAKAN ALAMI DAN PAKAN BUATAN DENGAN SUMBER PROTEIN BERBEDA Hidayanti, Yeni; Asri, Mahanani Tri
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 8, No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbanyakan ulat grayak dalam skala laboratorium membutuhkan pakan yang sesuai. Pakan dengan kandungan protein berperan dalam pembentukan jaringan serta pembentukan hormon ecdyson pada ulat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian pakan berbeda (pakan alami, pakan buatan kedelai, pakan buatan kacang tanah, dan pakan buatan kacang hijau) dengan kandungan protein tertentu yang optimal terhadap pertumbuhan ulat grayak (S. litura). Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data berupa panjang dan berat tubuh dianalisis menggunakan analisis varian satu arah, selanjutnya diuji menggunakan uji Duncan?s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis pakan berbeda berpengaruh (p<0,05) terhadap pertumbuhan ulat grayak (S. litura). Jenis pakan buatan kacang hijau dengan kandungan protein sebesar 10,50% memberikan pertumbuhan stadia VI ulat grayak (S. litura) yang terbaik.
KEEFEKTIFAN TIGA JENIS CENDAWAN ENTOMOPATOGEN TERHADAP SERANGGA KUTU DAUN APHIS GOSSYPII (HEMIPTERA: APHIDIDAE) PADA TANAMAN CABAI Fadhilah, Lutfiana Nur; Asri, Mahanani Tri
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 8, No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kutu daun Aphis gossypii adalah salah satu hama dominan yang menyerang pertanaman cabai di wilayah Indonesia. Kutu daun bersifat fitofag dan kosmopolitan yang dapat ditemukan di wilayah tropis dan subtropis. Salah satu alternatif pengendalian kutu daun yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan cendawan entomopatogen. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan jenis cendawan entomopatogen serta kerapatan konidia terhadap mortalitas kutu daun Aphis gossypii. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dua faktor yaitu jenis cendawan dan kerapatan konidia. Terdapat 15 perlakuan dengan 3 jenis cendawan meliputi Metarhizium anisopliae, Beauveria bassiana, dan Lecanicillium lecanii menggunakan 5 macam kerapatan konidia yaitu kontrol (akuades), 1 x 10^6, 5 x 10^6, 1 x 10^7 dan 5 x 10^7 konidia/ml. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data yang didapat berupa persentase mortalitas kutu daun Aphis gossypii pada 10 hari setelah aplikasi dan dianalisis menggunakan ANAVA dua arah dan dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi cendawan Metarhizium anisopliae, Beauveria bassiana, dan Lecanicillium lecanii berpengaruh terhadap mortalitas Aphis gossypii. Kombinasi cendawan Beauveria bassiana dengan kerapatan konidia 5 x 10^7 konidia/ml efektif dalam mengendalikan  serangan hingga 77,71%.
PATOGENITAS CENDAWAN ENTOMOPATOGEN LECANICILLIUM LECANII DENGAN PENAMBAHAN MINYAK KACANG TANAH TERHADAP MORTALITAS ULAT GRAYAK Ningrum, Elva Fithria; Asri, Mahanani Tri
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 8, No 2 (2019): Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lecanicillium lecanii merupakan salah satu cendawan yang dijadikan biopestisida dalam pengendalian hama tanaman. Namun patogenitas L. lecanii saat aplikasi menurun karena adanya pengaruh dari lingkungan, terutama sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penambahan minyak kacang tanah pada L. lecanii terhadap mortalitas ulat grayak. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK). Terdapat enam perlakuan yaitu pemberian L. lecanii dengan penambahan minyak sebanyak 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; 2% dan tanpa pemberian L. lecanii (akuades). Data yang didapat berupa persentase mortalitas ulat grayak pada 7 hari setelah aplikasi yang dianalisis menggunakan analisis varian satu arah (Anava) dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan minyak kacang tanah pada L. lecanii berpengaruh terhadap mortalitas ulat grayak. Mortalitas ulat tertinggi pada perlakuan dengan penambahan minyak kacang tanah 2% yaitu sebesar 63,42%.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KULIT UDANG TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR BEAUVERIA BASSIANA Sa?idah, Kholidah As; Asri, Mahanani Tri
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 8, No 2 (2019): Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beauveria bassiana adalah salah satu jenis jamur patogen serangga yang berpotensi sebagai agen hayati  pengendali serangga hama sehingga perlu dikembangkan dalam skala produksi yang besar. Pada proses perbanyakan secara in vitro, media kultur harus mengandung sumber nutrien yang sesuai untuk menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kulit udang dalam mendukung pertumbuhan B. bassiana. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas enam perlakuan konsentrasi tepung kulit udang yaitu 0% (kontrol), 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Data yang didapat berupa diameter koloni B. bassiana, dianalisis menggunakan analisis varian (Anava) satu arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung kulit udang pada media berpengaruh terhadap pertumbuhan B. bassiana. Konsentrasi tepung kulit udang yang optimum untuk pertumbuhan B. bassiana adalah konsentrasi 2% dengan menghasilkan diameter koloni 66,87 mm.
POTENSI ISOLAT BAKTERI ENDOFIT AKAR TANAMAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONICUM) SEBAGAI PENAMBAT NITROGEN Ummah, Rokhmatul; Asri, Mahanani Tri; Yakub, Pramita
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 8, No 2 (2019): Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lima isolat bakteri endofit telah diisolasi dari akar tanaman bawang merah (Allium ascalonicum), yaitu isolat AA2, AA7, AA8, AA9, dan AA10. Kelima isolat tersebut diketahui mampu mereduksi nitrat pada uji fisiologi sehingga diduga berpotensi sebagai penambat nitrogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan akumulasi amonium isolat bakteri endofit akar tanaman bawang merah sebagai penambat nitrogen, mendeskripsikan isolat mana yang paling berpotensi dalam penambatan nitrogen, serta menjelaskan hubungan antara nilai akumulasi amonium dengan jumlah sel bakteri endofit. Metode dalam penelitian ini adalah observasi dari nilai akumulasi amonium serta jumlah sel bakteri pada kelima isolat bakteri endofit akar bawang merah, yaitu AA2, AA7, AA8, AA9 dan AA10. Pengukuran nilai akumulasi amonium dilakukan selama enam hari masa inkubasi menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 410 nm, sedangkan jumlah sel bakteri dihitung dengan haemositometer. Data akumulasi amonium dan jumlah sel bakteri endofit dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima isolat bakteri endofit akar bawang merah mampu menambat nitrogen. Isolat yang paling berpotensi dalam penambatan nitrogen adalah isolat AA9, karena memiliki nilai akumulasi tertinggi selama masa inkubasi, yaitu rata-rata 2,90 mg/L dengan jumlah sel bakteri sebesar 9,21x10^6 sel/ml. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah sel bakteri, dapat diketahui bahwa nilai akumulasi amonium memiliki hubungan berbanding lurus dengan jumlah sel bakteri endofit terutama pada saat fase perbanyakan.
AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK BUAH PARE (MOMORDICA CHARANTIA L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN JAMUR FUSARIUM OXYSPORUM Putri, Devi Ratna; Asri, Mahanani Tri; Ratnasari, Evie
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 8, No 2 (2019): Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fusarium oxysporum merupakan fungi penganggu tanaman yang merugikan karena menyebabkan penyakit layu pada tanaman. Tanaman pare (Momordica charantia) dapat digunakan sebagai fungisida karena mengandung alkaloid dan saponin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antifungi ekstrak buah pare (Momordica charantia) dalam menghambat pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum dan mengetahui konsentrasi ekstrak buah pare yang paling optimal dalam menghambat pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor perlakuan yaitu konsentrasi ekstrak buah pare (60%, 70%, 80%, 90%, 100%, dan kontrol positif dithane M-45) dengan 4 ulangan. Parameter yang diukur berupa diameter zona bening disekitar kertas cakram, data dianalisis dengan ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah pare dapat menghambat pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum. Konsentrasi yang optimal dalam menghambat pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum adalah konsentrasi 90% dengan rata-rata diameter zona bening sebesar 4,25±0,95 mm yang tidak berbeda nyata dengan kontrol positif dithane M-45.