Penggunaan satu penggerak biaya dalam menentukan harga pokok produksi dinilai belum mampu menelusuri biaya secara akurat. Sistem biaya berdasarkan aktivitas dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan dari sistem tradisional karena pembebanannya didasarkan pada aktivitas yang dilakukan sehingga memberikan informasi biaya yang akurat. Banyak metode dalam penentuan harga pokok produksi salah satunya yaitu metode Activity Based Costing System. Metode ini dianggap mampu menutupi kelemahan dari metode yang lebih dulu ada yaitu metode biaya tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana perbedaan penentuan harga pokok produksi antara metode akuntansi biaya tradisional dan metode Activity Based Costing System di PT.Oceaneering Batam. Data dan informasi diperoleh dengan mewawancarai pihak-pihak terkait serta melakukan observasi secara langsung terhadap aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan dalam menghasilkan produk. Data yang diperoleh dianalisis dengan melakukan perhitungan-perhitungan menggunakan metode akuntansi dan hasil dari perhitungan tersebut dibandingkan dengan teori-teori yang relevan serta menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil perhitungan harga pokok produksi dengan metode Activity   Based   Costing   System  diperoleh   harga   pokok   produksi  sebesar IDR 1.863.923.159,- yang lebih kecil bila dibandingkan dengan metode perhitungan harga pokok produksi yang  dilakukan perusahaan yaitu sebesar IDR 1.891.271.616,-. Perbandingan dari kedua metode tersebut memperoleh selisih sebesar IDR 27.348.457,-.