Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

COMMUNITY STRUCTURE OF SEA URCHIN AS AN INDICATOR OF THE ECOLOGICAL BALANCE OF COASTAL AREAS Radjab, Abdul Wahab; Rabiyanti, Intan; Muharby, Fiqih
Journal of Environmental Science and Sustainable Development Vol. 6, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sea urchins, soft-shelled invertebrates (Echinoderms), crucially contribute to cleaning the ocean bottom. However, sea urchins in tropical waters like Indonesia have not yet been fully disclosed. This study was conducted at Hutumuri and Rutong waters, Ambon City. This study assessed physical-chemical parameters, sea urchin species composition, classification, and community structure. Employing the Line Transect method with 5x5 m quadrants and 50m transect spacing, data analysis included density, relative density, frequency of presence, diversity, uniformity, and dominance indices. Results indicated normal temperature and salinity at both stations, supporting sea urchin life, with rocky and sandy substrates deemed suitable. A total of 1,772 sea urchins were identified, led by Echinometra mathaei and lowest in Echinothrix calamaris. Classifying sea urchins revealed four species from three families: Echinometridae (Echinometra mathaei), Toxopneustidae (Tripneustes gratilla), and Diadeimatidae (Echinothrix calamaris and Diadema antillarium). Echinometra mathaei dominated Station 2 with 879 individuals, while Echinothrix calamaris was least abundant at Station 1, Echinometra mathaei density peaked at Station 1, while Echinothrix calamaris had the lowest at Station 2. Station 1 showed the highest diversity, Station 2 exhibited the highest uniformity, and Station 1 had the highest dominance. These findings offer insights for sustainable marine resource management in the studied area.
IDENTIFIKASI SAMPAH LAUT (MARINE DEBRIS) DI PANTAI PINTU KOTA DAN PANTAI AIRLOUW, KOTA AMBON Kubangun, Muhammad Tarmizi; Rabiyanti, Intan; Wahyudi, Agus; Mewar, Kamal
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 15 No 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24319/jtpk.15.115-125

Abstract

Sampah laut terdiri dari bahan organik padat dan anorganik yang tidak mudah terurai, menumpuk, serta tersebar di laut dan pantai. Masalah sampah merupakan permasalahan mendasar yang hingga saat ini belum terselesaikan di berbagai belahan dunia, termasuk di Kota Ambon. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung dan pengambilan sampel sampah. Penentuan lokasi penelitian disesuaikan dengan jadwal pasang surut perairan pada bulan Agustus 2023 di Pantai Pintu Kota dan Pantai Airlouw, Kota Ambon. Hasil penelitian menunjukkan jenis sampah yang diperoleh adalah botol plastik, gelas plastik, potongan plastik, kemasan plastik, sabut kelapa, daun kering, batang kayu, kaleng besi, potongan besi, sandal, pampers, kain, styrofoam, spons, kertas, dan lain-lain. Hasil pengukuran sampah di Pantai Pintu Kota dan Pantai Airlouw masuk dalam kategori mega-debris (>1 m) dan makro-debris (>2,5 cm - <1 m), namun yang terbanyak pada kategori makro-debris (>2,5 cm - <1 m), yaitu 2 cm – 1,74 m. Berat sampah dengan rata-rata hasil yang tinggi yaitu di Pantai Pintu Kota sebesar 121 g pada saat air pasang dan 100 g pada saat air surut, sedangkan rata-rata berat sampah di Pantai Airlouw tergolong rendah sebesar 58 g pada saat air pasang dan 61 g pada saat air surut. Sampah plastik maupun sampah non-plastik lebih banyak ditemukan pada saat air pasang, hal ini dimungkinkan karena pada musim timur di Kota Ambon curah hujan cukup tinggi sehingga arus dan gelombang dapat membawa sampah hingga ke pesisir pantai.
Pengaruh Variasi Kedalaman terhadap Struktur Komunitas Ikan Terumbu Karang di Kepulauan Seribu, Jakarta Yudha, Firsta Kusuma; Sachio, Nikolas; Hidayati, Tirza; Fuadi, Itsar Nur; Assyifa, Siti Fatma; Rabiyanti, Intan; Afif, M. Irfan
Jurnal Laut Khatulistiwa Vol 8, No 3 (2025): October
Publisher : Dept. Marine Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/lkuntan.v8i3.98019

Abstract

Ikan terumbu karang merupakan salah satu kelompok biota dominan yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem terumbu karang. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelimpahan dan biomassa ikan terumbu karang pada dua kedalaman berbeda di perairan Pulau Pramuka dan sekitarnya. Pengamatan dilakukan pada tujuh stasiun menggunakan metode Underwater Visual Census (UVC). -rata kelimpahan ikan pada kedalaman 3 m mencapai 46 ind/100 m², sedangkan pada kedalaman 10 m hanya 28 ind/100 m². Biomassa tertinggi pada kedalaman dangkal tercatat di Selatan Pulau Panggang sebesar 3.397,29 g/100 m², sementara biomassa terendah ditemukan di Utara Pulau Pramuka sebesar 677,84 g/100 m². Pada kedalaman 10 m, biomassa tertinggi terdapat di Selatan Pulau Air (5.301,68 g/100 m²) dan terendah di Dermaga 1 Pulau Pramuka (60,65 g/100 m²). Secara umum, ikan mayor mendominasi pada kedalaman dangkal, sedangkan ikan target lebih sering dijumpai pada kedalaman dalam. Temuan ini menunjukkan bahwa variasi kedalaman berpengaruh nyata terhadap struktur komunitas ikan terumbu karang melalui distribusi kelimpahan dan biomassa pada setiap lokasi pengamatan.
Kajian Sumberdaya Kima dan Ekosistem Terumbu Karang untuk Pengelolaan Ekowisata Bahari di Perairan Morella, Maluku Tengah: Study of Giant Clams Resources and Coral Reef Ecosytem for Marine Ecoturism Management Rabiyanti, Intan; Yulianda, Fredinan; Imran, Zulhamsyah
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 15 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v15i2.26458

Abstract

ABSTRACT Giant clams that protected by CITES Appendix II is important marine organism as a stock in and also has potential as a marine tourism. This study aims to analyze the potential of clams which are part of the coral reef ecosystem as an alternative ecotourism management of diving and snorkeling in Morella and analyzing appropriate management strategies for the development of tourism areas in Morella. The method used for the analysis of clams is 1) the density of clams Di = ni / A; 2) diversity index H '= - (∑ni (ln (ni / N)); 3) dominance index D = ∑ [Ni / N] 2, and Analysis Hierarchy Process (AHP) method. There are five types of clams such as Tridacna maxima, T. squamosa, T. gigas, T. crocea and Hippopus hippopus. The widest distribuiton was T. maxima, which was found at each research areas and the lowest was H. Hippopus. The population of clams was found at Lettang Beach with the most species being T. squamosa. The highest percentage of coral reef cover was found at Lubang Buaya Beach at 81.10% and the lowest at station I at 55.53%. The highest number of species of reef fish is found at Lettang Beach, which is 197 types. The management strategy that needs to be prioritized is integrated management, which takes into account all aspects of ecological, economic, social and institutional aspects.