Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Persepsi Pengguna Jalan Tol Terhadap Penyesuaian Tarif Tol Secara Berkala Untuk Mendorong Investasi Jalan Tol Purboyo, Wiryawan; Eko Prasetyo, Harwidyo; Karyana, Yudi; Tendy, Johanes
Konstruksia Vol 15, No 2 (2024): Jurnal Konstruksia Vol 15 No. 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.15.2.56-70

Abstract

Besaran tarif tol ideal adalah tarif yang memperhatikan kelayakan investasi yakni pengembalian investasi dan keuntungan yang wajar bagi investor dan juga memperhatikan kemampuan - kemauan membayar pengguna jalan tol. Tarif tol yang terlalu rendah akan berpengaruh terhadap investasi yang usaha jalan tol, jika tarif tol terlalu tinggi akan membebani pengguna jalan tol. Agar terjaga tarif tol yang ideal, secara berkala diadakan penyesuaian terhadap besaran tarif tol. Berdasarkan Pasal 48 ayat (3) Undang-Undang No. 2 Tahun 2022 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, menyebutkan bahwa evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap 2 tahun berdasarkan pengaruh laju inflasi; dan evaluasi terhadap pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol. Untuk mengukur persepsi pengguna jalan tol terhadap penyesuaian tarif tol, perlu dilakukan Kajian Persepsi Pengguna Jalan Tol Terhadap Penyesuaian tarif Tol secara berkala dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan pengguna jalan tol terhadap kebijakan penyesuaian tarif tol secara berkala yang dikaitkan dengan SPM Jalan Tol. Kualitas data hasil survei dianalisis reabilitas dan validitasnya secara statistik terlebih dulu untuk selanjutnya dilakukan analisis data tersebut untuk memperoleh Indeks Persepsi Pengguna Jalan Tol (IPPJT) dan dikonversi menjadi predikat mutu pelayanan. Hasil uji reabilitas alat ukur (kuesioner) yang digunakan dalam survei ini adalah reliabel dan hasil uji validitas kuesioner dinyatakan valid; dan dari analisis data didapatkan hasil secara umum bahwa mutu pelayanan berada di-Predikat Mutu Pelayanan C, hal ini dapat menggambarkan bahwa tanggapan pengguna jalan tol terhadap kebijakan penyesuaian tarif tol secara berkala dapat disimpulkan kurang baik, hal ini berdasarkan persepsi pengguna jalan tol merasa belum menerima semua yang dijanjikan operator untuk mendapatkan pemenuhan pelayanan sesuai SPM - sebagai imbalan atas kontribusinya dalam membayar tambahan biaya akibat kenaikan tarif tol tersebut.
Dalihan Na Tolu Sebagai Konsep Dasar Rancangan Jembatan Tano Ponggol (Studi Kelayakan Jembatan Tano Ponggol) Purboyo, Wiryawan
WIDYAKALA JOURNAL : JOURNAL OF PEMBANGUNAN JAYA UNIVERSITY Vol 8, No 2 (2021): Urban Lifestyle and Urban Development
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UPJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.448 KB) | DOI: 10.36262/widyakala.v8i2.349

Abstract

Lake Toba National Tourism Strategic Area (NTSA) requires tourism relevant road and bridge to support tourism. For this reason, the road segment for Tele - Pangururan - Nainggolan - Onan Runggu - Lagundi - Tomok - Ambarita - Pangururan was implemented and plans to build the Tano Ponggol Bridge in Pangururan District, Samosir Regency as land access to Samosir Island. The government plans to replace the Tano Ponggol bridge as well as make it a landmark for Pangururan Tourism City. The local wisdom approach to the bridge design is put on the concept of kinship which is owned by all ethnic groups around the Lake Toba area. The principles of the kinship concept in Batak culture are: Dalihan Na Tolu: elek marboru, somba marhula hula, and manat mardongan tubu. These three principles are manifested in the design of a three-legged bridge. The results of the multi-criteria analysis show that the greatest value in alternative 3, namely replacing the main pilon bridge and cable stayed bridge using a concrete box structure 47.5+95+47.5 m (the erection balance cantilever method), the architectural aesthetic concept "Dalihan Na Tolu” with the construction of three symmetrical parallel pillars as bridge accessories, so that the purpose the bridge design which is also a landmark can still be achieved.