Widiyanto, Suhud
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peramalan nilai impor besi baja indonesia 2008-2017 dengan model arima Widiyanto, Suhud
JURNAL MANAJEMEN Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Economics and Business Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.852 KB) | DOI: 10.29264/jmmn.v11i2.5944

Abstract

Indonesia sebagai negara berkembang banyak melakukan pembangunan disegala bidang baik fisik maupun non fisik. Pembangunan fisik khususnya infrastruktur sangat memerlukan berbagai macam material, diantaranya besi baja. Produksi dalam negeri sangatlah menunjang dalam memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur. Namun produksi dalam negeri belumlah mencukupi kebutuhan besi baja Indonesia, untuk itu diperlukan impor dari berbagai negara. Impor besi baja yang besar, perlu perencanaan dan kebijakan yang tepat, didukung data-data berkualitas, maka perlu membuat peramalan kebutuhan impor besi baja. Tujuan dari penelitian ini adalah memodelkan data deret waktu nilai impor besi baja Indonesia dan melakukan peramalannya. Data dianalisis menggunakan teknik analisis dan peramalan deret waktu. Model yang digunakan adalah Model ARIMA dan diolah dengan menggunakan Minitab16. Data yang digunakan didapat dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (BPS RI), yaitu data bulanan nilai impor besi baja Indonesia dari Januari 2008 sampai Desember 2017. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa model ARIMA sangat pas dipergunakan untuk pemodelan data deret waktu, namun transformasi data perlu dilakukan karena data mempunyai masalah keheterogenan ragam. Hasil peramalan menunjukkan bahwa dalam periode yang akan datang, nilai impor besi baja Indonesia akan semakin meningkat.
Analisis impor indonesia dari negara asal utama dan komoditi utama 2014-2018 Widiyanto, Suhud
KINERJA Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Economics and Business Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.08 KB) | DOI: 10.29264/jkin.v16i2.5945

Abstract

Indonesia merupakan negara berkembang yang mendorong pembangunan disemua bidang, tentunya membutuhkan banyak impor guna pembangunan tersebut. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS), khususnya data Statistik Impor Indonesia tahun 2014-2018. Tujuan penelitian ini guna menganalisis perkembangan impor Indonesia dari negara asal utama dan komoditinya. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik diskriptif dalam menggambarkan perkembangan impor Indonesia. Dari hasil penelitian didapat bahwa impor Indonesia selama periode 2014-2018 mengalami perkembangan yang fluktuatif.
Analisa dampak ekspor, impor, nilai tukar dan inflasi terhadap cadangan devisa indonesia 1990-2019 Widiyanto, Suhud; Suryono, Agus
JURNAL MANAJEMEN Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Economics and Business Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29264/jmmn.v12i2.7482

Abstract

Salah satu alat dan sumber pembayaran yang sangat penting dalam perdagangan internasional adalah cadangan devisa. Cadangan devisa dapat menjadi indikator yang penting guna mengetahui suatu negara dalam melakukan transaksi perdagangan internasionalnya serta mengetahui lemah atau kuatnya struktur perekonomian negara. Kecil atau besarnya cadangan devisa suatu  negara dipengaruhi beberapa faktor, misalnya ekspor, impor, nilai tukar dan inflasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisa dampak perkembangan ekspor, impor, nilai tukar dan inflasi terhadap posisi cadangan devisa baik secara bersamaan maupun terpisah selama 1990-2019. Analisa yang digunakan adalah Error Correction Model (ECM) yang diolah dengan EVIEWS10. Hasil penelitian diperoleh bahwa secara bersama perkembangan ekspor, impor, nilai tukar dan inflasi signifikan berpengaruh terhadap cadangan devisa, tetapi secara terpisah ekspor berdampak signifikan positif terhadap cadangan devisa sedangkan impor, nilai tukar dan inflasi berdampak signifikan negatif terhadap cadangan devisa. Nilai R-squared sebesar 94,94 persen menunjukkan bahwa semua variabel berpengaruh terhadap cadangan devisa dan sisanya sebesar 5,06 persen dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar model.
Mirror analisis perdagangan luar negeri indonesia dengan china 2019 Widiyanto, Suhud
JURNAL MANAJEMEN Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Economics and Business Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29264/jmmn.v13i1.9172

Abstract

China merupakan negara super power di Kawasan Asia, untuk Indonesia sendiri China merupakan mintra dagang utama, dimana 85%-90% impor Indonesia berasal dari China. Perdagangan luar negeri merupakan sumber devisa bagi negara, tentunya banyak pihak yang terlibat dalam perdagangan luar negeri, tidak hanya importir, eksportir tetapi juga pemangku kepentingan pemerintah. Sebagai kekuatan ekonomi baru China semakin menunjukkan kapabilitasnya dalam perdagangan luar negeri. Dalam memenuhi kebutuhan data statistik perdagangan luar negeri baik untuk kebijakan, investasi, pariwisata, pendidikan, maupun sebagai penerimaan devisa, maka diperlukan kualitas data perdagangan luar negeri yang memiliki standar baku. Sejak dibukanya jalur kerja sama ekonomi lintas kawasan, kemitraan Indonesia-China semakin erat. Tujuan analisa ini untuk mengetahui kualitas perdagangan luar negeri Indonesia-China, dengan menggunakan metode mirror analysis. Tulisan ini juga mengkaji alasan dibalik ketidaksesuaian akan data impor dan ekspor kedua negara. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap, penulis mencoba melakukan perhitungan perdagangan luar negeri antara Indonesia-China untuk mendapatkan perbedaan kedua negara tersebut dan menyajikannya dalam 2 digit Harmonize System (HS) dan 6 digit HS. Hasil penelitian menyimpulkan secara keseluruhan, baik komoditi impor dan ekspor mengalami perbedaan yang signifikan.