Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2020 - 2025
0.23
P-Index
This Author published in this journals
All Journal KAPAL Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim
Putra, Arfis Maydino Firmansyah
Unknown Affiliation
Computer Science & IT Earth & Planetary Sciences

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

 1 
Desain dan Analisa Struktur Konstruksi Fairing Multibeam Echosounder (MBES) di Kapal Riset Baruna Jaya I BPPT menngunakan Metode Elemen Hingga (FEM) Putra, Arfis Maydino Firmansyah; Handoyo, Tris; Priohutomo, Kusnindar
Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1061.776 KB) | DOI: 10.29122/jurnalwave.v13i1.3496

Abstract

Revitalisasi peralatan di Kapal Riset Baruna Jaya I dilaksanakan oleh Balai Teksurla BPPT dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan survei hidrografi. Salah satu peralatan yang direvitalisasi adalah Multibeam Echosounder (MBES) untuk laut dalam. Peralatan ini dapat berfungsi untuk pemetaan dasar laut dengan kedalaman sampai dengan 11.000 m dan merupakan yang pertama dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Dalam prosesnya MBES membutuhkan suatu dudukan di badan kapal sehingga peralatan dapat tersambung secara langsung dengan operator diatas kapal. Pada riset ini dibuat desain konstruksi dudukan MBES yang memenuhi kriteria kekuatan konstruksi berdasarkan peraturan class Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) menggunakan metode elemen hingga (Finite Element Method ? FEM). Terdapat 3 (tiga) kondisi pembebanan dalam analisis numerik FEM ini, yaitu: Kondisi A (pembebanan hidrostatik), Kondisi B  (pembebanan sensor) dan Kondisi C (pembebanan hidrostatik dan sensor). Hasil dari perhitungan menggunakan FEM pada riset ini menunjukkan bahwa von missess stress yang dihasilkan pada kondisi pembebanan A, B dan C adalah 63,20 Mpa, 3,39 Mpa dan 63,9 Mpa, dimana nilai tegangan yang dihasilkan dari analisa FEM lebih kecil dari tegangan izin yang disyaratkan oleh BKI yaitu 180 Mpa. Hasil riset menunjukkan bahwa desain struktur Transducer Fairing Construction memenuhi desain tegangan ijin dari peraturan klas BKI, yang menunjukkan bahwa fairing MBES cukup aman secara konstruksi bila dipasang di lambung KR Baruna Jaya I.Kata kunci: KR Baruna Jaya, Multibeam Echosounder (MBES), stress analysis, Metode Elemen Hingga (FEM)
DESAIN DAN ANALISA STRUKTUR KONSTRUKSI FAIRING MULTIBEAM ECHOSOUNDER (MBES) DI KAPAL RISET BARUNA JAYA I BPPT MENNGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA (FEM) Putra, Arfis Maydino Firmansyah; Handoyo, Tris; Priohutomo, Kusnindar
Wave: Jurnal Ilmiah Teknologi Maritim Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1061.776 KB) | DOI: 10.29122/jurnalwave.v13i1.3496

Abstract

Revitalisasi peralatan di Kapal Riset Baruna Jaya I dilaksanakan oleh Balai Teksurla BPPT dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan survei hidrografi. Salah satu peralatan yang direvitalisasi adalah Multibeam Echosounder (MBES) untuk laut dalam. Peralatan ini dapat berfungsi untuk pemetaan dasar laut dengan kedalaman sampai dengan 11.000 m dan merupakan yang pertama dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Dalam prosesnya MBES membutuhkan suatu dudukan di badan kapal sehingga peralatan dapat tersambung secara langsung dengan operator diatas kapal. Pada riset ini dibuat desain konstruksi dudukan MBES yang memenuhi kriteria kekuatan konstruksi berdasarkan peraturan class Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) menggunakan metode elemen hingga (Finite Element Method ? FEM). Terdapat 3 (tiga) kondisi pembebanan dalam analisis numerik FEM ini, yaitu: Kondisi A (pembebanan hidrostatik), Kondisi B  (pembebanan sensor) dan Kondisi C (pembebanan hidrostatik dan sensor). Hasil dari perhitungan menggunakan FEM pada riset ini menunjukkan bahwa von missess stress yang dihasilkan pada kondisi pembebanan A, B dan C adalah 63,20 Mpa, 3,39 Mpa dan 63,9 Mpa, dimana nilai tegangan yang dihasilkan dari analisa FEM lebih kecil dari tegangan izin yang disyaratkan oleh BKI yaitu 180 Mpa. Hasil riset menunjukkan bahwa desain struktur Transducer Fairing Construction memenuhi desain tegangan ijin dari peraturan klas BKI, yang menunjukkan bahwa fairing MBES cukup aman secara konstruksi bila dipasang di lambung KR Baruna Jaya I.Kata kunci: KR Baruna Jaya, Multibeam Echosounder (MBES), stress analysis, Metode Elemen Hingga (FEM)
Risk Analysis of Ship Collision and Modelling of Oil Spill Trajectory Study Case : Dumai Port Noor, Fariz Maulana; Handani, Dhimas Widhi; Muryadin, Muryadin; Sari, Dian Purnama; Wijaya, Rio Dwi Sakti; Prasetyo, Dimas Fajar; Setiyobudi, Nanang; Putra, Arfis Maydino Firmansyah; Malakani, Arga Iman; Afandi, Mohamad Imam
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 22, No 1 (2025): February
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kapal.v22i1.67794

Abstract

Dumai Port is a significant natural port in Sumatra, characterized by deep waters sheltered from waves and calm currents due to surrounding islands. It plays a crucial role in the export of Crude Palm Oil (CPO) and the operations of Pertamina's RU II, which are expected to increase, leading to a rise in ship traffic. In response to this growing vessel traffic, this paper analyzes ship collision frequency and models the dispersion of oil spills as a potential consequence. The ship collision analysis utilizes the Integrated Waterway Risk Assessment Program (IWRAP), combining vessel traffic data over a year with the port's bathymetric data. The analysis revealed a total collision frequency of 0.589766 across various scenarios, including head-on, overtaking, crossing, bending, and merging, which is considered acceptable as it falls below the threshold of one collision per year. Additionally, oil spill trajectory modeling was conducted using two types of oil and two wave heights. In the 2000 m³ oil spill modeling at a height of 0.5 m, the crude oil model showed 68.4% still floating, while the product oil model had 41.7% floating. In the 1.5 m modeling, the crude oil model had 29% floating, and the product oil model had 16.2% floating. Based on these results, the chosen cleanup methods include oil booms, skimming, and dispersants. Effective oil spill cleanup requires collaboration among various stakeholders to ensure the process is carried out efficiently and accurately.
Co-Authors Afandi, Mohamad Imam Dian Purnamasari Handani, Dhimas Widhi Handoyo, Tris Malakani, Arga Iman Muryadin, Muryadin Noor, Fariz Maulana Prasetyo, Dimas Fajar Priohutomo, Kusnindar Setiyobudi, Nanang Wijaya, Rio Dwi Sakti