Sultani, Zofrano Ibrahimsyah Magribi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : ISTORIA

Memaknai Pasang Surut Berdemokrasi di Myanmar (1962-2021) dan Konteksnya bagi Pendewasaan Demokrasi ASEAN Sultani, Zofrano Ibrahimsyah Magribi; Marsudi, Marsudi; Anastasia, Mutiara Syafira; Alfianto, Dean Andi; Wargi, Faruq Setya; Anggara, Bhisma Rizqi; Ramadhan, Afghani Trisna; Ali, Okada
ISTORIA : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah Vol. 19 No. 1 (2023): ISTORIA Edisi Maret 2023, Vol. 19. No.1
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak-Tujuan artikel ini adalah menganalisis proses demokratisasi di Myanmar dalam pemaknaan pendewasaan demokrasi ASEAN (1962-2021). Kudeta kepada Daw Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint tanggal 1 Februari 2021 di Myanmar menunjukkan negara ini masih dicengkram oleh kekuatan militer Myanmar (Tatmadaw) dalam menguasai perpolitikan dan pemerintahan. Tampaknya militer di Myanmar "mengamankan" posisi kekuasaannya dengan berlindung di balik jubah demokrasi. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kudeta di Myanmar memperlihatkan wajah demokrasi ASEAN yang sedang mencari corak tersendiri akan pemahaman bagaimana demokrasi membawa kesejahteraan dan keadilan sosial dan juga mengayomi militer ke dalam kekuasaan politik sipil dalam mempertahankan negara dari agresi eksternal kepada otoritas sipil di bidang politik dan pemerintahan.Kata kunci: Demokrasi, Myanmar, Militer, ASEAN  Abstract-The purpose of this article is to analyze the democratization process in Myanmar in terms of the maturing meaning of ASEAN democracy (1962-2021). The coup against Daw Aung San Suu Kyi and President Win Myint on February 1, 2021 in Myanmar shows that this country is still in the grip of the Myanmar military force (Tatmadaw) in controlling politics and government. It seems that the military in Myanmar is "securing" it's position of power by hiding itself under the cloak of democracy. The research method uses library research methods. The results show that the coup in Myanmar shows the face of ASEAN democracy which is looking for it's own style of understanding how democracy brings welfare and social justice and also nurtures the military into civilian political power in defending the country from external aggression to civilian authorities in politics and government.Keywords: Democracy, Myanmar, Military, ASEAN