Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KARAKTERISTIK PEDAGANG INFORMAL SEBAGAI “ACTIVITY SUPPORT” KORIDOR JALAN KINTAMANI - BATAM Cia, Helen; Sarjono, Agung Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 3 No 3 (2019): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2019
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The Maitreya school and tourists who came to Maha Vihara Duta Maitreya made the Kintamani corridor increasingly active, can be seen by the existence of shops as a formal activity which was followed by the proliferation of informal activities.Informal activities using road shoulder that should be provided as an emergency route are used as a place of activity where this activity also moves the economy and social activities for the road user community, this activity helps especially students, students and the surrounding community to fulfill their needs because of their superior location and more affordable prices, especially when compared to goods and services provided by formal traders.The phenomenon of Informal Activity as the Kintamani corridor support activity is the purpose of the research so that the structuring of the area of informal activities is better and safer for the perpetrators of the activity. The technique of survey primary data collection is through visual observations in the form of observations of "time budget method" and photo media, secondary data collection techniques by searching for the needs of informal activities and the behavior of the perpetrators of these informal activities..Keyword: activity support , informal traders , setting area Abstrak: Sekolah Maitreya dan wisatawan yang datang ke Maha Vihara Duta Maitreya membuat koridor Kintamani semakin meningkat aktivitasnya, bisa dilihat dengan adanya pertokoan sebagai aktivitas formal yang diikuti semakin menjamurnya aktivitas informalnya.   Aktivitas informal menggunakan bahu jalan yang seharusnya disediakan sebagai jalur darurat digunakan sebagai tempat beraktivitas dimana aktivitas ini juga menggerakkan perekonomian dan aktivitas sosial bagi masyarakat pengguna jalan, aktivitas ini membantu khususnya para siswa, mahasiswa dan masyarakat sekitar dalam memenuhi kebutuhannya karena keunggulannya lokasi yang lebih dekat dan harga yang lebih terjangkau, terutama ketika dibandingkan dengan barang dan jasa yang disediakan oleh pedagang formal.Fenomena Aktivitas Informal sebagai activity support koridor Kintamani inilah yang menjadi tujuan dari penelitian sehingga penataan area aktivitas informal yang menjadi lebih baik dan aman bagi pelaku aktivitas. Tehnik pengumpulan data primer survei dengan observasi visual berupa pengamatan “time budget method” dan media foto, teknik pengumpulan data sekunder dengan cara mencari kebutuhan dari aktivitas informal dan perilaku pelaku aktivitas informal tersebut. Kata Kunci: Activity Support , Pedagang Informal , Setting Area
“SETTING AREA” PEDAGANG INFORMAL SEBAGAI PENDUKUNG AKTIVITAS DI KORIDOR JALAN KINTAMANI KOTA BATAM Cia, Helen; Sari, Suzanna Ratih; Sardjono, Agung Budi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 4 No 2 (2020): Jurnal arsitektur ARCADE Juli 2020
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Almost every city and every country, besides having a formal sector also has an informal sector. The emergence of street vendors along the Kintamani corridor is an activity that supports the main activities taking place in the area. The main activities include worship, education, commercial and housing. The existence of street vendors trading activities has led to new activities in this road corridor where in addition to being a vehicle circulation, also a parking lot and even a place to gather and relax especially in the afternoon. Setting area aims to find out, recognize the diversity of street vendors activities and know the space needed by street vendors so that they know the pattern of setting areas that accommodate the diversity needs of street vendors as supporting activities without disturbing the main activities of the Kintamani Road corridor and the surrounding environment. The approach taken is to use a qualitative approach with a descriptive exploratory method. Interview with selected respondents based on certain criteria. Data analysis was performed by classifying the diversity of street vendors in the corridor. This area setting is expected to be able to solve city problems, street vendors themselves as perpetrators who are often evicted or forcibly moved and also the Batam city government as a policy maker so that urban spatial planning is synergized to improve the economy of the community and city.Keyword: Setting area, diversity of informal traders, supporting activity.Abstrak: Hampir setiap kota maupun setiap negara, selain mempunyai sektor formal juga mempunyai sektor informal. Kemunculan PKL di sepanjang koridor jalan Kintamani merupakan aktivitas yang mendukung kegiatan utama yang terjadi di kawasan tersebut. Kegiatan utama tersebut antara lain kegiatan ibadah, pendidikan, komersial dan perumahan. Adanya kegiatan perdagangan PKL ini menimbulkan aktivitas baru di koridor jalan ini dimana selain sebagai sirkulasi kendaraan, juga menjadi tempat parkir bahkan menjadi tempat berkumpul dan santai terutama di sore hari.Setting area bertujuan untuk mengetahui, mengenali keragamanan aktivitas PKL dan mengetahui ruang yang dibutuhkan oleh PKL sehingga mengetahui pola setting area yang mengakomodir kebutuhan keragaman PKL sebagai aktivitas pendukung tanpa mengganggu aktivitas utama dari koridor Jalan Kintamani dan lingkungan sekitar. Pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif eksploratif. Wawancara pada beberapa responden yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Analisis data dilakukan dengan melakukan klasifikasi keragaman PKL yang ada di koridor jalan tersebut. Setting area ini diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan kota, PKL itu sendiri selaku pelaku yang seringkali digusur atau dipindahkan secara paksa dan juga pihak pemerintah kota Batam selaku pembuat kebijakan sehingga tercapai tata ruang kota yang saling bersinergi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan kota.Kata Kunci: Setting area, keragaman pedagang informal, pendukung aktivitas