Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengolahan Kopi Bubuk dan Pemasaran Berbasis Digital Marketing dalam Meningkatkan Daya Saing Hilirisasi Kopi di Kawasan Lereng Menoreh Ahmad, Masrukan; Perdana, Fahmi Rafika; Utami, Kristiana Sri; Harjanta, Sri Lestari
ADI WIDYA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 3, No 1 (2019): ADIWIDYA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.977 KB) | DOI: 10.33061/awpm.v3i1.3074

Abstract

Diversification of post-havesting of coffe managed by the coffee farming group in the Sidoharjo district, Kulonprogo has several problems in post-harvest handling and processing coffee, especially in processing of coffee powder  with good manufacturing process (gmp) as well as conventional marketing management. Through the Community Partnership Program (PKM), the service team provide solutions to outcome problems through several methods; 1) training and assistance in post-harvest handling  2) training and assistance in the production of ground coffee in a natural process and 3) training and assistance in marketing management with digital marketing. The results of the assistance are the post-harvest handling and processing of coffee properly and correctly by producing ground coffee with the brand name "Lemon" as well as better managed marketing, not only in a conventional manner but also by using marketing based technologoy (www .kopilemon.com). With this Community Partnership Program, it has an impact on increasing the competitiveness and welfare of coffee farmers in the Menoreh area
Peningkatan Kapasitas Pola Asuh Positif Orang Tua terhadap Anak dalam Keluarga Perkotaan Perdana, Fahmi Rafika
Jurnal Ilmiah Padma Sri Kreshna Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.537 KB) | DOI: 10.37631/psk.v1i2.72

Abstract

Pada era modern, muncul berbagai persoalan dalam keluarga perkotaan yang menarik untuk diperbincangkan. Persoalan yang kerap terjadi sangatlah mengkhawatirkan tentang masalah-masalahberkaitan anak. Masalah anak ini menjadi tantangan besar sebagai sebuah persoalan sosial yangmembutuhkan berbagai pihak untuk bersama-sama menanggulangi dan lebih penting lagi mencegah agartidak terjadi. Keluarga memegang peranan penting dalam hal tersebut. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman keluarga denganmemberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua dalam masyarakat tentang pola asuhorang tua yang positif dalam menghadapi masalah-masalah sosial anak. Kegiatan dihadiri 20 peserta yangterdiri dari orang tua dari anak usia 0-18 tahun, dan kader PKK. Materi yang disampaikan meliputipentingnya pemahaman orang tua terhadap pemenuhan dan perlindungan hak-hak anak, serta terutamaketerampilan dan manfaat pola asuh positif pada anak. Kegiatan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan simulasi. Peserta mengikuti kegiatan dengan cukup antusias. Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan dan kapasitas para pesertamengenai pola asuh positif pada anak. Beberapa kendala terkait masalah pengasuhan anak dengan diskusiberhasil diberi solusi.
Aksebilitas Difabel Pada Objek Wisata Malioboro Perdana, Fahmi Rafika
JPI (Jurnal Pendidikan Inklusi) Vol 4, No 1
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/inklusi.v4n1.p66-84

Abstract

AbstrakSebagai warga negara, semestinya difabel memiliki hak yang sama dalam aksesibilitas ruang publik, termasuk pada obyek wisata Malioboro Kota Yogyakarta. Selama ini fasilitas untuk pengunjung difabel masih sangat minim. Kajian ini bertujuan untuk menunjang kebijakan pembangunan kota untuk menjadi “Kota Wisata Ramah Difabel”. Penelitian ini menggunakan pendekatan desktiptif kualitatif, dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan survey. Penelitian ini merumuskan masalah untuk mengetahui aksesibilitas difabel pada obyek wisata Malioboro. Hasil dari studi menunjukkan obyek wisata Malioboro belum aksesibel. Aspek kendala untuk Malioboro menjadi ramah difabel berasal dari kesadaran masyarakat yang belum memahami pentingnya aksesibilitas difabel. Kendala lainnya berasal dari pembangunan Malioboro yang belum sepenuhnya berpihak pada kepentingan difabel. Selain hambatan terdapat aspek pendukung yaitu  masih adanya sebagian masyarakat yang menyadari akan pentingnya aksesibilitas difabel di Malioboro dan regulasi yang cukup berpihak pada kepentingan difabel.Kata Kunci: aksesibilitas;  difabel;  obyek wisata; Malioboro; YogyakartaAbstract As citizens, the disabled must have the same rights in accessibility to public spaces, including the Malioboro tourism object in Yogyakarta City. So far, facilities for visitors with disabilities are still very minimal. This study aims to support city development policies to become a "Friendly City for Disabled Tourism". This study uses a qualitative descriptive approach, using observation, interview, documentation, and survey techniques. This research formulates the problem to find out the accessibility of disabled people in Malioboro tourism objects. The results of the study show that Malioboro tourism object is not yet accessible. The obstacle aspect for Malioboro to become disabled-friendly comes from the awareness of the people who do not understand the importance of accessibility. Another obstacle comes from the development of Malioboro which has not yet fully sided with the interests of the disabled. In addition to the obstacles there are supporting aspects namely there are still some people who are aware of the importance of the accessibility of disabled people in Malioboro and regulations that are quite in favor of the interests of the diffable.Keywords: accessibility; diffable; tourism site; Malioboro; Yogyakarta
Aksebilitas Difabel Pada Objek Wisata Malioboro Perdana, Fahmi Rafika
JPI (Jurnal Pendidikan Inklusi) Vol. 4 No. 1 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Biasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/inklusi.v4n1.p66-84

Abstract

AbstrakSebagai warga negara, semestinya difabel memiliki hak yang sama dalam aksesibilitas ruang publik, termasuk pada obyek wisata Malioboro Kota Yogyakarta. Selama ini fasilitas untuk pengunjung difabel masih sangat minim. Kajian ini bertujuan untuk menunjang kebijakan pembangunan kota untuk menjadi œKota Wisata Ramah Difabel. Penelitian ini menggunakan pendekatan desktiptif kualitatif, dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan survey. Penelitian ini merumuskan masalah untuk mengetahui aksesibilitas difabel pada obyek wisata Malioboro. Hasil dari studi menunjukkan obyek wisata Malioboro belum aksesibel. Aspek kendala untuk Malioboro menjadi ramah difabel berasal dari kesadaran masyarakat yang belum memahami pentingnya aksesibilitas difabel. Kendala lainnya berasal dari pembangunan Malioboro yang belum sepenuhnya berpihak pada kepentingan difabel. Selain hambatan terdapat aspek pendukung yaitu  masih adanya sebagian masyarakat yang menyadari akan pentingnya aksesibilitas difabel di Malioboro dan regulasi yang cukup berpihak pada kepentingan difabel.Kata Kunci: aksesibilitas;  difabel;  obyek wisata; Malioboro; YogyakartaAbstract As citizens, the disabled must have the same rights in accessibility to public spaces, including the Malioboro tourism object in Yogyakarta City. So far, facilities for visitors with disabilities are still very minimal. This study aims to support city development policies to become a "Friendly City for Disabled Tourism". This study uses a qualitative descriptive approach, using observation, interview, documentation, and survey techniques. This research formulates the problem to find out the accessibility of disabled people in Malioboro tourism objects. The results of the study show that Malioboro tourism object is not yet accessible. The obstacle aspect for Malioboro to become disabled-friendly comes from the awareness of the people who do not understand the importance of accessibility. Another obstacle comes from the development of Malioboro which has not yet fully sided with the interests of the disabled. In addition to the obstacles there are supporting aspects namely there are still some people who are aware of the importance of the accessibility of disabled people in Malioboro and regulations that are quite in favor of the interests of the diffable.Keywords: accessibility; diffable; tourism site; Malioboro; Yogyakarta