Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENAMBAHAN BEKATUL SEBAGAI SUMBER SERAT DAN ANTIOKSIDAN PADA ROTI :KAJIAN PUSTAKA Sudigdo, Parceline Nathalie; Pranata, Franciscus Sinung; Swasti, Yuliana Reni
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.198 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i2.15514

Abstract

Bekatul merupakan produk samping dari penggilingan biji serealia seperti beras, gandum, dan barley. Bekatul memiliki harga yang murah, namun tinggi akan serat dan kandungan antioksidan yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Serat pada bekatul dapat menurunkan kadar kolesterol serta dapat meningkatkan waktu transit feses. Kadar serat pada bekatul beras lebih tinggi dibandingkan dengan kadar serat pada bekatul gandum dan barley. Roti merupakan produk hasil pemanggangan yang terbuat dari campuran tepung gandum, dimana kadar serat tepung gandum sebesar 1,35%. Kebutuhan serat harian adalah 25-30 g. Selain itu, adanya kandungan antioksidan pada bekatul dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi, menurunkan resiko penyakit jantung koroner, serta mencegah terjadinya penyakit Alzheimer. Penambahan bekatul perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan serat harian dan menaikkan nilai gizi pada produk. Namun, perlu diketahui bahwa penambahan bekatul dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan tekstur roti menjadi keras volume roti mengecil, serta warna roti menjadi lebih gelap. Oleh sebab itu, perlu diketahui konsentrasi penambahan bekatul pada roti agar dapat mengurangi efek merugikan yang ditimbulkan oleh bekatul. Konsentrasi penambahan bekatul yang ideal adalah 1-10% (Irakli et al ., 2015).
KUALITAS COOKIES DENGAN KOMBINASI TEPUNG SINGKONG (Manihot utilissima), TEPUNG AMPAS TAHU, DAN TEPUNG KECAMBAH KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) Engko, Sara Putri; Pranata, Franciscus Sinung; Swasti, Yuliana Reni
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 20, No 1 (2021)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jtpg.v20i1.2340

Abstract

Cookies merupakan salah satu dari beberapa produk pangan yang dibuat dengan bahan dasar tepung terigu. Tepung singkong, tepung kecambah kacang hijau, dan tepung ampas tahu digunakan dalam pembuatan cookies sebagai bahan dasar guna meningkatkan kualitas kimia, fisik, dan mikrobiologis dari produk cookies. Penelitian ini menggunakan sistem rancangan acak lengkap (RAL) dan menggunakan empat variasi kombinasi tepung singkong, tepung kecambah kacang hijau, dan tepung ampas tahu (100 : 0 : 0, 70 : 3 : 27, 60 : 6 : 34, 50 : 9 : 41). Hasil dari penelitian ini adalah produk cookies dengan kombinasi tepung singkong, tepung kecambah kacang hijau, dan tepung ampas tahu memiliki kadar air 4,84 % - 5,61 %; kadar abu 2 % - 2,6 %; kadar protein 3,509 % - 6,878 %; kadar lemak 24,75 % - 27 %; kadar karbohidrat 58,926 % - 63,553 %; kadar serat kasar 12,2 % - 16 %; kadar serat larut 3,55 % - 9,85 %; tekstur 1168,25 N/mm2 – 5230,75 N/mm2; Warna cookies sumber cahaya; serta uji mikrobiologis berupa perhitungan angka lempeng total dan angka kapang khamir yang telah memenuhi SNI cookies. Cookies dengan perlakuan 70 : 3 : 27 merupakan perlakuan dengan kualitas yang paling baik.
KUALITAS SELAI LEMBARAN KOMBINASI UMBI BIT MERAH (Beta vulgaris L. var. rubra L.) DAN EKSTRAK PEKTIN DAMI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) Paramita, Intan Diah; Pranata, Franciscus Sinung; Swasti, Yuliana Reni
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 20, No 1 (2021)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jtpg.v20i1.2348

Abstract

Dami nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) merupakan sumber pektin yang berpotensi dalam pembentukan gel selai lembaran dengan dikombinasikan bersama umbi bit merah (Beta vulgaris L. var rubra L.), sehingga menghasilkan selai lembaran yang menarik. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi umbi bit merah dan ekstrak pektin dami nangka terhadap kualitas (kimia, fisik, mikrobiologi, dan organoleptik), serta menentukan kombinasi umbi bit merah dan ekstrak pektin dami nangka yang tepat untuk menghasilkan selai lembaran kualitas terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi umbi bit merah dan ekstrak pektin dami nangka memberi pengaruh nyata terhadap kadar air, abu, serat kasar, serat larut, pektin, total padatan terlarut, total asam tertitrasi, analisis tekstur, serta memberi pengaruh tidak berbeda nyata terhadap analisis warna, analisis mikrobiologi meliputi angka lempeng total (ALT) dan kapang khamir. Selai lembaran dengan kombinasi umbi bit merah berbanding ekstrak pektin dami nangka 70 : 82,5 merupakan kualitas terbaik dengan karakteristik kimia meliputi kadar air 8,27%, abu 1,47%, serat kasar 2,35%, serat larut 6,37%, pektin 1,43%, total padatan terlarut 83,10%, total asam tertitrasi 0,82%, karakteristik fisik meliputi tekstur sebesar 542,17 g dan dihasilkan selai lembaran berwarna merah muda. Karakteristik mikrobiologi meliputi ALT sebesar 1,79 logCFU/gram, kapang khamir 1,46 logCFU/gram dan sebagian besar telah memenuhi Standar Nasional Indonesia.
Kualitas Mie Basah dengan Substitusi Tepung Bonggol Pisang Kepok (Musa acuminata balbisiana C.) dan Umbi Bit (Beta vulgaris L.) Liya Hertanti, Beatrik; Pranata, Franciscus Sinung; Reni Swasti, Yuliana
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol. 18 No. 2 (2023): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v18i2.6847

Abstract

Noodle is a popular food and mostly consumed by people in Indonesia. The addition of kepok banana corm and beetroot flour as potential local foodstuff is expected to increase nutritional content, especially fibre content in wet noodle product. This research aims to determine the effect of substitution of kepok banana corm and beetroot flour on the physical, chemical, microbiological, and organoleptic qualities of wet noodle, and to determine the best substitution ratio of kepok banana corm and beetroot flour to produce wet noodle with the best quality. This research used a completely randomised design with four treatments are control treatment (100:0:0), A (70:10:20), B (70:15:15), and C (70:20:10) with three repetitions. The results of this research are wet noodles have moisture content of 54,59-62,80%, ash content of 0,79-1,16%, protein content of 3,53-6,60%, insoluble fibre content of 7,81-9,50%, soluble fibre content of 4,84-10,82%, fat content of 2,43-6,48%, carbohydrate content of 25,99-35,56%, and water absorption of 37,38-43,86%. The results of microbiological analysis of wet noodles are ALT 0,43 x 102  to 11,73 x 102 () and AKK 0,08 x 102  to 0,26 x 102 (). The best quality of wet noodle is treatment C based on chemical, physical, microbiological, and organoleptic parameters
Es Krim Ekstrak Tempe Kacang Tunggak dan Pasta Ekstrak Umbi Porang sebagai Penstabil: The Quality of Ice Cream with Cowpea Tempeh Extract and Porang Tuber Extract Paste as Stabilizer Siedharta, Alexander Ryu; Swasti, Yuliana Reni; Pranata, Franciscus Sinung
Amerta Nutrition Vol. 8 No. 4 (2024): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v8i4.2024.519-527

Abstract

Background: Ice cream contains a high saturated fat and uses commercial stabilizers which are detrimental to health. This study uses cowpea tempeh extract containing a low saturated fat and porang tuber extract paste as natural stabilizers. Objectives: To determinate the effect of adding cowpea tempeh extract as a substitute for water and porang tuber extract paste as a replacement for carboxymethyl cellulose (CMC) and super polymer (SP) on the ice cream characteristics. Methods: This study used a completely randomized design with four treatments based on the ratios amount of cowpea tempeh extract and porang tuber extract paste (%), 0:0 (K), 5:1 (A), 10:1.5 (B), and 15:2 (C). This study measured the protein content, fat content, solids content, sucrose content, total plate counts, Salmonella prevalence, melting rate, overrun and panelists' preference. Results: The result of the ice cream testing shows that the protein content is 4.35%-7.47%, the fat content 8.68%-9.84%, the total solids content 23.53%-30.75%, the sugar content (sucrose) 20.67%-20.87%, the overrun 70.67%-100%, the melting rate 1019 seconds-1207 seconds, and the compliance with Indonesia National Standard dealing with the total plate counts and the Salmonella prevalence. Conclusions: The best ice cream is obtained in the treatment C (15%:2%).
Manfaat Bekatul Beras Putih dan Angkak dalam Pembuatan Cookies dan Roti Coritama, Claudia; Pranata, Franciscus Sinung; Swasti, Yuliana Reni
Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF) Vol 2, No 1 (2021): Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF)
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.806 KB) | DOI: 10.24853/mjnf.2.1.43-57

Abstract

Latar belakang: Penambahan bahan pada suatu produk pangan seringkali dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Ringkasan ini dibuat dengan analisa berbagai sumber penelitian yang telah ada berdasarkan kriteria yang ditetapkan, dan bertujuan untuk mengkaji potensi bekatul beras putih dan angkak untuk meningkatkan kualitas cookies dan roti. Bekatul beras putih merupakan produk samping penggilingan beras yang saat ini banyak diteliti dan dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai gizi suatu produk makanan. Angkak merupakan hasil fermentasi beras oleh kapang Monascus purpureus yang selama ini banyak dimanfaatkan sebagai pewarna makanan alami dan obat herbal. Hasil: Penelitian telah membuktikan bahwa bekatul beras putih dapat meningkatkan kadar serat dan antioksidan pada produk bakery, sementara angkak memiliki kemampuan menurunkan kolesterol dan memiliki pigmen warna yang dapat mempengaruhi penampilan cookies dan roti. Potensi tersebut diikuti dengan kekhawatiran yang muncul mengenai isu keamanan pangan pada angkak. Kesimpulan: Bekatul beras putih dan angkak dapat ditambahkan dalam pembuatan cookies dan roti untuk memberikan peningkatan pada parameter fisik dan kimia. Angkak dapat ditambahkan pada produk pangan tanpa diikuti efek samping apabila ditambahkan pada dosis yang normal, serta dapat dilakukan upaya pemanasan untuk mendetoksifikasi citrinin.
Kualitas Es Krim dengan Kombinasi Penambahan Ekstrak Tulang Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal) dan Ekstrak Kacang Gude (Cajanus cajan): Quality of Ice Cream with a Combination of Jambal Catfish (Pangasius djambal) Bone Extract and Pigeon Pea Bean (Cajanus cajan) Extract Putra, Libertus Anggit Martini Lunggono; Swasti, Yuliana Reni; Pranata, Franciscus Sinung
JURNAL AGROTEKNOLOGI Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, University of Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/j-agt.v18i2.37380

Abstract

Ice cream is a frozen food processed using a stabilizer, fat milk, and protein. It has a soft texture that can survive at room temperature. The bones of jambal catfish (Pangasius djambal) have collagen fibers, which are used to make gelatin as a stabilizer and emulsifier; gude or pigeon pea beans (Cajanus cajan) contain high protein that can be used to improve the quality of protein in ice cream. This research was conducted to determine the quality of ice cream with jambal catfish bone extract and pigeon pea bean extract added, which was seen from a chemical, physical, and microbiological point of view, as well as the acceptability of ice cream for consumption, besides this research also determine the right combination of using jambal catfish bone extract as a stabilizer to replace carboxy methyl cellulose (CMC) and pigeon pea bean extract in improving the quality of ice cream. This research was conducted using a completely randomized design (CRD) with 4 combination treatments of adding jambal catfish bone extract and pigeon pea bean extract i.e., 0:0% (control/K), 0.25:50% (A); 0.5:50% (B) and 0.75:75% (C). The results showed that the best quality of ice cream by the addition of 0.5% jambal catfish bone and 50% pigeon pea bean extract (B) with the protein content of 5.95%, lipid content of 17.48%, total solid of 22.39%, overrun value of 68.00%, melting rate value of 16.95%, total microbes (total plate count) of 2.46 log10 colony/gram, and negative of Salmonella sp. This research is beneficial in replacing synthetic emulsifiers and stabilizers with natural ingredients and increasing the use of plant-based ingredients to increase ice cream protein. Keywords: collagen bone, emulsifier, ice cream, pigeon pea bean extract, stabilizer
Kualitas mie basah dengan substitusi tepung sukun dan gel okra sebagai pengikat: The quality of wet noodles with breadfruit flour and okra gel substitution as a binder Windyasari, Alexandra Paska Selma; Swasti, Yuliana Reni; Pranata, Franciscus Sinung
TEKNOLOGI PANGAN : Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian Vol 16 No 2 (2025)
Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/hm3tqq12

Abstract

Wet noodles are wheat-based food products molded lengthwise, boiled, and contain up to 52% water. Market-available wet noodles often lack nutrients, prompting research to address this issue. This study utilizes breadfruit flour as a wheat substitute and okra gel as a binding agent. The aim is to assess wet noodles' chemical, physical, microbiological, and organoleptic qualities using breadfruit flour and okra gel and determine the optimal concentration for the best quality. The research aims to produce wet noodles with improved nutritional content, particularly high fiber levels, and reduce wheat flour usage. A completely randomized design with four treatment levels of breadfruit flour and okra gel ratios 0:0 (K), 10:10 (B), 20:20 (B), and 30:30 (C) was employed. The study analyzed wet noodle quality based on chemical, physical, microbiological, and organoleptic parameters. Results indicate that wet noodles have water content ranging from 31.33% to 47.6%, ash content ranging from 1.03% to 2.7%, protein content ranging from 7.54% to 10.19%, insoluble fiber content ranging from 7.7% to 9.03%, soluble fiber content ranging from 5.5% to 6.3%, cooking loss ranging from 6.50% to 7.71% and tensile strength ranging from 0.013% to 0.019%. Total plate count and yeast mold count meet the quality standards specified in SNI 2987-2015. The best quality wet noodles were observed in the 30:30 (C) treatment.
THE QUALITY OF COOKIES WITH THE SUBSTITUTION OF TEMPEH PEANUT FLOUR AND CILEMBU CULTIVAR SWEET POTATO FLOUR Oktaviani, Yustina Wanda Dwi; Swasti, Yuliana Reni; Pranata, Franciscus Sinung
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 26 No. 2 (2025)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtp.2025.026.02.1

Abstract

A cookie is a biscuit made from wheat flour as its main ingredient. Cookies have a crunchy and less dense texture. Wheat flour can be substituted with peanut tempeh flour and Cilembu cultivar sweet potato flour to increase the nutritional value. This study aims to determine the effect of substituting peanut tempeh flour and Cilembu cultivar sweet potato flour on the nutritional quality of the cookie. Four treatments were employed in this study. The ratio of wheat flour, peanut tempeh flour, and Cilembu cultivar sweet potato flour is the basis of the treatment. The treatments are K (100:0:0), A (60:35:5), B (60:25:15), and C (60:15:25). The results of this study prove that the substitution increases the nutritional quality. The cookie with treatment A has the best nutritional quality. It has water content 3.61% - 4.22%, ash content 0.93% - 1.43%, protein content of 8.15% - 14.11%, fat content of 21.17% - 32.70 %, carbohydrate content 48.33 % - 66.13 %, insoluble fiber content 1.23 %-2.73 %, soluble fiber content 4.90-8.44 %, white-orange color, texture 20.76-43.89 N, total plate count 1 x 101 CFU/g - 3 x 102 CFU/g, and the negative content of yeasts and molds. The cookies with treatment A  meet the requirements of  Indonesian National Standard (INS) 2973:2018 and INS 01-2973-2011. Cookies with treatment A is the best product based on chemical, physical, microbiological, and organoleptic values.
Kualitas Kue Lompong dengan Penambahan Ekstrak Cincau Hitam (Mesona palustris, BL.) sebagai Senyawa Antioksidan Pranata, Franciscus Sinung; Oktaviani, Cecilia Anis; Swasti, Yuliana Reni
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol. 16 No. 2 (2021): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v16i2.4548

Abstract

Makanan tradisional semakin lama sudah tidak begitu menarik di kalangan konsumen di zaman ini. Kue lompong merupakan makanan khas asal daerah Kutoarjo. Kue lompong ini memiliki kekhasan yaitu pada kemaasan dan pewarna yang digunakan. Kue lompong dibungkus dengan daun pisang kering. Kue lompong memiliki warna hitam khas yang berasal dari abu sekam padi. Abu sekam padi bersifat karsinogenik atau dapat memicu kanker karena hasil dari pembakaran. Peneliti menginovasi pewarna yang digunakan yaitu ekstrak cincau hitam (Mesona palustris BL.). Ekstrak cincau hitam ini berasal dari Tanaman Janggelan   yang berpontensi mengandung senyawa antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas. Penambahan ekstrak cincau hitam ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari produk kue lompong yaitu dari segi kualitas kimia, fisik, total fenolik, aktivitas antioksidan, mikrobiologis dan orgnoleptik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak cincau hitam terhadap kualitas kue lompong dari kualitas fisik, kimia, mikrobiologis dan organoleptik produk serta mengetahi konsentrasi ekstrak yang tepat. Tahapan yang dilakukan yaitu pembuatan ekstrak cincau hitam, pembuatan kue lompong dengan penambahan ekstrak cincau hitam, uji proksimat, ujinfisik, kimia, antioksidan, mikrobiologisndannorganoleptik produk kue   lompong. Penelitian ini menggunakan metode RancangannAcak Lengkap dengan variasi penambahan ekstrak cincau hitam yaitu 0% sebagai kontrol tanpa penambahan ekstrak, 30%, 60% dan 100%. Hasil penelitian terbaik pada konsentrasi 100% menunjukkan kue lompong memiliki kadar air 36,42%, kadar abu 0,30%, kadar lemak 3,93%, kadar protein 3,17%, kadar karbohidrat 57,30%, serat kasar 2,48%, serat larut 5,25%,   kekerasan 302,00 g, kekenyalan 162,03 g, kue lompong memiliki warna cokelat kehitaman, total fenolik 1,34 mg GAE/g DW, antioksidan 61,00%, ALT 1,07 CFU/g, angka kapang 0 CFU/g. Kue lompong dengan penambahan ekstrak cincau hitam yang memiliki kualitas paling baik adalah penambahan ekstrak cincau dengan konsentrasi 100% yang dapat dilihat pada hasil uji organoleptik dengan parameter fisik, kimia, mikrobiologi, aktivitas antioksidan dan organoleptik.