This Author published in this journals
All Journal Al-Akhbar
Rakhmat, Muhamad
FAI-UNMA

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

AKSELERASI ANTARA KEJAHATAN BERDIMENSI SIMULAKRA DENGAN PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA Rakhmat, Muhamad
Al-Akhbar Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Al-Akhbar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.114 KB)

Abstract

Kejahatan tampil dalam bentuknya yang sempurna dengan teknologi tingkat tinggi, politik tingkat tinggi dan hukum tingkat tinggi. Kejahatan tersebut tampil dalam bentuk simulakra, yaitu simulakra kejatahan (simulacrum of crime). Simulakra kejahatan adalah kejahatan yang diciptakan atau direkayasa oleh para pihak tertentu, yang lewat teknologi pencitraan (imagology) dan teknik narasi (narrative), kejahatan tersebut dipresentasikan lewat media tertentu, sehingga realitas kejahatan dan kebenaran (truth) di baliknya, seakan-akan seperti yang tampil di dalam media tersebut, padahal representasi tersebut adalah hasil dari manipulasi media semata. Kebenaran dan kepalsuan bergulat bersimbiosis membentuk sebuah demarkasi kejahatan. Singkatnya, kejahatan telah direkayasa, sehingga hukum tidak berdaya dan manusia dijadikan tumbal.Realitas simulakra kejahatan memerlukan tanggapan secara yuridis, sosiologis dan filosofis, hingga pada akhirnya ditemukan suatu formulasi aturan hukum yang jelas mengatur tentang kejahatan-kejahatan yang termasuk dalam simulakra. Kaidah hukum baru (KUHP baru) harus mampu membaca dan mendifinisikan tindakan simulakra dalam delik pidana dan menentukan sanksi bagi tindakan tersebut. Untuk itu perlu dianalisis Faktor-faktor apa yang mendorong manusia melakukan simulakra kejahatan? Bagaimana hukum pidana positif Indonesia mengatur dan mengatasi simulakra kejahatan? Kendala-kendala apa yang muncul dalam upaya pembaharuan hukum pidana kaitannya dengan simulakra kejahatan dan bagaimana upaya untuk mengatasinya?Di dalam analisis ini, penulis mengusung penelitian Sosiologi Hukum Kualitatif. Obyek penelitian ini adalah manusia/masyarakat, lebih khusus lagi aparat/ birokrat kekuasaan negara dengan alat-alatnya. Metode pendekatan mengacu pada metode hukum  fenomenologik yang bersifat induktif.Simulakra kejahatan dilakukan oleh manusia karena berbagai faktor, faktor internal dan eksternal, yaitu ketidakmampuan mengendalikan diri, lingkungan buruk, kekuasaan yang bebas, hukum yang semerawut, media kapitalis dan kecintaan manusia akan uang. Hukum pidana positif Indonesia tidak mengatur simulakra dengan jelas dan tidak berniat mengatur, karena hukum tidak lebih dari kepentingan penguasa. Pembaharuan hukum menjumpai kendala cara berifikir modern, postivistik dan hegemonial, kepentingan ideologi kolonial, antidemokrasi, pertahanan status quo sebagian besar penguasa. Cara untuk mengatasinya adalah harus dilakukan pembaharuan hukum pidana nasional, antara lain dengan peningkatan peran masyarakat secara aktif dan kritis, membangun keberanian dan kemauan hukum dan politik pemerintahan menuju hukum yang sesuai dengan kehendak rakyat, reformasi personal dan institusional hukum. Bersama-sama menggugat cara berpikir menuju keberanian berpikir progresif dan holistik tentang hukum. Membangun visi pendidikan yang mampu melahirkan orang yang memiliki kompetensi, tegas, rasional, pragmatis dan imajinatif (kreatif). Pendidikan hukum harus mampu menjelaskan, menguraikan keterkaitan antara pembangunan hukum, prinsip-prinsip agama-agama dengan UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Kata Sandi; Simulakra Kejahatan, Hukum Pidana Nasional,Pencitraan
PENGARUH SUPERVISI KEPALA MADRASAH DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SERTA DAMPAKNYA PADA MUTU PENDIDIKAN (Studi pada MTs Negeri di Kabupaten Majalengka) Rakhmat, Muhamad
Al-Akhbar Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Al-Akhbar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepala sekolah/madrasah sebagai supervisor mempunyai kemampuan untuk menciptakan situasi belajar mengajar sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan. Jadi berhasil atau tidaknya proses pencapaian tujuan lembaga pendidikan yang telah ditetapkan sangat tergantung dari unsur manusia yang memimpin dan melaksanakan tugas-tugas serta kegiatan-kegiatan dalam usaha yang bersangkutan dituntut adanya keberhasilan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Selain itu,  Mutu yang baik hanya mungkin dicapai dengan adanya disiplin yang tinggi. Disiplin guru adalah merupakan faktor yang terpenting dalam membentuk manusia yang berkualitas dan kreatif.Disiplin merupakan sikap yang harus dimiliki oleh guru karena dengan disiplin kerja yang tinggi diharapkan tujuan dari pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh suatu sekolah.  Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path analysis) karena peneliti ingin memastikan apakah ada pengaruh antara pelaksanaan supervisi kepala madrasah dan kompetensi pedagogik terhadap disiplin kerja guru serta dampaknya pada mutu pendidikan. Hasil analisis dan pembahasan menemukan bahwa persepsi guru tentang supervisi kepala madrasah, kompetensi pedagogik, disiplin dan mutu pendidikan dikategorikan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh supervisi kepala madrasah dan kompetensi pedagogik terhadap peningkatan disiplin guru. Disiplin guru berpengaruh signifikan terhadap mutu pendidikan.Kata Kunci : Supervisi,  Kompetensi Pedagogik, Disiplin dan Mutu.
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DALAM MEMBENTUK MOTIVASI DAN MORALITAS SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI RAJAGALUH KABUPATEN MAJALENGKA Rakhmat, Muhamad
Al-Akhbar Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Al-Akhbar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah usaha mempersiapkan manusia yang menghambakan dirinya kepada Allah. Pada hakikatnya tujaun umum pendidikan Islam adalah terbentuknya manusia yang sempurna (insan kamil) yaitu manusia yang beribadah kepada Allah.Keluhan masyarakat dan problematika yang diungkapkan diatas bahwasanya pendidikan Agama Islam itu sendiri belum mampu mengantarkan peserta didik untuk dapat memahami dan mengamalkan ajaran agamanya dengan baik dan benar, tidak sedikit anak yang belum bisa membaca dan menulis Al-Qur’an, belum melakukan shalat dengan tertib, belum berpuasa Ramadhan, sering terjadi kenakalan pada usia sekolah. Sebenarnya kehidupan agama berkembang lebih baik, tetapi gejala negative dimasyarakat juga semakin memprihatinkan. Ekstrakurikuler keagamaan perlu digalakkkan secara terus-menerus dan menuntut partisipasi serta tanggung jawab dari semua pihak. hal ini dikandung maksud agar semua aktivitas keagamaan berjalan dengan baik tanpa ada hambatan. Berbagai pembinaan dilakukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran dengan harapan walaupun bukan dalam bentuk mata pelajaran PAI, namun eksistensinya dalah untuk mendukung dan mencapai tujuan pendidikan islam. Keberhasilan siswa dalam kegiatan ekstrakulikuler tergantung pada motivasi yang kuat yang berasal dari dalam diri maupun dari luar dirinya serta moralitas yang baik dari siswanya untuk berprilaku yang sesuai dengan norma dan aturan. Pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan di MAN Rajagaluh Kabupaten Majalengka dilaksanakan rutin setiap hari dan disesuaikan dengan jadwal kegiatan itu sendiri dengan tersetruktur. Program ekstrakurikuler keagamaan rutinan setiap hari ini wajib dilaksanakan oleh seluruh warga madrasah, mulai dari siswa-siswi, para guru dan staf karyawan serta kepala sekolah. Tanggung jawab atas program ekstrakurikuler keagamaan di MAN Rajagaluh Kabupaten Majalengka menjadi tanggung jawab bersama, untuk seluruh warga madrasah bukan hanya tanggung jawab kepala sekolah dan guru PAI saja, untuk guru pada disiplin ilmu yang lain ikut pula berpartisipasi dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler keagamaan untuk mendidik, mengarahkan, serta membimbing para siswanya.Kata Kunci : Efektivitas, Ekstrakulikuler, Motivasi, Moralitas