Batu Lawang awalnya adalah lahan bekas galian semen yang kini telah diubah menjadi kawasan rekreasi menarik, dengan keunikan batuan kapur alami, udara segar, serta pemandangan alam yang memukau. Meskipun demikian, pengembangan Batu Lawang masih terkendala oleh masalah akses jalan dan fasilitas pendukung, yang pada akhirnya memengaruhi rasa nyaman pengunjung serta daya tarik bagi wisatawan. Penelitian ini mengadopsi pendekatan deskriptif kualitatif dengan sudut pandang fenomenologi, di mana data dikumpulkan melalui pengamatan langsung, obrolan dengan narasumber, serta analisis dokumen terkait. Temuan utama mengungkap bahwa jalur menuju lokasi wisata relatif memadai, tetapi masih ada hambatan seperti akses jalan yang terbatas lebarnya dan belum tertutup aspal, kurangnya tanda penunjuk arah, serta keterbatasan ruang parkir khususnya ketika libur nasional. Mengenai fasilitas pendukung, elemen esensial seperti kamar mandi, ruang ibadah, tempat berteduh, dan kedai makanan memang telah disediakan, tetapi kuantitasnya yang terbatas serta tingkat kebersihan yang kurang optimal masih menjadi isu yang perlu segera diatasi untuk meningkatkan kepuasan pengunjung. Hambatan terbesar dalam memajukan wisata Batu Lawang adalah minimnya infrastruktur dasar, ruang parkir yang tidak mencukupi, dan fasilitas tambahan yang belum lengkap, sementara pendorong utamanya meliputi dedikasi dari pihak pengelola, keindahan alam yang alami, serta partisipasi aktif warga setempat dalam menjaga kawasan tersebut. Intinya, perbaikan akses dan fasilitas ini memainkan peran krusial dalam menyempurnakan pengalaman wisatawan serta menjadikan Batu Lawang sebagai destinasi alam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di wilayah Cirebon.