Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MEMBANGUN TAMAN LITERASI ECOBRICK SEBAGAI RUANG PUBLIK BERKELANJUTAN Hafizd, Jefik; Purnama S, Mei Linda; Oktaviani, Tabitha; Nuryani, Nuryani; B.A.P, Silvy Kanawanti; Amelia, Rika; Karim, Noer M. Abdul; Azriyah, Azriyah; Normalia, Nita; Wibisono, Ian Ainun; Noviyanti, Alinda; Nurherawati, Irma; Guna, Bayu Cakra; Widyawati, Inayah; A, Mohamad Fajar; Febiana, Via
Mafaza : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): Mafaza : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Mafaza : Jurnal Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32665/mafaza.v4i2.3379

Abstract

Warukawung Village, Depok District, Cirebon Regency, holds significant potential in education, the furniture industry, and the environment but faces challenges such as low reading interest, plastic waste management, and limited skills in furniture business management. This article discusses the Community Service Program (KKN) initiative aimed at addressing these issues through two main programs: Ecobrick education and the construction of the Ecobrick Literacy Park. The Participatory Action Research (PAR) method was employed, involving active participation from the community at every stage, from planning to evaluation. The Ecobrick education program at SDN 1 Warukawung involved 5th-grade students to raise environmental awareness and provide plastic waste management skills, where students were taught to create Ecobricks, later used to beautify the school garden. The Ecobrick Literacy Park project at the Warukawung Village Hall created a public space that supports literacy activities and promotes environmental awareness. Using Ecobricks for park elements such as benches, tables, and bookshelves, the park also includes a mini-library made from Ecobricks. Through the PAR approach, community participation ensured that the program was relevant and beneficial. The outcomes successfully improved the quality of education, environmental awareness, and community empowerment, providing long-term benefits for the village. Sustainability recommendations include regular teacher training, environmental education programs, and the formation of a literacy park maintenance group to ensure lasting benefits for the community.
ANALISIS AKSESIBILITAS DAN AMENITAS DALAM PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA BATU LAWANG CIREBON Febiana, Via; Aziz, Abdul; Fatmasari, Dewi
Journal of Sharia Tourism and Hospitality Vol. 3 No. 2 (2025): Journal of Sharia Tourism and Hospitality
Publisher : Department of Sharia Tourism, Faculty of Islamic Economics and Business UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batu Lawang awalnya adalah lahan bekas galian semen yang kini telah diubah menjadi kawasan rekreasi menarik, dengan keunikan batuan kapur alami, udara segar, serta pemandangan alam yang memukau. Meskipun demikian, pengembangan Batu Lawang masih terkendala oleh masalah akses jalan dan fasilitas pendukung, yang pada akhirnya memengaruhi rasa nyaman pengunjung serta daya tarik bagi wisatawan. Penelitian ini mengadopsi pendekatan deskriptif kualitatif dengan sudut pandang fenomenologi, di mana data dikumpulkan melalui pengamatan langsung, obrolan dengan narasumber, serta analisis dokumen terkait. Temuan utama mengungkap bahwa jalur menuju lokasi wisata relatif memadai, tetapi masih ada hambatan seperti akses jalan yang terbatas lebarnya dan belum tertutup aspal, kurangnya tanda penunjuk arah, serta keterbatasan ruang parkir khususnya ketika libur nasional. Mengenai fasilitas pendukung, elemen esensial seperti kamar mandi, ruang ibadah, tempat berteduh, dan kedai makanan memang telah disediakan, tetapi kuantitasnya yang terbatas serta tingkat kebersihan yang kurang optimal masih menjadi isu yang perlu segera diatasi untuk meningkatkan kepuasan pengunjung. Hambatan terbesar dalam memajukan wisata Batu Lawang adalah minimnya infrastruktur dasar, ruang parkir yang tidak mencukupi, dan fasilitas tambahan yang belum lengkap, sementara pendorong utamanya meliputi dedikasi dari pihak pengelola, keindahan alam yang alami, serta partisipasi aktif warga setempat dalam menjaga kawasan tersebut. Intinya, perbaikan akses dan fasilitas ini memainkan peran krusial dalam menyempurnakan pengalaman wisatawan serta menjadikan Batu Lawang sebagai destinasi alam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di wilayah Cirebon.