Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Sexual Education in Khazanah Fiqh Pesantren (Islamic Jurisprudence) Mufid, Muchamad; Herlina, Herlina
Islamic Insights Journal Vol 1, No 1 (2019): Islamic Insights Journal
Publisher : Pusat Studi Pesantren dan Pemberdayaan Masyarakat, LPPM, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.86 KB) | DOI: 10.21776/ub.iij.2019.001.01.5

Abstract

Abstract Some people still think that sexual education is forbidden things and unnecessary, because they assume that sexual education only teaches sex between men and women. Whereas sexual education is not just about sex but gives lessons about sexual development, reproductive health, and social relationships. In khazanah Fiqh pesantren has explained both sexually explicit and implicit sexual education. This research is a kind of literature research by seeking sexual education in fiqh books often studied in pesantren (Islamic Boarding schools). As a result, in khazanah Fiqh pesantren sexual education in general is divided into two parts. The first part, discussed about thaharah (purification), covering aurat, signs of puberty, and related to women Fiqh such as menstruation, childbirth, or wiladah. In the second part discussed from marriage, the importance of marriage, manners, and so on to establish a harmonious psychological relationship between husband and wife.Keyword: sexual education, Fiqh, pesantren. Abstrak Sebagian orang masih berpandangan bahwa pendidikan seksual merupakan barang yang tabu dan tidak perlu di ajarkan, karena mereka menganggap bahwa pendidikan seksual hanyalah mengajarkan hubungan seks antara laki-laki dan perempuan. Padahal pendidikan seksual tidak hanya tentang seks saja tetapi memberikan pelajaran tentang perkembangan seksual, kesehatan reproduksi, dan hubungan sosial. Dalam khazanah fiqh pesantren telah menjelaskan tentang pendidikan seksual baik secara eksplisit maupun implisit. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka dengan mencari pendidikan seksual dalam kitab-kitab fiqh yang sering dikaji di pesantren-pesantren. Hasilnya, dalam khazanah fiqh pesantren pendidikan seksual secara garis besar terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, dibahas tentang thatarah (bersuci), menutup aurat, tanda-tanda baligh, serta yang berkaitan dengan fiqh perempuan seperti haidh, nifas, maupun wiladah. Pada bagian kedua dibahas mulai dari pernikahan, pentingnya pernikahan, adab-adab melakukan senggama, sampai pada membangun hubungan psikologis yang harmonis antara suami dan isteri.Kata Kunci: Pendidikan seksual, Fiqh, pesantren.
Analisis Hermeneutika-Semiotik Terhadap Kajian Keislaman Di Media Sosial Muchamad Mufid; Herlina Herlina
Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam Vol 18, No 2 (2019): Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Publisher : Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kordinat.v18i2.11496

Abstract

Media sosial pada hakikatnya diciptakan untuk memudahkan pengguna dalam mengakses dan mendapat informasi. Namun pada praktiknya selalu tidak sejalan dengan tujuan diciptakannya. Islam, pada dasarnya mengajarkan kebaikan dan perdamaian. Namun, ajaran tersebut akhir-akhir ini menjadikan seseorang berperilaku tidak sesuai ajaran, menjadi radikal, serta mudah mengkafirkan. Oleh karenanya, perlu mengkaji setiap kajian, utamanya kajian ke-Islaman dalam media sosial. Analisis Hermeneutika digunakan untuk mengetahui serta menelusuri profil pengarang/da’i/pemberi kajian di media sosial tersebut. Kemudian Analisis Semiotik digunakan untuk dapat melacak kebenaran kajian yang diperolehnya dengan melihat tanda-tanda berupa kata dalam suatu teks, gambar, dan logo. Analisis-analisis tersebut akan memunculkan suatu pengetahuan apakah kajian tersebut bersifat radikal, moderat, dan liberal.
Implementasi Strategi Games Based Learning (GBL) dalam Pembelajaran SKI di MI Al-Islamiyah Gandekan Bantul Siti Kurniati; Fadilah Nur Khasanah; Muchamad Mufid
Journal of Elementary Educational Research Vol 3 No 1 (2023): 2023 Volume 3 No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/jeer.v3i1.356

Abstract

Pembelajaran tatap muka yang dijalankan seiring dengan menurunnya penyebaran Covid-19 mengalami banyak kendala. Kurang fokusnya peserta didik, mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran, terlebih dalam mata pelajaran SKI yang selama ini dinilai membosankan. Dengan kondisi tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis upaya guru dengan menggunakan strategi Game-Based Learning. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan metode kualitatif yang dilaksanakan di MI Al-Islamiyah Gandekan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap Diana selaku guru SKI dan observasi pembelajaran secara langsung pada kelas III. Hasil penelitian adalah strategi Game-Based Learning dapat menjadi solusi terhadap kondisi pembelajaran pasca pandemi Covid-19, terlebih pada mata pelajaran SKI. Strategi ini sangat relevan bagi peserta didik seusia MI yang masih suka bermain. Langkah pembelajaran adalah: peserta didik dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, guru memberikan penjelasan materi pembelajaran sekaligus yang akan dijadikan bahan game, guru menjalankan game dengan melontarkan pertanyaan yang akan dijawab kelompok yang paling cepat mengacungkan tangan, dan pemberian reward dan punishment bagi kelompok yang paling banyak mendapatkan skor dan kelompok yang paling sedikit mendapatkan skor. Strategi games-based learning menjadi sebuah tawaran bagi guru MI/SD dalam mengelola kelas pasca pandemi Covid-19.
THE CONCEPT OF LONG-LIFE EDUCATION IN THE STORY OF MUSA (STUDY OF TAFSIR TARBAWI ON SURAH AL-KAHFI 60-82) Muchamad Mufid; Muchammad Iqbal Chailani
Jurnal Asy-Syukriyyah Vol. 25 No. 1 (2024): Jurnal Asy-Syukriyyah
Publisher : STAI Asy-Syukriyyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36769/asy.v25i1.454

Abstract

This research focused on the concept of long-life education in the story of Musa and Khidir surah al-Kahf: 60-82. It is a new effort to explore the values of Islamic education in this story, where previous studies still focused on character education. This research was library research with a descriptive analysis method by looking for sources from tafsir books, journals, and prior research on the story of Musa in Surah al-Kahfi: 60-82. The research results were as follows: First, tawadhu was the main principle in the concept of long-life education because each person had a specialty in mastering knowledge. Second, everyone had to motivate themselves to continuously learn, like Musa, who was enthusiastic about meeting Khidir to gain an understanding he did not yet know. Third, in seeking knowledge, a person had to always adhere to ethics towards his teacher, even at a higher level, such as Musa's ethics towards Khidr. Besides that, someone who seeked knowledge should not easily give up on the learning process even if they experience difficulties.
Penguatan Moderasi Beragama dalam Proyek Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin Kurikulum Merdeka Madrasah Muchamad Mufid
QuranicEdu: Journal of Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2023): QuranicEdu: Journal of Islamic Education
Publisher : IIQ An Nur Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37252/quranicedu.v2i2.396

Abstract

Cultural diversity was a necessity that Allah SWT had laid out on earth, including Indonesia. Therefore, this diversity needed to be maintained by all elements of the nation. The Religious Ministry of the Republic of Indonesia through the Independent Curriculum policy seeked to strengthen religious moderation in educational institutions. Library research (library research) was chosen in this study to examine the policy of strengthening religious moderation in the Madrasah Independent Curriculum. The results of this study indicated that strengthening religious moderation in the 2013 curriculum was still in the form of a hidden curriculum so that it needed to be developed into a curriculum in the independent curriculum. In the independent learning curriculum policy of the Ministry of Religion, strengthening religious moderation was the obligation of every school in the rahmatan lil 'alamin Student Profile strengthening project. Strengthening religious moderation through this project needed to be implemented in educational institutions.
THE CONCEPT OF LONG-LIFE EDUCATION IN THE STORY OF MUSA (STUDY OF TAFSIR TARBAWI ON SURAH AL-KAHFI 60-82) Mufid, Muchamad; Iqbal Chailani, Muchammad
Jurnal Asy-Syukriyyah Vol. 25 No. 1 (2024): Jurnal Asy-Syukriyyah
Publisher : STAI Asy-Syukriyyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36769/asy.v25i1.454

Abstract

This research focused on the concept of long-life education in the story of Musa and Khidir surah al-Kahf: 60-82. It is a new effort to explore the values of Islamic education in this story, where previous studies still focused on character education. This research was library research with a descriptive analysis method by looking for sources from tafsir books, journals, and prior research on the story of Musa in Surah al-Kahfi: 60-82. The research results were as follows: First, tawadhu was the main principle in the concept of long-life education because each person had a specialty in mastering knowledge. Second, everyone had to motivate themselves to continuously learn, like Musa, who was enthusiastic about meeting Khidir to gain an understanding he did not yet know. Third, in seeking knowledge, a person had to always adhere to ethics towards his teacher, even at a higher level, such as Musa's ethics towards Khidr. Besides that, someone who seeked knowledge should not easily give up on the learning process even if they experience difficulties.
Pendidikan Fikih Lingkungan dalam Membentuk Kesalehan Ekologis Mufid, Muchamad; Novianti, Fitria
AN NUR: Jurnal Studi Islam Vol. 16 No. 02 (2024): July - December
Publisher : Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta Komplek PP An Nur Ngrukem PO BOX 135 Bantul 55702 Yogyakarta Tlp/Fax (0274) 6469012. http://jurnalannur.ac.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37252/annur.v16i02.944

Abstract

The ecological crisis is entering a worrying phase with the excessive human exploitation of the environment. This article will discuss environmental education in shaping ecological integrity to cope with ecological crisis. This research is a qualitative study of library studies by collecting data from books, journals and related research sources. The results of the research include: first, the indicators of ecological integrity including, preserving, managing, improving and harnessing the environment in an optimal way. Second, environmental education has several purposes: building environmental awareness, enhancing environmental integrity, increasing environmental behaviour, increased active participation in ecological crises. Third, the environmental educational material among others reconstruction of the meaning of the caliph, ecological as the doctrine of Islamic teachings, and environmental destruction is ecological disbelief.
Analisis Hermeneutika-Semiotik Terhadap Kajian Keislaman Di Media Sosial Mufid, Muchamad; Herlina, Herlina
Kordinat: Jurnal Komunikasi antar Perguruan Tinggi Agama Islam Vol. 18 No. 2 (2019): Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Publisher : Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kordinat.v18i2.11496

Abstract

Media sosial pada hakikatnya diciptakan untuk memudahkan pengguna dalam mengakses dan mendapat informasi. Namun pada praktiknya selalu tidak sejalan dengan tujuan diciptakannya. Islam, pada dasarnya mengajarkan kebaikan dan perdamaian. Namun, ajaran tersebut akhir-akhir ini menjadikan seseorang berperilaku tidak sesuai ajaran, menjadi radikal, serta mudah mengkafirkan. Oleh karenanya, perlu mengkaji setiap kajian, utamanya kajian ke-Islaman dalam media sosial. Analisis Hermeneutika digunakan untuk mengetahui serta menelusuri profil pengarang/da’i/pemberi kajian di media sosial tersebut. Kemudian Analisis Semiotik digunakan untuk dapat melacak kebenaran kajian yang diperolehnya dengan melihat tanda-tanda berupa kata dalam suatu teks, gambar, dan logo. Analisis-analisis tersebut akan memunculkan suatu pengetahuan apakah kajian tersebut bersifat radikal, moderat, dan liberal.