Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN DAUN KELOR DAN LAMA PEMERAMAN TERHADAP JUMLAH BAKTERI DAN UJI ORGANOLEPTIK TELUR ASIN (TELUR AYAM KAMPUNG) Sarmiati, Sarmiati; Hidayati, Sari Gando; Fridarti, Fridarti; Dianti, Devi; Kusuma, Rudi
Jurnal Embrio Vol 15 No 2 (2023): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31317/embrio.v15i2.926

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan daun kelor dan lama penyimpanan terhadap jumlah bakteri dan uji organoleptik telur asin. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial yang masing-masaing dilakukan tiga kali ulangan untuk uji jumlah total bakteri dan organoleptik. Percobaan ini terdiri dari dua faktor yaitu faktor A dan faktor B dengan perlakuan sebagai berikut: Faktor A level persentase jumlah daun Kelor yaitu a1(0%), a2(7%), a3(14%). Faktor B lama Penyimpanan yaitu b1( 6 ), b2 (8 ), b3(10) hari. Hasil sidik ragam, interaksi pemberian daun kelor dan lama penyimpanan pada proses pembuatan telur asin, memperlihatkan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap jumlah bakteri dan uji organoleptik (aroma, warna kuning telur, tekstur kuning telur, tekstur putih telur, kesukaan), sedangkan untuk uji rasa telur asin memperlihatkan pengaruh nyata (P<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: pembuatan telur asin dapat di tambah daun kelor sampai level 14% dengan lama pemeraman 10 hari
Kualitas Biskuit Jerami Padi Fermentasi yang di tambah Berbagai Jenis Leguminosa fridarti, fridarti; Dianti, Devi; Zulkarnaini, Zulkarnaini; Ramadhan, Anugrah Fajar; Jefri, PN
Jurnal Embrio Vol 16 No 1 (2024): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31317/embrio.v16i1.1012

Abstract

Peternakan sebagai salah satu sektor penting penggerak ekonomi masyarakat tentu tidak dapat terlepas dari adanya keutuhan akan pakan ternak. Pakan ternak yang biasanya menggunakan tmbuh-tumbuhan hijauan kini mulai menghadapi kelangkaan sebbab semakin tergerusnya lahan hijauan yang kian beralih fungsi. Sedangkan dengan permasalahan tersebut tentu perlu dilakukan inovasi pakan alternatif yang dapat memenuhi kebutuhan pakan ditengah-tengah kelangaan pakan hijauan. Salah satunya pakan alternatif pengganti pakan hijauan adalah jerami padi yang diolah melalui proses fermentasi dengan menambahkan berbagai jenis leguminosa Seperti kaliandra, lamtoro, gamal, dan dau katepeng. Rancangan penelitian yang di gunakan adalah RAL dengan 4 perlakuan dengan 4 ulangan dimana perlakuan sebagai berikut : penambbahan dau leguminosa sebbagai berikut : P1 : 60% Jerami Padi + 30 % Daun Gamal + 10% Dedak, P2 : 60% Jerami Padi + 30 % Daun Lamtoro + 10% Dedak, P3 : 60% Jerami Padi + 30 % Daun Kaliandra + 10% Dedak, P4 :60% Jerami Padi + 30% Daun Ketepeng Cina + 10 % Dedak. Aadapun Peubah penelitian ini adalah Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik, Protein Kasar. Hasil penelitian penambahan daun leguminosa ke dalam biskuit jerami padi fermentasi memberi pengaruh tidak nyata terhadap kandungan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar. Kualaitas Biskuit Jerami Padi fermentasi memperlihatkan hasil tertinggi pada P2 (Daun Kaliandra) dan yang terrendah pada perlakuan P4 (daun Katepeng cina)
SUBSTITUSI LEGUMINOSA INDIGOFERA DALAM PEMBUATAN SILASE RUMPUT PAKCHONG TERHADAP KUALITAS ZAT-ZAT MAKANAN (BK, BO, BETN DAN AIR) dianti, devi; Bagus, Ardi; Mulyani, Sri; Fridarti, Fridarti; Syafrizal, Syafrizal
Jurnal Embrio Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31317/embrio.v16i2.1089

Abstract

Silase merupakan hijauan pakan ternak yang diawetkan secara anaerob. Tujuan produksi silase adalah untuk menyediakan pakan yang stabil dengan bahan kering, energi, dan nutrisi lain yang mudah dicerna dibandingkan dengan tanaman segar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan Bahan Kering (BK), Bahan Organik (BO), Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) dan Kadar Air silase rumput Pakchong yang telah disubstitusikan dengan dengan leguminosa Indigofera zollingeriana. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2023-Januari 2024 di Jl. Delima Raya No. 33 Padang dan dianalisa di Laboratorium Nutrisi Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini yaitu P1 = Rumput Pakchong 100% + Tepung jagung 6%, P2 = Rumput Pakchong 90% + Indigofera 10% + Tepung jagung 6%, P3 = Rumput Pakchong 80% + Indigofera 20% + Tepung jagung 6%, P4 = Rumput Pakchong 70% + Indigofera 30% + Tepung jagung 6%. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah Bahan Kering (BK), Bahan Organik (BO), Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) dan Kadar Air silase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa substitusi leguminosa Indigofera zollingeriana memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap Bahan Kering (BK), Bahan Organik (BO), Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) dan Kadar Air silase rumput Pakchong. Substitusi Leguminosa Indigofera zollingeriana sampai level 30% dalam pembuatan silase rumput Pakchong menghasilkan silase yang baik dilihat dari kandungan BK, BO, dan BETN,ditemukan nilai BK sebesar 28,45%, BO 90,39%, BETN 38,34%, dan kadar air 71,53%
SUBSTITUSI LEGUMINOSA INDIGOFERA DALAM PEMBUATAN SILASE RUMPUT PAKCHONG TERHADAP KANDUNGAN PK, SK, LK DAN ABU Mulyani, Sri; Rahmi, Ulfi; Syafrizal, Syafrizal; Fridarti, Fridarti; Dianti, Devi
Jurnal Embrio Vol 17 No 1 (2025): Jurnal Embrio
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31317/embrio.v17i1.1151

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi dari substitusi leguminosa indigofera dalam pembuatan silase rumput pakchong berupa kandungan protein kasar, serat kasar, lemak kasar, dan abu, dilaksanakan pada bulan November 2023 sampai Januari 2024 di Jl. Kali Serayu No 64 Padang. Analisa sampel dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Penelitian merupakan penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, semua perlakuan menambahkan aditif tepung jagung sebanyak 6%. Perlakuan yang diberikan yaitu P1 (Rumput Pakchong 100%), P2 (Rumput Pakchong 90% + Indigofera 10%), P3 (Rumput Pakchong 80% + Indigofera 20%) dan P4 (Rumput Pakchong 70% + Indigofera 30%). Parameter yang diukur adalah kandungan protein kasar, serat kasar, lemak kasar, dan abu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi leguminosa indigofera dalam pembuatan silase rumput pakchong sampai 30% memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan protein kasar, serat kasar, lemak kasar, dan abu. Kesimpulan dari penelitian ini adalah substitusi leguminosa indigofera dalam pembuatan silase rumput pakchong sampai 30% dapat menghasilkan silase dengan kualitas yang baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya dengan hasil protein kasar 15,42%, serat kasar 29,16%, lemak kasar 3,29%, dan abu 20,08%.
ANALISIS PERBANDINGAN INDEKS PEFORMANCE AYAM BROILER KANDANG SEMI CLOSE HOUSE DAN KANDANG CLOSE HOUSE DI HERAWATI FARM KECAMATAN KUTASARI KABUPATEN PURBALINGGA (STUDI KASUS) Fridarti, Fridarti; Murbo P, Fajar Panjalu; Hidayati, Sari Gando; syafrizal, Syafrizal; Dianti, devi; Nazaruddin, nazaruddin
STOCK Peternakan Vol 5, No 2 (2023): Stock Peternakan
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/sptr.v5i2.1177

Abstract

This study aims to determine the comparison of semi-closed house cages with close house cages at Herawati Farm which can obtain a large Performance Index in Broiler chicken farming with a comparison of maintenance for one period. The formulation of the problem of this research is how the comparison of the Performance Index of Broiler semi Close House cages with Close House Cages at Herawati Farm. The method in this study uses the Survey method, with data collection using Observation, Documentation and Interview techniques. The Performance Index (IP) obtained in the Broiler farming business at Herawati Farm during one maintenance period in semi Close House cages is better than Close House cages. Semi Close House cages with FCR 1.458, for ABW reached 1.96 and 2.56% depletion while the harvest age was 33.00. In Close House cages the FCR results were 1.508, ABW reached 1.91, with the number of deletions 4.44 and harvest age 33.05. These results are inversely proportional to the hypothesis that the Performance Index (IP) and the largest income are obtained in the Close House cage system. Broiler body weight in semi-closed house cages is higher than in close house cages. Semi Close House cages have an average harvest age of 33.00 days, with a lower FCR (Feed Convertion Ratio) than Close House cages, and a lower Depletion rate compared to Close House cages. However, the Broiler farming business in semi-closed house cages and close house cages at Herawati Farm has an IP that is included in the very good category.
Kualitas Fisik Kombinasi Beberapa Legum di dalam Wafer Jerami Padi: Physical Quality of Combination of several Legumes in Rice Straw Wafers Fridarti, Fridarti; Andika , Redi; Zulkarnaini, Zulkarnaini; Dianti, Devi; Jefri, PN
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 28 No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jiiip.v28i1.33162

Abstract

Background: During the harvest season, rice straw can be one of the agricultural wastes available in large quantities. If preserved by drying in the sun, then stored in a place procted from rain, the material can be used as a reserve of animal feed during the dry season. To improve the nutritional quality of west example the straw, it is necessary to process it by fermentation, apart from that you can also add legumes to animal feed. To increase efficiency in feeding livestock, it is best to make the feed in wafer form. Wafers are a technology that is quite effective in maintaining the continuity of animal feed, especially during the dry season. Purpose: The objective of this study was to ascertain the optimal concentration of Tiwai onion nano particles and how their feeding to broiler chickens affects broiler performance. Methods: Using a completely randomised complete block design (CRD), this study included five replicates and five treatments, each consisting of 4 broilers and reared until 35 days of age. Feed consumption, body weight gain, feed conversion, final body weight, and mortality were the parameters of the study. Onion tiwai nanoparticles were administered at P0 which is the control or without the administration of nano particles. P1 0.2%, P2 0.4%, P3 0.6% and P4 (0.8%) contained tiwai onion. The data obtained were analysed using One Way Anova followed by Duncan's Test to examine the values of feed consumption, body weight gain, feed conversion, final body weight, and mortality. Results: The study showed that the administration of tiwai onion nanoparticles had no significant effect (P>0.05) on feed consumption, body weight gain, feed conversion, final body weight and mortality. Conclusion: Giving tiwai onion nanoparticles as a feed additive at a dose of 0.2% - 0.8% / kg had no significant effect on feed consumption, FCR, PBB, final body weight and mortality. Giving nano particles of tiwai onions is able to maintain health in livestock because the content of tiwai onions as a feed additive is able to increase the immune system antiviral, and as well as anti-bacterial which can reduce bacterial growth so that the mortality rate in the study was 0% or no deaths.
Administration of Rabbit Urine POC Concentration on the Production of Odot Grass (Pennisetum purpureum cv. Mott) Fridarti; Fernando; Mulyani, Sri; Syafrizal; Erwin; Dianti, Devi; Halimatuddini
Andalasian Livestock Vol. 2 No. 1 (2025): ALive
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/alive.v2.n1.p28-35.2025

Abstract

This research aims to determine the effect of giving rabbit urine POC on Odot grass production, such as plant height, leaf width, fresh production, number of tillers, and leaf length. Forage is the main feed component most needed by ruminant livestock, and in general, forage can be divided into three groups: grass (Gramineae), legumes (Leguminoseae), and non-grass. Feed is the most important factor in livestock raising; the success or failure of a livestock business is primarily determined by the feed provided. One of the forages for livestock is Odot grass, which can be reproduced using a vegetative method, namely by using the branches that grow best. This research used the experimental method with a completely randomized design (CRD) consisting of 5 treatments and four groups as replications. The treatments given were as follows: P1: No rabbit urine fertilizer, P2: Pure rabbit urine (10%), P3: POC rabbit urine (10%), P4: POC rabbit urine (15%), P5: POC urine rabbit (20%). The variables observed were fresh production (kg), plant height (cm), number of tillers (stems), leaf width (cm), and leaf length (cm). The results and discussion of the results of this research show that the highest results were in treatment P5 (20% POC rabbit urine), where fresh production of Odot grass was 2.5 kg per hill, plant height 120.5 cm, the number of saplings 27.75 stems, leaf width 4 .75 cm and leaf length 69.5 cm. In conclusion, giving rabbit urine POC showed no significant effect on fresh production and plant height but really affected the number of tillers, leaf width, and leaf length of Odot grass.