Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA Hidayat, Rizqi; Suardana, I Nyoman; Sarini, Putri
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Fisika dan Pengajaran IPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.793 KB) | DOI: 10.23887/jppsi.v2i2.19378

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan model pembelajaran Berbasis Masalah. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 7 Singaraja tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri atas 152 siswa dan tersebar ke dalam 5 kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIID dan kelas VIIE yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Siswa kelas VIID belajar dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan siswa kelas VIIE belajar dengan model pembelajaran Berbasis Masalah. Data penelitian ini adalah pemahaman konsep IPA siswa yang dikumpulkan dengan metode tes pilihan ganda diperluas dan dianalisis menggunakan uji statistik ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah. Siswa yang dibelajarkan dan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing memiliki pemahaman konsep IPA yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Berbasis Masalah. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rata-rata posttest siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan model pembelajaran Berbasis Masalah secara berturut-turut sebesar 60,4 dan 59,5.
KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA Hidayat, Rizqi; Suardana, I Nyoman; Sarini, Putri
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.793 KB) | DOI: 10.23887/jppsi.v2i2.19378

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan model pembelajaran Berbasis Masalah. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 7 Singaraja tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri atas 152 siswa dan tersebar ke dalam 5 kelas. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIID dan kelas VIIE yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Siswa kelas VIID belajar dengan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan siswa kelas VIIE belajar dengan model pembelajaran Berbasis Masalah. Data penelitian ini adalah pemahaman konsep IPA siswa yang dikumpulkan dengan metode tes pilihan ganda diperluas dan dianalisis menggunakan uji statistik ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah. Siswa yang dibelajarkan dan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing memiliki pemahaman konsep IPA yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Berbasis Masalah. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai rata-rata posttest siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan model pembelajaran Berbasis Masalah secara berturut-turut sebesar 60,4 dan 59,5.
Inovasi dalam Terapi Pengobatan Tuberkulosis dan Penerapannya di Indonesia Hidayat, Rizqi; Oktarlina, Rasmi Zakiah; Romulya, Ari Irawan
Medula Vol 14 No 3 (2024): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v14i2.985

Abstract

Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, which can affect various organs, especially the lungs. It is transmitted through the air, making it a global health problem. In Indonesia, the number of TB cases is quite significant, indicating serious challenges in handling this disease. In an effort to improve the effectiveness of health services, service innovations need to be developed with a focus on providing comfort for Tuberculosis (TB) patients during the treatment process. This study examines innovations in TB treatment therapy in Indonesia with a focus on understanding, identifying and addressing critical barriers to TB treatment. This research highlights the importance of innovations in TB treatment as a solution to overcome healthcare access barriers, improve efficiency, and reduce geographical barriers. Forms of innovation in TB treatment include diverse approaches to improve treatment effectiveness. Mobile Health (mHealth) provides health access solutions for individuals in remote areas through mobile technology. Digital Health, such as SMS and Voice over Text (VOT), supports patient monitoring and treatment success, requiring government technology infrastructure support. Telemedisin facilitates real-time communication between patients and health workers, minimizing the risk of treatment discontinuation. Innovative programs, such as TOSS-TB and BATAS PETIR, demonstrate success through political, economic, social support, and technology implementation. The use of technology for MDR tuberculosis involves a holistic approach, integrating technology, economic support, and social aspects. Continuous evaluation and adaptation of innovations are key to improving TB control outcomes globally.