Pembangunan jalan pertambangan di Indonesia sering kali melibatkan penggunaan agregat beton dan bahan aspal, yang berdampak signifikan terhadap emisi karbon. Dengan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis emisi karbon yang dihasilkan selama proses pembangunan jalan tambang dan menilai peran teknologi Building Energy Modeling (BEM) dalam mitigasi emisi tersebut. Metode penelitian meliputi pengumpulan data detail tentang desain teknik, biaya material, dan koefisien emisi karbon, dengan analisis yang berfokus pada perhitungan emisi karbon dari masing-masing material dan penerapan teknologi BEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total emisi karbon yang dihasilkan dari pembangunan jalan tambang PT ABC mencapai 796.713 ton CO2. Penerapan teknologi BEM berpotensi mengurangi emisi karbon hingga 30%, sehingga total CO2 tersisa sebanyak 557.799 ton. Studi ini memberikan wawasan penting tentang dampak lingkungan dari sektor konstruksi dan manfaat memanfaatkan teknologi inovatif untuk perencanaan yang lebih berkelanjutan. Kesimpulannya, penelitian ini menekankan perlunya mengintegrasikan praktik konstruksi berkelanjutan dan mengadopsi teknologi BEM dalam proyek jalan pertambangan untuk mendukung target nasional Indonesia dalam pengurangan emisi gas rumah kaca. Rekomendasi dibuat bagi pembuat kebijakan dan praktisi untuk fokus pada pengembangan infrastruktur ramah lingkungan untuk mencapai keberlanjutan di sektor konstruksi.