Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemanfaatan Bakteri Kitinolitik dari Limbah Kulit Udang Sebagai Biopestisida Berkelanjutan terhadap Drosophila Sp. dalam Sistem Hortikultura Hasibuan, Nin Suharti; Nelma, Nelma; Situmeang, Suryani Mf.; Suliati, Suliati
Jurnal Biologi Vol. 3 No. 1 (2025): November
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/biology.v3i1.5018

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi enzim kitinase yang dihasilkan oleh bakteri kitinolitik dari limbah kulit udang sebagai biopestisida hayati terhadap larva lalat buah (Drosophila sp.). Penelitian dilakukan melalui tiga tahap, yaitu isolasi dan identifikasi bakteri kitinolitik, pengujian aktivitas enzim kitinase, serta uji efektivitas enzim terhadap kematian larva. Sampel kulit udang putih (Penaeus merguiensis) digunakan sebagai sumber isolat alami yang kaya akan kitin. Hasil isolasi menghasilkan tiga jenis bakteri, yaitu Vibrio sp., Bacillus sp., dan Pseudomonas sp., yang semuanya menunjukkan aktivitas kitinolitik dengan terbentuknya zona bening pada media kitin. Identifikasi morfologi dan biokimia memperkuat hasil tersebut melalui uji pewarnaan Gram, motilitas, serta serangkaian uji fermentasi gula dan TSIA. Uji efektivitas menunjukkan bahwa filtrat enzim kitinase dengan konsentrasi di atas 50% menyebabkan kematian larva secara signifikan, dengan waktu tercepat terjadi pada konsentrasi 100%, yaitu 10 menit 15 detik, sedangkan pada konsentrasi di bawah 40% tidak menunjukkan efek mematikan. Aktivitas enzim kitinase bekerja dengan mendegradasi komponen kitin pada eksoskeleton larva, menyebabkan kerusakan struktural dan gangguan fisiologis yang berujung pada kematian. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa enzim kitinase memiliki potensi besar sebagai agen biopestisida ramah lingkungan yang efektif, ekonomis, dan berkelanjutan. Selain itu, pemanfaatan limbah kulit udang sebagai sumber bioteknologi terapan tidak hanya memberikan solusi terhadap permasalahan limbah industri perikanan, tetapi juga mendukung prinsip ekonomi sirkular, inovasi hijau, serta penerapan pertanian hortikultura yang lebih aman bagi manusia, ekosistem, dan keberlanjutan lingkungan jangka panjang.
EDUKASI DAN DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PREVALENSI SERTA RESIKO PENYAKIT DEGENERATIP PADA MASYARAKAT DI DESA nelma, nelma; Ratnalela, Ice
Jurnal Mitra Prima Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Mitra Prima
Publisher : Mitra prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/mitraprima.v5i2.4280

Abstract

Abstrak - Penyakit degeneratif adalah suatu kondisi terjadinya penurunan fungsi sel sebelum waktunya sehingga menyebabkan penurunan derajat kesehatan. Beberapa contoh penyakit degeneratif adalah diabetes melitus, hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, stroke, osteoporosis, kanker dan sebagainya.Salah satu penyakit degeneratif dengan proporsi tertinggi adalah diabetes melitus Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Departemen Kesehatan, menunjukan bahwa prevalensi diabetes melitus di Indonesiasebesar 6,9%. Sementara itu, jika dilihat berdasarkan provinsi yang ada di Indonesia, prevalensi diabetes melitus tertinggi terdapat di Yogyakarta. Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan terhadap 100 responden di Desa Mbaruai Kecamatan Biru – Biru Kabupaten Deli Serdang, dengan jumlah responden perempuan dan responden laki-laki. Dari hasil pemeriksaan gula darah yang dilakukan di peroleh 72 orang (72 % ) kadar gula darahnya dalam batas normal dan 28 orang ( 28 %) kadar gula darahnya meningkat. Faktor pendukung pemeriksaan glukosa darah adalah faktor psikologis, sosial, ekonomi dan akses faktor penghambatnya adalah sikap terhadap penyakit, ketidakpatuhan selama menjalankan terapi, terutama pada lanjut usia dan persepsi tehadap jaminan kesehatan. Pengalaman dalam menjalankan merawat diri sendiri (self care) di pengaruhi oleh proses penuaan. Pemberian edukasi dan konseling kefarmasian sebaiknya tidak hanya berorientasi pada terafi farmakologi saja, namun juga memberikan motivasi kepada masyarakat untuk mengubah perilaku, kepatuhan diet pasien serta mempertimbangkan faktor psikologis dalam pengelolaan Diabetes, sehingga kadar gula darah dapat terkontrol dengan baik. Diharapkan Masyarakat dapat memeriksakan dirinya secara rutin. Mematuhi Program asupan diet dari ahli gizi yang ada di puskesmas. Selalu memberikan edukasi dan konseling pagi penderita Diabetes untuk menurunkan angka prevalensi penderita Diabetes. Diharapkan tenaga Kesehatan dan pembuat kebijakan untuk merencanakan langkah selanjutnya yang ditempuh dalam Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit Diabetes.