Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERHITUNGAN OTTV DAN WWR BERDASARKAN SNI 6389:2020 TERHADAP DUA BANGUNAN EKSISTING YANG BERBEDA ORIENTASI (Studi Kasus: Rumah Tinggal Type 80) sapta, sapta; Aminuddin, K.M.; Farlianti, Sari
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 11 No 2 (2024)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35449/teknika.v11i2.293

Abstract

Panas matahari yang masuk ke dalam bangunan gedung melalui konduksi panas pada dinding masif dan radiasi matahari melalui bukaan/jendela dikenal dengan nilai Overall Thermal Transfer Value (OTTV). Nilai OTTV pada bangunan diakibatkan adanya heat conduction through walls, heat conduction through windows dan solar heat gain through windows. Selain konduksi panas dan sinar matahari langsung, orientasi bangunan juga mempengaruhi dari pada nilai OTTV, bangunan yang orientasinya kearah utara-selatan tentunya berbeda dengan bangunan yang orientasinya timur-barat kondisi ini tentunya banyak terjadi terutama di kawasan perumahan atau komplek. Pada studi kasus ini dilakukan perhitungan OTTV pada bangunan Type 80 dua lantai, di mana bangunan pertama menghadap ke arah utara dan bangunan kedua menghadap ke arah selatan, di mana kedua bangunan saling membelakangi satu sama lain. Metode yang digunakan yaitu melakukan perhitungan OTTV terhadap bangunan eksisting berdasarkan SNI 6389-2020, dan dengan menyamakan penggunaan material dan wall windows ratio (WWR). Dari hasil perhitungan didapatkan WWR sebesar 10,60% untuk kedua gedung, untuk bangunan pertama yang menghadap ke arah utara nilai OTTV sebesar 19,46 W/m2, sedangkan bangunan kedua yang menghadap ke arah selatan nilia OTTV nya sebesar 16,94 W/m2 lebih rendah dari bangunan pertama sebesar 2,52 W/m2. Dapat disimpulkan dari studi kasus ini bangunan yang menghadap arah selatan lebih rendah OTTV daripada bangunan yang menghadap kearah utara sebesar +12,95%. Orientasi bangunan, nilai OTTV dan WWR telah memenuhi batasan yang telah diberikan dalam SNI 6389:2020, yaitu bangunan sisi panjang menghadap ke sumbu timur-barat dengan kemiringan < 15%. Kata kunci: OTTV, WWR, dinding masif
PENGGUNAAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA CAMPURAN BETON GEOPOLIMER: REVIEW KINERJA Farlianti, Sari; Hasyim, Saloma; Aminuddin, K.M.; Sapta, Sapta
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 11 No 2 (2024)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35449/teknika.v11i2.297

Abstract

Paper ini mengkaji literatur terkini dalam 5 tahun terakhir tentang penggunaan abu sekam padi (ASP) pada campuran beton geopolimer sebagai bahan tambahan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja beton dan ketahanannya terhadap lingkungan. Abu pekam padi merupakan material pozzolan alami yang kaya akan kandungan silika, di mana melalui reaksi alkali dengan silika dapat memperkuat struktur beton geopolymer. Metode yang digunakan dalam paper ini meliputi penelusuran pustaka secara komprehensif pada database ilmiah seperti ScienceDirect, SpringerLink, dan Google Scholar, dengan kata kunci "geopolymer concrete using rice husk ash". Jurnal-jurnal yang relevan dipilih berdasarkan kontribusi pada tiga aspek utama: (1) pengaruh abu sekam padi terhadap kekuatan mekanis beton geopolymer, dan (2) ketahanan terhadap paparan suhu tinggi. Dari hasil review menunjukkan bahwa abu sekam padi, yang kaya akan kandungan silika, memiliki peran penting dalam meningkatkan kekuatan tekan beton geopolymer dan ketahanannya terhadap kondisi lingkungan ekstrem. Beberapa studi menemukan bahwa penambahan abu sekam padi 5% hingga 20% berat total campuran dapat meningkatkan kekuatan tekan dan mengurangi keretakan akibat suhu tinggi. Selain itu, karakterisasi abu sekam padi menunjukkan ukuran partikel mikro dan distribusi silika yang optimal untuk reaksi geopolymerisasi. Kesimpulan ini mengindikasikan potensi besar abu sekam padi dalam aplikasi beton geopolymer ramah lingkungan. Kata kunci : Geopolymer concrete, abu sekam padi, kinerja beton geopolimer.
Tingkat Kinerja Struktur Baja Menara Air Kapasitas 100 M3 Di Pabrik Karet PT. Mardec Siger Waykanan Lampung Terhadap Beban Gempa Berdasarkan SNI 03-1726-2012 Sapta, Sapta; Farlianti, Sari
Jurnal Deformasi Vol. 1 No. 2 (2016): JURNAL DEFORMASI
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/deformasi.v1i2.919

Abstract

Pada penelitian dilakukan peninjauan tingkat kinerja menara air dengan kapasitas 100m3 yang digunakan pada Pabrik Karet PT. Mardec Siger Waykanan yang berlokasi di jalan lintas sumatera Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung, dimana menara air ini berfungsi untuk menampung air yang dibutuhkan dalam proses pengolahan karet. Mengingat daerah Lampung merupakan daerah yang mempunyai potensi gempa cukup besar, dan juga dalam peraturan gempa telah mengalami perubahan dari SNI 03-1726-2002 keperaturan pengganti SNI 03-1726 2012, dimana peraturan SNI 03-1726-2012 mengacu pada peraturan-peraturan gempa modern sepeti ASCE 7-10 dan IBC2009, yang menggunakan gempa perioda ulang 2500 tahun dengan probabilitas terlampui 2% dalam 50 tahun umur bangunan yang menggambarkan kondisi collapse prevention, sedangkan pada SNI 03-1726-2002 menggunakan perioda ulang gempa 500 tahun yang menggambarkan kondisi  life safety yang mengacu pada UBC 1997. Dari hasil pushover analysis didapatkan data displacement sebesar 239,60mm dengan maksimum total drift sebesar 0,017 dengan level kinerja Damage control (IO-LS).
UJI KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN REDUKSI SEMEN PADA BETON DENGAN KUAT TEKAN RATA-RATA 25MPa Karimah, Arridhatul; Farlianti, Sari; Sapta, Sapta; Rajela, Amelia; Asmadi, Asmadi
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 10 No 2 (2023)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35449/teknika.v10i2.163

Abstract

Fly Ash dikategorikan sebagai limbah berbahaya dan beracun yang dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya. Fly Ash ini terdapat dalam jumlah yang cukup besar, sehingga memerlukan pengelolaan agar tidak menimbulkan masalah lingkungan seperti pencemaran udara, atau perairan dan penurunan kualitas ekosistem. Salah satu alternatif untuk mengurangi limbah tersebut yaitu digunakan sebagai campuran pada beton sebagaimana dilakukan pada penelitian ini. penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh fly ash (abu batubara) sebagai bahan reduksi semen pada campuran beton. Persentase Fly Ash yang digunakan pada penelitian ini adalah 5%, 15%, dan 25 % dari berat semen yang digunakan pada campuran beton. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Palembang, dengan menggunakan benda uji ukuran 15cm x 15cm x 60cm dengan kuat tekan beton rata-rata 25 MPa. Dari hasil uji kuat lentur pada umur 28 hari untuk beton tanpa fly ash, 5% fly ash, 15% fly ash, dan 25% fly ash didapatkan kuat lentur rata-ratanya secara berurutan sebesar 5,48MPa, 7,38MPa, 4,57MPa dan 4,93 MPa. Hasil uji kuat lentur tersebut didapatkan peningkatan koefisien konversi kuat tekan secara berurutan sebesar 0,63, 1,07, 0,42 dan 0,5 terhadap nilai koefisien konversi berdasarkan SNI 2847:2013 pers. 9-10 sebesar 0,62. Bila dilihat dari komposisi campuran dengan menggunakan fly ash didapatkan pengurangan pemakaian jumlah semen dalam campuran 1 m3 beton sebesar 22,55kg (5% fly ash), 67,65 kg (15% fly ash), dan 112,75 kg (25% fly ash). Kata Kunci: kuat lentur, reduksi semen, fly Ash