Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Cinta dan Tradisi: Akulturasi Budaya Dalam Pernikahan Antara Masyarakat Pendatang dan Lokal di Dusun Limbur Baru Harpinsyah, Harpinsyah; Jaya, Mulia; Safiq, M.
Jurnal Politik dan Pemerintahan Daerah Vol 6, No 2 (2024): Desember
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jppd.v6i2.200

Abstract

This study aims to examine the process of cultural acculturation in the context of marriage traditions between Javanese migrants and the local community in Dusun Limbur Baru, Bungo Regency, Jambi. The research explores the cultural interactions that occur through the blending of marriage traditions from both cultural groups and their impact on the cultural identity of the local community. A descriptive qualitative approach was used, with data collected through observation, interviews, and documentation. The findings reveal that the cultural acculturation process in Dusun Limbur Baru resulted in a unique collaboration in the implementation of marriage traditions, where elements of migrant culture were integrated with local customs. Despite challenges such as differences in cultural values and economic constraints, the community successfully created new traditions that reflect cultural tolerance and harmony. Additionally, this acculturation has had a positive impact by enriching the local cultural identity, although attention is still needed to preserve the core elements of the original traditions. This study provides insights into how cultural collaboration can strengthen social relationships and create a dynamic shared identity in multicultural societies.
Capacity Building Osis dan Ormawa Sebagai Model Pencegahan Terhadap Penyalahgunaan Narkotika di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh Jaya, Mulia; Mulyadi, Deri; Epriadi, Dedi; Raharja, Ifan Fauzany
Jurnal Politik dan Pemerintahan Daerah Vol 6, No 1 (2024): Juni
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jppd.v6i1.149

Abstract

Dalam penelitian ini digunakan teknik penentuan informan sebagai berikut: Sampling yang disengaja. Purposive sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel sumber data berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti kemungkinan besar orang tersebut paling tahu apa yang kita harapkan dalam penelitian, atau mungkin dialah yang berwenang agar penelitian lebih mudah dilakukan. Untuk mengenal subjek yang sedang dipelajari. Lima informan dipilih untuk penelitian ini. Tujuan penelitian ini, untuk menjelaskan bagaimana Capacity building Osis dan Ormawa sebagai model pencegahan terhadap penyalahgunaan narkotika Di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh dilaksanakan. Kemudian faktor apa yang mempengaruhi Capacity building Osis dan Ormawa sebagai model pencegahan terhadap penyalahgunaan narkotika Di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Capacity Building Osis Dan Ormawa Sebagai Model Pencegahan Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Di Kabupaten Kerinci dapat dilakukan melalui pelatihan dan edukasi, Kerjasama dengan Lembaga Terkait, Kegiatan Positif dan Alternatif, Pengawasan dan Pendampingan, Kampanye Kesadaran dan konseling. Faktor yang mempengaruhi Capacity Building Osis Dan Ormawa Sebagai Model Pencegahan Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Di Kabupaten Kerinci adalah Kepemimpinan, Sumber Daya Manusia, Struktur Organisasi, Sistem dan Proses, Budaya Organisasi, Sumber Daya Finansial, Teknologi, Jaringan dan Kemitraan, Kebijakan dan Regulasi, Pengawasan dan Evaluasi.
Implementasi Program Dumisake dan Dinamika Politik Pembangunan Daerah: Studi Kebijakan Umkm di Kecamatan Rimbo Bujang Jaya, Mulia; Epriadi, Dedi; Sari, Marisa Dewi Kurnia
Jurnal Politik dan Pemerintahan Daerah Vol 7, No 1 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jppd.v7i1.233

Abstract

This study analyzes the implementation of the Dumisake Program as a public policy initiative for empowering Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) in Rimbo Bujang District, Jambi Province. Initiated by the provincial government, the program aims to accelerate post-pandemic economic recovery through direct capital assistance to targeted MSME groups. Using a descriptive qualitative approach and case study method, this research explores the program's input, process, and output stages, as well as the local political dynamics that shape its implementation. Findings reveal persistent challenges, including weak MSME data systems, opaque beneficiary selection, limited training and mentoring, and the prevalence of political patronage influencing aid distribution. These structural and political barriers hinder the program's empowerment objectives. The study recommends reforming program management through digital MSME data development, performance-based evaluation systems, and participatory, accountable governance. With a collaborative governance approach, the Dumisake Program has the potential to serve as a replicable model for inclusive and sustainable grassroots economic policy.
Implementation of the Independent Village Program to Improve the Economy of Muara Madras Village Community, Jangkat Subdistrict, Merangin Regency Epriadi, Dedi; Jaya, Mulia; Mardansyah, Mardansyah; Fitria, Anggelina Dwi
Riwayat: Educational Journal of History and Humanities Vol 8, No 3 (2025): July, Social Studies, Educational Research and Humanities Research.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jr.v8i3.47776

Abstract

The Independent Village Program is a local development policy that aims to enhance rural communities' economic resilience through institutional strengthening, local potential utilization, and community empowerment. This study aims to analyze the implementation of the program in Muara Madras Village, Jangkat Subdistrict, Merangin Regency. A qualitative descriptive method was used, with data collected through interviews, observations, and documentation. The findings reveal that the program has had a positive impact on improving community welfare through agriculture, aquaculture, and entrepreneurship training. However, challenges such as weak marketing systems and limited youth involvement remain. The program is considered effective but requires strategic improvements for sustainability.
ADVOKASI DAN KOMUNIKASI KEBIJAKAN TRANSFORMASI DESA DI KABUPATEN BUNGO Jaya, Mulia
Sintesa Vol 4 No 02 (2025): Jurnal Sintesa Volume 4 No 02 Juli 2025
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/sintesa.v4i02.132242

Abstract

This study investigates the dynamics of advocacy and policy communication in the transformation of village administrative identity in Bungo Regency, Jambi Province. Changes in terms such as “Village Head to Rio”, “Village to Dusun”, and “Dusun to Kampung” have triggered tensions between the formal bureaucratic structure and the traditional socio-cultural systems. Employing a qualitative case study approach, the research reveals that community resistance stems not only from the policy content but also from the lack of two-way communication and limited participation of local actors in the policy-making and implementation processes. The study identifies instances of hybrid governance in which formal and customary institutions collaborate in governance practices. The findings underscore the importance of more participatory, community-based, and culturally sensitive advocacy and communication strategies to enhance public legitimacy of administrative identity transformation policies in villages. Keywords: Policy Communication, Village Advocacy, Administrative Transformation, Ethnogovernance.Kata Kunci: Komunikasi Kebijakan, Advokasi Desa, Transformasi Administratif, Etnogovernance, Kabupaten Bungo
PEMBERIAN GELAR ADAT KEPADA KEPALA DAERAH DI KABUPATEN BUNGO: PROSES, STRUKTUR YANG MEMPENGARUHI DAN KENDALA Ridwan, Iwan; Jaya, Mulia; Dewi, Een Siskawati
Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.198 KB) | DOI: 10.38043/jids.v3i2.2176

Abstract

Kabupaten bungo yang di pimpin oleh bupati bungo Mashuri dan wakil bupati bungo Syafrudin Dwi Apriyanto juga di beri gelar oleh LAM-J kabupaten Bungo pada tahun 2016, gelar yang di berikan pada bupati bungo yaitu Datuk Putro Arif Bijaksono Setioardjo dan wakil bupati Datuk Pemangku Setio Mandaliko. Dari  paparan latar  diatas dapat ada beberapa merumuskan masalah dalam  penelitian ini yatu bagaimana proses pemberian gelar adat kepada kepala daerah Kabupaten Bungo sebagai wujud kesepakatan sosial etnis melayu bungo?, struktur-struktur apa saja yang mempengaruhi dalam pemberian gelar adat kepada kepala daerah Kabupaten Bungo sebagai wujud kesepakatan sosial etnis melayu Bungo, apa saja kendala dalam pemberian gelar adat kepada kepala daerah Kabupaten Bungo sebagai wujud kesepakatan sosial etnis melayu Bungo? Penelitian ini akan dilaksanakan di Lembaga Adat Melayu Jambi Kabupaten Bungo. Mengenai Analis pemberian gelar adat kepada tokoh masyarakat oleh Lembaga Adat Melayu Jambi Kabupaten Bungo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan cara melakukan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian yaitu pemberian gelar adat kepada kepala daerah oleh Lembaga Adat Melayu Kabupaten Bungo, merupakan hasil Rapat Kerja Daerah (Rakerda), Pemberian gelar adat yang diberikan kepada kepala daerah merupakan hasil keputusan Rapat Kerja Daerah Lembaga Adat Melayu Kabupaten Bungo Nomor 01/LAD/2008 dan Nomor 12/KEP-LAM/2016, yang dituangkan dalam dalam program kerja tahunan,Surat Keputusan Lembaga Adat Melayu Kabupaten Bungo merupakan suatu kebijakan. Dasar pelaksanaan Pembentukan Panitia Pengukuhan Gelar Adat, yaitu berdasarkan Keputusan Bupati Bungo Nomor 485/BPMPD/Tahun 2009 tanggal 28 Desember 2009 tentang Pembentukan Panitia Pengukuhan Gelar Adat dan bekerjasama dengan Lembaga Adat Melayu Kab.Bungo. Struktur-struktur yang mempengaruhi dalam pemberian gelar adat kepada kepala daerah Kabupaten Bungo, sepenuhnya diurus oleh Lembaga Adat Melayu Kab.Bungo.Kendala-kendala Dalam Pelaksanaan Pemberian Gelar Adat yaitu kendala dalam proses ceremony atau pengukuhan karena financial, tidak adanya keikutsertaan seluruh anggota Lembaga Adat Melayu Kabupaten Bungo Dalam Perumusan Gelar Adat, panduan  atau pedoman pemberian gelar adat kepada kepala daerah  belum di bukukan secara legal.