Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KONTRIBUSI HIGIENITAS BOTOL SUSU DAN SUMBER AIR TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS KENALI BESAR KOTA JAMBI Darmawan, Armaidi; Kusdiyah, Erny; Mulyadi, Deri; Herlambang, Herlambang; Aurora, Wahyu Indah Dewi; Harahap, Asro Hayani; Moniga, Agra Farellio
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 10 No. 2 (2022): Special Issues: Jambi Medical And Health Sciences International Conference (JA
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.713 KB)

Abstract

ABSTRACT Background: Diarrhea contributed to 8.8% of the average death per 1000 births as a cause of child mortality in children under 5 years old in the Southeast Asian region in 2016. This disease is influenced by many factors, including hygiene and sanitation of eating and drinking utensils. As many as 75% of infants in developing countries are bottle fed, but the contribution of hygiene and water sources is unknown. Objective: This study aims to determine the relationship between feeding bottle hygiene and water sources with the incidence of diarrhea in children aged 6-24 months in the work area of Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi on 2020. Methods: This study is an analytical observation survey with a Case Control approach. This study uses the help of a questionnaire that has been tested for validity and reliability. A total of 80 samples were involved in this study. Results: Factors that influence the relationship between feeding bottle hygiene and diarrhea are how to wash bottles, use of soap, use of special brushes, sterilization of milk bottles, storage of milk bottles and based on the use of water sources where more respondents used water that was not refilled as many as 55 people (68.8 %). The physical quality of the water used by the respondents was cloudy as many as 18 samples (22.5%) and smelly as many as 4 samples (5.0%). The bacteriological quality of the water used by the respondents was positive for Lactose Broth (LB) as many as 33 samples (41.3%) and the positive for Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB) were 29 samples (36.3%). Conclusion: The researcher concluded that the use of soap and how to store milk bottles and water sources were the causes of diarrhea in toddlers. It is hoped that this research can be a recommendation for regional policy makers to pay attention, especially to the water sources used. Keywords: diarrhea, toddlers, feeding bottle hygiene, water sources ABSTRAK Latar belakang: Diare berkontribusi terhadap 8,8 % dari rata-rata kematian per 1000 kelahiran sebagai penyebab kematian anak pada balita dibawah 5 tahun di wilayah Asia Tenggara pada tahun 2016. Penyakit ini dipengaruhi banyak faktor, termasuk higienitas dan sanitasi alat makan-minum. Sebanyak 75% bayi di negara berkembang mendapatkan susu botol, namun kontribusi higienitas dan sumber air belum diketahui. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan higienitas botol susu dan sumber air dengan kejadian diare pada anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi tahun 2020. Metode: Penelitian ini adalah survei yang bersifat observasi analitik dengan pendekatan Case Control. Penelitian ini menggunakan bantuan kuesioner yang telah di uji validitas dan realibilitas. Sebanyak 80 sampel terlibat dalam penelitian ini. Hasil: Faktor yang mempengaruhi hubungan higienitas botol susu dengan kejadian diare yaitu berupa cara mencuci botol, penggunaan sabun, penggunaan sikat khusus, cara sterilisasi botol susu, penyimpanan botol susu, serta berdasarkan penggunaan sumber air dimana lebih banyak responden menggunakan air yang bukan isi ulang yaitu sebanyak 55 orang (68,8 %). Kualitas fisik air yang digunakan responden yaitu keruh sebanyak 18 sampel (22,5 %) dan berbau sebanyak 4 sampel (5,0 %). Kualitas bakteriologis air yang digunakan responden bersifat positif Lactose Broth (LB) sebanyak 33 sampel (41,3 %) dan yang positif Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB) sebanyak 29 sampel (36,3 %). Kesimpulan: Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat bahwa pengunaan sabun dan cara penyimpanan botol susu serta sumber air merupakan penyebab diare pada balita. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi rekomendasi pengambilan kebijakan daerah untuk memperhatikan terutama sumber air yang digunakan. Kata kunci: diare, balita, higienitas botol susu, sumber air
HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DAN KADAR KALSIUM DALAM DARAH SEBAGAI DETEKSI OSTEOPOROSIS PADA WANITA USIA 40-60 TAHUN DI KOTA JAMBI Aurora, Wahyu Indah Dewi; Kusdiyah, Erny; Mulyadi, Deri
JAMBI MEDICAL JOURNAL "Jurnal Kedokteran dan Kesehatan" Vol. 10 No. 2 (2022): Special Issues: Jambi Medical And Health Sciences International Conference (JA
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.57 KB)

Abstract

ABSTRACT Background The number of women over the age of 40 years experiencing menopause is increasing. According to data released by the WHO in 2014 which said that by 2030 the number of women worldwide and will enter menopause could reach 1.2 billion. In Indonesia in 2025 it is estimated that there will be 60 million menopausal women. This condition is a risk factor for osteoporosis. In addition to naturally due to menopause, there are other factors that influence, namely Body Mass Index (BMI) and calcium levels in the blood. The purpose of this study was to determine the relationship between body mass index and blood calcium levels as the detection of osteoporosis in women aged 40-60 years in Jambii City. Methods This research is a quantitative research method (sequential explanatory design) with a cross sectional method. The sample is 60, with data analysis using univariate and bivariate analysis. Results: There is a significant relationship between Body Mass Index and Calcium Levels in the blood with 95% CI 0.035-0.566, the Prevalence Ratio (PR) obtained is 1.77 Conclusion: interpretation of high body mass index or obesity risk to have low blood calcium levels by 1.7 times compared to people who have a normal body mass index. Key words : Osteoporosis, Blood calcium, Body Mass Index (BMI) ABSTRAK Latar Belakang Jumlah wanita lebih dari usia 40 tahun mengalami menopause semakin meningkat. Menurut data yang dikeluarkan oleh WHO tahun 2014 yang mengatakan bahwa pada tahun 2030 jumlah perempuan di seluruh dunia dan akan memasuki masa menopause bisa mencapai 1,2 miliar. Di Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan akan dada 60 juta perempuan menopause. Kondisi ini menjadi faktor risiko untuk terjadinya osteoporosis. Selain secara alami karena menopause, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi yaitu adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) dan kadar kalsium pada darah. Tujuan untuk hubungan antara indeks massa tubuh dan kadar kalsium dalam darah sebagai deteksi osteoporosis pada wanita usia 40-60 tahun di Kota Jambii. Metode Penelitian ini merupakan penelitian metode kuantitatif (sequential explanatory design) dengan metode cross sectional. Sampel sebanyak 60, dengan analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Ada hubungan yang signifkan antara Indeks Massa Tubuh dan Kadar Kalsium dalam darah dengan 95% CI 0,035-0,566, Prevalens Ratio (PR) yang didapatkan adalah 1,77 Kesimpulan interpretasi Indeks Massa Tubuh yang tinggi atau kegemukan berisiko untuk memiliki kadar Kalsium Darah yang rendah sebesar 1,7 kali dibandingkan dengan orang yang memiliki Indeks Massa Tubuh yang Normal. Kata kunci : Osteoporosis, Kalsium darah, Indeks Massa Tubuh (IMT)
Workshop/Pelatihan Pemilahan Dan Pemanfaatan Sampah Organik - Non Organik Di Lingkungan Perumahan Aurora, Wahyu Indah Dewi; Maria, Ima; Kusdiyah, Erny; Darmawan, Armaidi; Nuriyah, Nuriyah; Mulyadi, Deri
Scientific Of Environmental Health and Diseases Vol. 4 No. 1 (2024): Scientific of Environmental Health And Diseases
Publisher : LPPM Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/esehad.v4i2.36265

Abstract

Pendahuluan: Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang bernilai. Tujuan dari pelatihan ini adalah melatih masyarakat untuk dapat mengidentifikasi sampah organic dan anorganik dan melatih masyarakat untuk dapat memanfaatkan sampah organic dan anorganik menjadi sesuatu yang dapat digunakan kembali. Metode: Metode pelaksanaan kegiatan adalah dengan workshop/pelatihan mengidentifikasi sampah organic dan anorganik. Kegiatan ini. dilaksanakan pada hari Selasa, 02 Agustus 2022 bertempat di Puskesmas Paal X Kota Jambi. Pelatihan dihadiri oleh 50 peserta masyarakat sekitar yang diajarkan bagaimana cara Pemilahan Dan Pemanfaatan Sampah Organik - Non Organik di rumah.. Hasil: Cara pembuatan ,asukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang telah diisi dengan sampah organik. Siram permukaan tanah tersebut menggunakan air secukupnya. Masukkan sampah organik yang telah dicampur arang sekam(optional) dan kapur pertanian ke dalam wadah. Pastikan sampah disimpan secara merata, siram dengan air yang telah bercampur EM4. Masukkan lagi tanah ke dalam wadah. Tutup wadah dengan rapat dan biarkan sekitar tiga minggu Kesimpulan: Sampah yang dapat mencegah terkena penyakit-penyakit berbasis lingkungan, mencegah terjadinya banjir, meningkatkan ekonomi, dll. Salah satunya dengan mendaur ulang menjadi pupuk kompos. Katakunci: Sampah organic, sampah anorganik
Capacity Building Osis dan Ormawa Sebagai Model Pencegahan Terhadap Penyalahgunaan Narkotika di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh Jaya, Mulia; Mulyadi, Deri; Epriadi, Dedi; Raharja, Ifan Fauzany
Jurnal Politik dan Pemerintahan Daerah Vol 6, No 1 (2024): Juni
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jppd.v6i1.149

Abstract

Dalam penelitian ini digunakan teknik penentuan informan sebagai berikut: Sampling yang disengaja. Purposive sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel sumber data berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti kemungkinan besar orang tersebut paling tahu apa yang kita harapkan dalam penelitian, atau mungkin dialah yang berwenang agar penelitian lebih mudah dilakukan. Untuk mengenal subjek yang sedang dipelajari. Lima informan dipilih untuk penelitian ini. Tujuan penelitian ini, untuk menjelaskan bagaimana Capacity building Osis dan Ormawa sebagai model pencegahan terhadap penyalahgunaan narkotika Di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh dilaksanakan. Kemudian faktor apa yang mempengaruhi Capacity building Osis dan Ormawa sebagai model pencegahan terhadap penyalahgunaan narkotika Di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Capacity Building Osis Dan Ormawa Sebagai Model Pencegahan Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Di Kabupaten Kerinci dapat dilakukan melalui pelatihan dan edukasi, Kerjasama dengan Lembaga Terkait, Kegiatan Positif dan Alternatif, Pengawasan dan Pendampingan, Kampanye Kesadaran dan konseling. Faktor yang mempengaruhi Capacity Building Osis Dan Ormawa Sebagai Model Pencegahan Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Di Kabupaten Kerinci adalah Kepemimpinan, Sumber Daya Manusia, Struktur Organisasi, Sistem dan Proses, Budaya Organisasi, Sumber Daya Finansial, Teknologi, Jaringan dan Kemitraan, Kebijakan dan Regulasi, Pengawasan dan Evaluasi.
PATIENT'S PERCEPTION OF HIP AND KNEE OSTEOARTHRITIS IN A HOSPITAL IN JAMBI CITY Humaryanto, Humaryanto; Iskandar, Mirna; Simanjuntak, Patrick William Gading; Justitia, Budi; Mulyadi, Deri
Medical Dedication (medic) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat FKIK UNJA Vol. 8 No. 1 (2025): MEDIC. Medical dedication
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Osteoarthritis (OA) is a degenerative joint disease, primarily affecting the elderly, and is classified into primary OA (with no specific cause) and secondary OA (caused by other diseases or conditions). Although it cannot be cured, appropriate management can control the symptoms and prevent disease progression. This study aims to assess the perception and knowledge of hip and knee OA patients in Jambi City using the Osteoarthritis Knowledge Scale (OAKS) instrument. Data were obtained from 87 patients at Kambang General Hospital: 54 filled out the Knee OAKS and 33 for Hip OAKS. The results showed that patients' understanding of general knowledge about OA was high (84%), but knowledge related to prevention was significantly lower (44%). Knowledge regarding treatment and symptom management was moderate (68.2%), and understanding of healthy lifestyle behaviors was 53%. These findings indicate a significant gap in patient knowledge, particularly regarding preventive measures and lifestyle modifications. Therefore, targeted educational interventions are crucial to improve patient understanding, enhance self-management, and ultimately achieve better clinical outcomes in managing OA. Keywords: Osteoarthritis, Patient Knowledge, OAKS, Health Education, Perception
INJURY AND OSTEOARTHRITIS OUTCOME SCORE (KOOS) DI DESA MARO SEBO, KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA, KABUPATEN MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI Humaryanto; Iskandar, Mirna; Patrick William Gading; Justitia, Budi; Mulyadi, Deri
Medical Dedication (medic) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat FKIK UNJA Vol. 7 No. 1 (2024): MEDIC. Medical dedication
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/medicaldedication.v7i1.29889

Abstract

ABSTRACTOsteoarthritis (OA) is a musculoskeletal disorder caused by several changes as a result of metabolic disturbance. Primary OA is idiopathic, mainly degenerative, and occurs with age. Upon establishing the diagnosis of OA renders the condition itself to be irreversible, but it is possible to halt the progress of the current OA from reaching later and more debilitating stage. The knowledge and awareness of an individual to seek out treatment for potential OA and recognition of OA symptoms are therefore essential in catching the disease when it is still in the earler stages. Among the self-assessment tools available for the general public is the Knee Injury and Osteoarthritis Outcome Score (KOOS), which contains questions that assess the disability of caused by OA specifically of the knee joint. Desa Maro Sebo is a rural area where the majority of residents’ occupation is farming. Musculoskeletal complaints are quite prevalent and troublesome as their day-to-day productivity entails a high level of physical activity and mobility. Enhanced understanding in the symptoms of OA can improve earlier self-awareness about OA particularly of the knee. The method to achieve this is to introduce the KOOS questionnaire and demonstrate how it can be used as a tool for self-assessment by inviting at-risk members of the population to fill the questionnaire with each of their present conditions regarding their knee joints. This community service event was attended by 75 residents, ages 31 – 76 years old, with mean KOOS score of 76,68. The event proved that KOOS is a feasible self-assessment tool to be used for self assessment of symptoms of knee OA.Keywords: Osteoarthritis, self-assessment, knee injury, outcome score ABSTRAKOsteoarthritis (OA) adalah penyakit muskuloskeletal yang terjadi karena beberapa perubahan sebagai akibat dari gangguan metabolisme. OA primer terjadi secara idiopatik, sebagai penyakit degeneratif yang muncul karena penuaan. Apabila diagnosis OA sudah tegak maka OA tidak dapat disembuhkan, namun derajatnya dapat dihambat untuk tidak terjadi progresifitas ke derajat yang makin parah. Maka, peranan dari pengetahuan dan kewaspadaan individu masing-masing sangat penting dalam penilaian sendiri (self-assessment) mengenai kesehatan sendinya. Desa Maro Sebo terdiri atas warga dengan mata pencaharian utama masyarakatnya adalah bertani dan berkebun, maka keluhan nyeri muskuloskeletal adalah permasalahan yang dapat menghambat produktifitas kerja dan kualias hidup sehari-hari. Peningkatan pemahaman cara mengenai cara menilai kesehatan sendi lutut secara mandiri, salah satunya dengan memperkenalkan cara mengisi kuesioner KOOS, diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan warga untuk menghindari terjadinya atau memberatnya OA pada lutut. Metode yang digunakan untuk mencapai peningkatan pengetahuan ini adalah dengan mengundang masyarakat untuk memperkenalkan dan mendemonstrasikan cara mengisi kuesioner KOOS. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dihadiri oleh 75 warga, dengan rentang usia 31 – 76 tahun, dan rata-rata skor KOOS 76,68. Kegiatan ini memperoleh simpulan bahwa penyuluhan kesehatan dengan memperkenalkan kuesioner KOOS cukup efektif dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai gejala awal yang dapat muncul karena penyakit OA, khususnya OA lutut.Kata kunci: osteoarthritis, penilaian diri, skor luaran, sendi lutut
PENYULUHAN KELAINAN DEGENERATIF DI BIDANG ORTHOPEDI MELALUI SENAM OSTEOPOROSIS Humaryanto, Humaryanto; Justitia, Budi; Mulyadi, Deri; Husnul, Husnul; Nuriyah, Nuriyah
Medical Dedication (medic) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat FKIK UNJA Vol. 7 No. 1 (2024): MEDIC. Medical dedication
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/medicaldedication.v7i1.32950

Abstract

ABSTRACTAn important aspect in improving quality of life is bone and joint health, especially as you age. Degenerative disorders in orthopedics such as osteoporosis have become a significant public health problem. Osteoporosis is characterized by a decrease in bone density, increasing the risk of bone fractures and causing various serious complications. For this reason, the service team carried out an activity in the form of counseling and osteoporosis exercises as well as conducting consultations regarding the participants' current disease complaints, especially problems related to osteoporosis in the sub-district services of the city across Jambi. Increase knowledge about degenerative diseases and types of food that are related to the causes of osteoporosis. This begins with osteoporosis exercises and continues with education about degenerative disorders and types of food related to osteoporosis. Participants were given pretest and posttest questions to measure knowledge about degenerative disorders and types of food related to osteoporosis. There was an increase in the number of correct points during the post-test compared to the pretest.Key words: degenerative disorders, osteoporosis, nutrition ABSTRAKAspek penting dalam meningkatkan kualitas hidup adalah Kesehatan tulang dan sendi terutama ditengah pertambahan usia. Kelainan degeneratif di bidang orthopedi seperti osteoporosis telah menjadi masalah Kesehatan masyarakat yang cukup signifikan. Osteoporosis yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang, meningkatkan risiko patah tulang dan menimbulkan berbagai komplikasi serius. Untuk itu tim pengabdian melakukan suatu kegiatan berupa penyuluhan dan senam osteoporosis serta melakukan konsultasi mengenai keluhan penyakit peserta yang saat ini dirasakan terutama masalah yang berkaitan dengan osteoporosis di kecamatan pelayangan kota seberang jambi. Tujuan meningkatkan pengetahuan tentang penyakit degeneratif dan jenis makanan yang berhubungan dengan penyebab terjadinya osteoporosis. Metode kegiatan ini diawali senam osteoporosis dan dilanjutkan penyuluhan kelainan degeneratif dan jenis makanan yang berhubungan dengan osteoporosis. Peserta diberikan soal pretest dan postest untuk mengukur pengetahuan tentang kelainan degenerative dan pola makan yang berhubungan dengan osteoporosis. Hasil terdapat peningkatan jumlah benar saat post-test dibandingkat pretest. Kata kunci: kelainan degenerative, osteoporosis, gizi
Gambaran Mikroskopik pada Hepar Tikus Putih Setelah Pemberian Madu sebagai Anti Adhesi Pasca Laparotomi Af, Intan Fatayat; Miftahurrahmah, Miftahurrahmah; Mulyadi, Deri
Journal of Medical Studies Vol. 3 No. 2 (2023): Journal of Medical Studies
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/joms.v3i2.27369

Abstract

ABSTRACT Background: Honey contains heterogeneous substances that inhibit the growth of gram-positive and gram-negative bacteria. It has an anti-inflammatory effect and enhances the healing process after peritoneal damage. Honey, given intraperitoneally, as much as 34% will be absorbed into the systemic circulation and metabolized by the liver. Methods: Paraffin blocks of rat liver organs weighing 200 grams were divided into four groups. Group A was the control group; Group B was given 3 ml of NaCl; Group C was given 0.27 ml of honey intraperitoneally; and Group D was given 0.54 ml of honey intraperitoneally. Histological examination of liver preparations with 40x and 100x magnification microscope. Results: The study showed changes in cell structure in the form of bleeding, portal inflammation, inface hepatitis, lobular inflammation and vacuolization in all treatment groups. Conclusion: Damage to hepatocyte cells in the form of bleeding, portal inflammation, inface hepatitis, lobular inflammation and vacuolization with observations of all fields of view was found in all treatments, namely giving honey at a dose of 0.27 ml, 0.54 ml honey, given 0.9% NaCl 3 ml and the control group. Keywords: Honey, Liver, Anti adhesi ABSTRAK Latar Belakang: Madu mengandung zat heterogen menghambat tumbuhnya bakteri gram positif dan gram negatif, memiliki efek antiinflamasi, dan meningkatkan proses penyembuhan setelah kerusakan peritoneal. Madu yang diberikan secara intraperitoneal, sebanyak 34% akan diserap ke dalam sirkulasi sistemik dan dimetabolisme oleh hepar. Metode: Blok paraffin organ hepar tikus dengan berat 200 gram yang dibagi 4 kelompok. Kelompok A kelompok kontrol, kelompok B diberikan NaCl 3 ml, kelompok C diberikan madu 0,27 ml intraperitoneal, kelompok D diberikan madu 0,54 ml intraperitoneal. Pemeriksaan histologi preparat hepar dengan mikroskop pembesaran 40x dan 100x. Hasil: Hasil dari penelitian terdapat perubahan struktur sel berupa perdarahan ,portal inflamasi, inface hepatitis, lobular inflamasi dan vakuolisasi pada semua kelompok perlakuan. Kesimpulan: Kerusakan sel hepatosit berupa perdarahan, portal inflamasi , inface hepatitis, lobular inflamasi dan vakuolisasi dengan pengamatan seluruh lapangan pandang didapatkan pada semua perlakuan yaitu pemberian madu dosis 0,27ml ,madu 0,54ml, diberikan NaCl 0,9% 3 ml dan kelompok kontrol. Kata Kunci: Madu, Hepar, Anti adhesion
Gambaran Karakteristik Pasien Retinopati Hipertensi di Poli Mata RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi Periode Tahun 2015-2021 Sari, Wintan; Riasari, Vonna; Mulyadi, Deri
Journal of Medical Studies Vol. 3 No. 2 (2023): Journal of Medical Studies
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/joms.v3i2.27373

Abstract

ABSTRACT Background: Hypertensive retinopathy is a condition with changes in retinal vascularity in a population suffering from hypertension and one of the earliest target organ damage in hypertension, so the condition of the retinal blood vessels is often used as a measure of the condition of the blood vessels of other organs of the body. The purpose of this study was to determine the characteristics of hypertensive retinopathy patients at RSUD H. Abdul Manap kota jambi. Methods: This research uses a descriptive observational method with a cross-sectional research design. The sample for this study was medical record data of hypertensive retinopathy patients at the eye clinic at RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi. The variables in this study were age, sex, degree of hypertension, length of time suffering from hypertension, and body mass index. The total number of samples is 32 people. Results: Based on age, the highest category was found at the age of 51-50 years, with 15 people (46.%). Based on gender sex, the most categories were men, namely 20 people (62.5%). Based on the degree of hypertension, the highest category was grade 1 hypertension, namely 19 people (59.4%). Based on the duration of suffering from hypertension, the highest category was found in the <5 years group, namely 19 people (59.4%). Based on body mass index, the highest category was found in the obesity group 1, namely 14 people (43.8%). Conclusion: Most characteristics of hypertensive retinopathy patients based on age were 51-50 years old, based on sex the most were male, based on the degree of hypertension the most were grade 1 hypertension, based on the duration of suffering from hypertension the most is <5 years, based on the highest body mass index is obesity 1. Key words: Hypertensive retinopathy, Patient characteristics ABSTRAK Latar Belakang: Retinopati hipertensi merupakan suatu kondisi dengan perubahan vaskularisasi retina pada populasi yang menderita hipertensi dan salah satu kerusakan organ target paling awal pada hipertensi, sehingga keadaan pembuluh darah retina sering dipakai sebagai ukuran keadaan pembuluh darah organ tubuh lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien retinopati hipertensi di RSUD H. Apdul Manap. Metode: Peneitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Sampel peneitian ini adalah data rekam medis pasien retinopati hipertensi di poli mata RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi. Variabel peneitian ini adalah usia, jenis kelamin, derajat hipertensi, lamanya menderita hipertensi, dan indek masa tubuh. Jumlah total sampel adalah 32 orang. Hasil: Berdasarkan usia di dapatkan kategori terbanyak pada umur 51 – 50 tahun sebanyak 15 orang (46,%). Berdasarkan jenis kelamin di dapatkan kategori terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 20 orang (62,5%). Berdasarkan derajat hipertensi di dapatkan kategori terbanyak adalah hipertensi derajat 1 yaitu sebanyak 19 orang (59,4%). Berdasarkan lamanya menderita hipertensi di dapatkan kategori terbanyak pada kelompok < 5 tahun yaitu sebanyak 19 orang (59,4%). Berdasarkan indek masa tubuh di dapatkan kategori terbanyak pada kelompok obesitas 1 yaitu sebanyak 14 orang (43,8%). Kesimpulan: Karakteristik pasien retinopati hipertensi terbanyak berdasarkan usia adalah umur 51- 50 tahun, berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki, berdasarkan derajat hipertensi terbanyak adalah hipertensi derajat 1, berdasarkan lamanya menderita hipertensi terbanyak adalah <5 tahun, berdasarkan indeks masa tubuh terbanyak adalah obesitas 1. Kata Kunci: Retinopati hipertensi, Karakteristik pasien