Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MENTAL EMOSIOAL ANAK USIA PRA SEKOLAH (4-6 TAHUN) Suharno, Budi; Tristanti, Lila
MIKIA: Mimbar Ilmiah Kesehatan Ibu dan Anak (Maternal and Neonatal Health Journal) Vol 3, No 1 (2019): MIKIA Volume 3. Nomor 1 Mei Tahun 2019
Publisher : Ocean Learning Center (OLC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.423 KB) | DOI: 10.36696/mikia.v3i1.61

Abstract

AbstrakPola asuh yang di terapkan orang tua kepada anak, akan mempengaruhi beberapa perkembangan, salah satunya yaitu perkembangan mental emosional anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan mental emosional anak usia pra sekolah (4-6 tahun). Metode penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross setional. Populasi semua orang tuanya di TK Aisyiyah (ABA) 24 Malang sejumlah 88 responden. Teknik sampling simple random sampling, sebanyak 72 responden. Instrumen pengumpulan data kuesioner pada pola asuh masalah mental emosional (KMME). Melalui  uji  statistik    Chi-square  dengan  ?  0,05;  derajat  kebebasan (dk)  (2),didapatkan X2 tabel = 5,991 dan X2 hitung = 7,903. maka H0  ditolak, artinya ada hubungan yang signifikasi antara pola asuh orang tua terhadap perkembangan mental emosional anak di TK Aisyiyah (ABA) 24 Malang. Pola asuh yang diterapkan sebagian besar demokratis, dan anak tidak mengalami gangguan mental emosional.  Kata Kunci: Pola Asuh, Perkembangan Mental Emosional 
Gambaran Pengetahuan PHBS Siswa Kelas IV di SDN Wonomulyo 1 Kecamatan Poncokusumo Wati, Annisha Rahma; Suharno, Budi; Lala, Handy
Jurnal Pendidikan Kesehatan (e-Journal) Vol. 13 No. 1 (2024): Jurnal Pendidikan Kesehatan (E-Journal)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jpk.v13i1.4145

Abstract

Abstract Elementary school-age children are an age group that is vulnerable and susceptible to health problems, the more prominent problem is clean and healthy living behavior. PHBS (Clean and Healthy Living Behavior) is an effort to provide learning experiences to create conditions for individuals, families, groups and communities. The purpose of this study was to describe knowledge about clean and healthy living behavior for elementary school students. This research method is a quantitative method with a descriptive design that describes the description of the elementary school children's knowledge of how to live a clean and healthy life. Determination of the sample using purposive sampling with the number of respondents 30 grade 4 elementary school students. The results of the study showed that almost all respondents had good knowledge of 90% and a small proportion had sufficient knowledge of 10%. The conclusion is that almost all respondents never received information related to PHBS knowledge, but there were still some respondents who received information regarding PHBS with sources of information through teachers and the internet. Knowledge of SD Wonomulyo 1 students about Clean and Healthy Behavior (PHBS) after being educated using media print in the form of a leaflet that is in the good category, based on the results of statistical tests showing an overview of the knowledge of elementary school children about clean and healthy living behaviors. Keywords: School Children; Knowledge; Clean and Healthy Living Behavior (PHBS)
THE EFFECT OF EDUCATION ON STUDENTS' KNOWLEDGE AND BEHAVIOUR ABOUT HEALTHY SNACKS AT SDN MERGOSONO 3 IN MALANG CITY Agustin, Adelia Putri Dwi; Saputra, Dimas Dwi Yoga; Suharno, Budi
HEARTY Vol 12 No 3 (2024): AGUSTUS
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/hearty.v12i3.7878

Abstract

Children often buy food outside and do not pay attention to hygiene and the content of the food. Based on a survey by the Food and Drug Administration, more than 99% of children consume snacks while at school. This high percentage allows the risk of health problems in children to be greater. The aim of the study was to identify the effect of education on students' knowledge and behaviour about healthy snacks. This research method is a quantitative method with a pre-experimental one group pre-test post-test research design. Sample determination using purposive sampling with a total of 30 respondents. The results of the study, the pretest knowledge of 13 students 43.3% good category, 17 students 56.7% sufficient category. After education, the results increased to 30 students 100% in the good category. Whereas in the results of behaviour before being given education (pretest) in the positive category none of the respondents behaved positively and negative behaviour of all 30 respondents 100%, behaviour after education (posttest) in the positive category increased to 100%. Hypothesis testing using the Wilcoxon Test with a knowledge value sign of 0.000 where (p < 0.05) and a behaviour value sign of 0.000 where (p < 0.05) so that it can be said that there is an increase in knowledge and behaviour after education to students about healthy snacks. It can be concluded that education is effective in improving students' knowledge and behaviour about healthy snacks.
Pengaruh pengembangan potensi tim penggerak pendongeng boneka tangan (hand puppet) terhadap perilaku dan keterampilan basuh tangan dengan sabun siswa kelas IV Minu Polowijen Kota Malang Fardani, Fadloil Najla Wida; Asiyah, Siti; Suharno, Budi
Journal of Health Research Science Vol. 4 No. 01 (2024): Journal of Health Research Science
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jhrs.v4i1.1038

Abstract

Latar Belakang: Kebiasaan menbasuh tangan dengan sabun sebaiknya dimulai sejak usia sekolah, karena anak-anak rentan terhadap penyakit di lingkungan mereka. Namun, di usia sekolah dasar, kebiasaan ini masih jarang dilakukan dengan baik. Menurut hasil Riskesdas tahun 2018, hanya sekitar 49,8% dari penduduk usia di atas 10 tahun di Jawa Timur yang mencuci tangan dengan benar. Sedangkan di Kota Malang, angka tersebut mencapai 62%.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain pre-eksperimental menggunakan pendekatan rancangan pre-test post-test satu kelompok.Hasil: Dari temuan penelitian ini, terjadi peningkatan yang signifikan antara kondisi sebelum dan setelah pengembangan potensi melalui tim penggerak pendongeng boneka tangan. Data telah diuji menggunakan uji Wilcoxon, dengan hasil nilai p p value untuk perilaku CTPS sebesar 0,000, yang lebih kecil dari nilai α (0,05), dan untuk keterampilan CTPS sebesar 0,000, juga lebih kecil dari nilai α (0,05).Kesimpulan: Pengembangan potensi melalui tim penggerak pendongeng boneka tangan memiliki dampak yang signifikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tim penggerak pendongeng boneka tangan  mampu menjadi salah satu solusi efektif dalam meningkatkan perilaku dan keterampilan menbasuh tangan dengan sabun.
Perkembangan Psikososial Anak Usia 3-4 Tahun di Daycare Agustia, Dilma’aarij Riski; Setyaningsih, Wahyu; Suharno, Budi
Aulad: Journal on Early Childhood Vol. 3 No. 3 (2020): December 2020
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/aulad.v3i3.75

Abstract

Perkembangan psikososial perlu mendapat perhatian serius karena sangat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya, menentukan anak dalam bersikap, mengambil keputusan di masa depan. Perkembangan psikososial membutuhkan stimulus dan rangsangan yang tepat agar berkembang secara optimal. Penelitian ini untuk mengidentifikasi dan memberikan gambaran hasil perkembangan psikososial anak usia 3-4 tahun di Daycare Kota Malang. Metode: desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan metode survey. Jumlah sampel 39 anak yang dipilih secara proportional random sampling. Data tentang perkembangan psikososial diperoleh menggunakan Kuesioner Masalah Mental Emosional dan kuesioner tambahan yang telah diuji validasi dan reabilitasnya. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 43,6% anak memiliki perkembangan psikososial yang menyimpang (KMME) dan 15,4% anak memiliki perkembangan psikososial yang kurang (kuesioner tambahan). Hal ini dikarenakan kurangnya pemberian stimulus oleh orangtua dan pengasuh daycare. Oleh karena itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan perkembangan psikososial anak usia 3-4 tahun dengan pemberian stimulus yang tepat.